Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Room Tour Rumah Joglo Milik Mertua di Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah

24 Juni 2023   20:02 Diperbarui: 24 Juni 2023   20:03 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Joglo milik mertua tampak depan (dokumentasi pribadi)

Indonesia yang kaya akan suku budaya sudah barang tentu memiliki beragam rumah adat di masing-masing daerahnya. Salah satunya Rumah Joglo di Jawa Tengah. Bedanya, Rumah Joglo bukan hanya untuk rumah adat, tetapi juga untuk rumah kediaman masyarakat umum di Jawa Tengah.

Dua minggu terakhir, saya berlibur ke Jawa Tengah, Kota Sukoharjo tepatnya. Ini bukan kunjungan pertama, tetapi hingga 2023 sekalipun rumah-rumah masyarakat di sini masih sangat banyak yang berbentuk Rumah Joglo. Memang sudah ada beberapa rumah minimalis modern yang dibagun masyarakat, tetapi Rumah Joglo yang kental akan adat itu masih merajai rumah-rumah di sini.

Pada zaman dulu, Rumah Joglo hanya mampu dibangun oleh para bangsawan dan orang-orang dengan status sosial menengah ke atas karena bahan materialnya kayu jati yang cenderung mahal. Pengerjaan pembangunannya pun membutuhkan waktu yang panjang, itu sebab membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tetapi, zaman sekarang Rumah Joglo dapat dan mampu dibangun oleh sebagian besar masyarakat Solo, Jawa Tengah. Terbukti dengan berjejernya bangunan-bangunan Rumah Joglo milik masyarakat setempat yang bahkan berprofesi sebagai pekerja kasar.

Luar biasa mendarah daging rasa mempertahankan adat istiadat dalam bentuk rumah adat ini. Patut dikagumi cara masyarakat setempat mempertahankan kekayaan budaya rumah adat. Patut berdecak kagum melihat pemandangan jejeran rumah adat dari perkotaan hingga pedesaan di wilayah Solo, Jawa Tengah.

Pada ulasan kali ini, saya akan menulis room tour di rumah mertua, Rumah Joglo sederhana. Mungkin tidak semegah Rumah Joglo para raja dan bangsawan tetapi sesederhana itu pun Rumah Joglo tampak menawan.

Rumah Joglo milik mertua tampak dari Luar

Joglo sendiri berasal dari dua kata yaitu "tajug" dan "loro" yang disingkat menjadi juglo dengan arti rumah yang terdiri dari dua tajug. Tampak dari luar bagian atas rumah terdiri dari dua tajug. Tajug terdapat pada atap rumah dengan bentuk seperti gundukan kerucut berbentuk piramida. Biasanya di bagian atap terdiri atas dua tajug di bagian depan dan belakang. Jadi, Rumah Joglo tidak cukup hanya satu bagian. Dua tajug artinya dua bangunan rumah yang digabungkan.

Dari samping tampak dua tajug di atas yang menjulang bak piramida (dokumentasi pribadi)
Dari samping tampak dua tajug di atas yang menjulang bak piramida (dokumentasi pribadi)

Tampak dari luar, tubuh Rumah Joglo berukuran lebih pendek dibandingkan bangunan-bangunan rumah minimalis modern yang tingginya sampai 3-4 meter. Yang tinggi dari Rumah Joglo adalah bagian atapnya yang menjulang tinggi berbentuk gunung. Tajug yang tinggi berbentuk piramida atau gunung sendiri bermakna bahwa gunung itu kokoh dan tempat tertinggi para dewa. Maka, Rumah Jogjo bermakna agung dan gambaran kokohnya gunung atau kehormatan.

Pilar-pilar beton di teras rumah tampak besar dan kokoh dengan ukiran-ukiran khas Jawa. Ukiran bukan hanya terdapat pada pilar, di bagian luar pintu masuk juga terukir cantik ukiran-ukiran khas.

Di bagian depan terdapat banyak jendela kaca yang panjang dan sangat rendah. Pintu depan tidak cukup satu, terdapat tiga pintu masuk bagian depan. Awalnya membingungkan untuk apa tiga pintu masuk di depan, ternyata memang pintu depan terhubung dengan bangunan bagian depan yang dinamakan pendopo tanpa sekat ruangan.

Rumah Joglo milik mertua bagian dalam

Masuk ke dalam rumah bagian depan yang disebut pendopo, adalah bagian ruangan tanpa sekat. Bagian ini sangat luas seperti aula. Ruangan paling depan ini sengaja tidak terdapat sekat sama sekali karena memang diperuntukan digelarnya acara-acara perkumpulan keluarga. Pendopo ini simbol keramahan dan keterbukaan untuk para tamu yang berkunjung ke rumah.

Bagian pendopo (dokumentasi pribadi)
Bagian pendopo (dokumentasi pribadi)

Ketika penghuni rumah mengadakan acara atau syukuran dalam rangka apapun itu, biasanya para tamu akan dipersilakan atau ditampung di bagian pendopo ini. Tidak terdapat sekat ruangan, hanya terdapat delapan pilar penopang atap rumah. Pilar-pilar ini biasanya disebut soko guru. Pada umumnya soko guru di pendopo terdapat empat pilar saja. Empat pilar ini simbol empat arah mata angin dari segala sisi.

Kemudian memasuki ruang tengah yang disebut pringgitan atau rumah dalam. Terdapat pintu masuk atau Lorong dari pendopo ke pringgitan/ rumah dalam. Di rumah mertua sendiri, bagian ini diperuntukan kumpul-kumpul keluarga utama saja. Biasanya di pringgitan ini kami ngobrol setelah melepas lelah, nonton tv, ngemil, dan lain-lain.

Dari area pringgitan tampak kamar-kamar utama
Dari area pringgitan tampak kamar-kamar utama

Berikutnya bagian ketiga adalah bagian ruang utama atau kamar-kamar. Di Rumah Joglo umumnya terdapat tiga kamar. Begitu pun di rumah mertua saya. Terdapat tiga kamar utama, yaitu kamar pertama diperuntukan anak lekaki, kamar kedua untuk anak perempuan dan kamar ketiga untuk tempat panenan atau padi hasil panen. Konon katanya zaman dulu kamar ketiga pada Rumah Joglo umumnya diperuntukan tempat menyimpan pusaka juga.

Itulah tiga bagian utama Rumah Joglo, bagian pendopo, bagian pringgitan dan bagian kamr-kamar. Di rumah mertua sendiri terdapat ruangan tambahan berupa dapur yang tak kalah luas. Walau terdapat perabotan yang sudah modern, tetapi masih juga ada koleksi perabotan tradisional seperti kendi tempat air ukuran besar dan ukuran kecil seperti teko tempat air minum.

Tempat air tradisional koleksi di dapur mertua (dokumentasi pribadi)
Tempat air tradisional koleksi di dapur mertua (dokumentasi pribadi)

Walau pun badan bangunan rendah, di dalam Rumah Joglo tetap terasa sejuk tanpa air conditioner (AC). Katanya, hal ini dikarenakan atap rumah joglo yang menjulang tinggi dan terbuat dari genteng/bukan seng.

Demikian room tour Rumah Joglo milik mertua di salah satu desa di Kabupaten Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah. Sebagian besar masyarakat sini memang masih mempertahankan rumah adat ini. Hanya terdapat sedikit di desa ini rumah-rumah modern minimalis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun