Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Selamat Hari Buku Nasional: Minat Baca Rendah, Siapa yang Merayakannya?

17 Mei 2023   16:34 Diperbarui: 19 Mei 2023   14:21 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, Rabu, tanggal 17 Mei 2023 bertepatan dengan Hari Buku Nasional (Harbuknas). Hari Buku Nasional pertama kali dicetuskan oleh Mentri Pendidikan era Kabinet Gotong Royong yaitu Abdul Malik Fadjar tahun 2002 silam. 

Ini artinya perayaan Hari Buku Nasional telah berlangsung lebih dari dua dekade lamanya. Penentuan tanggal 17 Mei sebagai Hari Buku Nasional diambil dari tanggal dan bulan berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Hari Buku Nasional tercetus sebab permasalahan budaya membaca yang rendah di Indonesia. Di tahun 2002 UNESCO mencatat bahwa angka melek huruf di Indonesia pada orang dewasa hanya 87,9%. Angka tersebut lebih rendah dibanding negera-negara di Asia Tenggara lainnya. Cukup memprihatinkan mengingat kegemaran membaca memiliki andil dalam kemajuan suatu bangsa. 

Budaya membaca juga  berawal dari kemampuan membaca terlebih dahulu. Jika warga negaranya belum merata melek huruf, sampai kapan dan sampai mana negara akan berkembang pesat selayaknya negara maju lainnya?

Berikutnya UNESCO juga mentatat bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya dari 1.000 rakyat Indonesia, hanya ada satu orang yang memiliki kegemaran membaca. Indonesia menduduki urutan ke-60 dari 61 negara tentang survei minat baca. Miris, bukan?

Jika kenyataannya seperti ini, siapakah yang merayakan Hari Buku Nasional? Satu orang dari 1.000 orangkah? Apa yang harus dilakukan oleh segelintir orang pecinta buku ini?

Melakukan kampanye Hari Buku Nasional di Sosial Media dan Blog Pribadi

Di era serba digital ini, kampanye tidak melulu berbondong-bondong ke jalanan dan menyebar flayer soal ajakan membaca buku. Sosial media yang telah dimiliki sekian banyak orang dapat dimanfaatkan untuk melakukan kampanye.

Apalagi dilansir dari kominfo.go.id bahwa masayarakat Indonesia malas membaca tapi cerewet di medsos. Jadi, media sosial dapat berperan besar untuk digunakan oleh segelintir kaum-kaum penyuka buku untuk mengampanyekan betapa pentingnya membaca hingga ada perayaan Hari Buku Nasional Indonesia.

Selain kampenye diberbagai sosial media, blog pribadi seperti Kompasiana ini juga dapat menjadi sarana kampanye seperti ulasan ini. Suarakanlah betapa pentingnya kemampuan membaca dan membudayakannya. Budaya membaca adalah aset bangsa. Mari teman-teman, melek baca dan suarakan betapa anugrah mendapat informasi dari membaca.

Menyisihkan Uang untuk Membeli Buku Asli

Sebagai pecinta buku dapat merayakan Hari Buku Nasional dengan membeli buku baru sebagai hadiah untuk diri dalam memuaskan minat membaca. Tidak lupa buku yang dibeli adalah buku asli, bukan bajakan. Ini dilakukan demi keberlangsungan buku asli dan penghargaan bagi penulis juga penerbitnya. Ini dilakukan agar kelestarian buku asli tetap terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun