Mengucapkan salam dan selalu berterima kasih mungkin hal yang dianggap sepele. Tetapi ini adalah hal kecil yang dapat memberikan kesan memikat. Jika tim assessor telah mengucapkan salam terlebih dahulu, Bapak/Ibu Guru cukup menjawab salam.
Kemudian kapan harus berterima kasih? Berterima kasihlah di setiap momentum. Misalnya saat Bapak/ibu Guru diminta untuk memperkenalkan diri, berterima kasihlah atas waktu yang sudah dipersilakan, berterima kasihlah atas kesempatan berada di tahap seleksi ini, bahkan berterima kasihlah sebelum menjawab pertanyaan.
- Tidak menangkap layar dan merekam proses wawancara
Menangkap layar atau screenshot dan merekam proses seleksi wawancara adalah tindak pelanggaran. Apalagi tim assessor selalu memperingatkan untuk tidak melakukan pelanggaran tersebut di setiap awal wawancara. Maka hindari sejauh-jauhnya pelanggaran ini, tidak perlu bersikap alay melakukan tangkap layar dan mengunggahnya di story sosial media demi sebuah konten.
Pesiapan Kompetensi  yang Harus Dikusai
Sebagai seorang pendidik tentu tidak dapat bersikap individualis di ranah kerja bahkan ranah masyarakat. Sebagaian besar kompetensi yang harus dikuasai dalam seleksi wawancara adalah sikap sosial, peduli dan mengolah emosi.
- Kompetensi dalam menjalani panggilan jiwa sebagai pendidik.
Lagi-lagi guru bukanlah cita-cita yang sempurna tanpa didampingi oleh panggilan jiwa. Panggilan jiwa sebagai pendidik adalah pelengkap cita-cita sebagai seorang guru.
- Kompetensi berkolaborasi.
Menjadi guru bukanlah ajang berkonpetisi siapa yang menjadi guru hebat, tetapi menjadi guru adalah berkolaborasi bagaimana dapat berkerja sama menjadi guru hebat dan mampu mencerdaskan anak bangsa.
- Kompetensi resiliensi
Guru bukanlah pekerjaan yang menye-menye. Daya juang dalam darah seorang pendidik harus mengalir deras.
- Kompetensi Inisiatif
Guru tidak cukup menyalurkan ilmu. Peserta didik bukan robot yang tinggal ditransfer data. Banyak masalah yang berkaitan dengan peserta didik, disitulah guru harus cekatan dalam berinisiatif.
- Kompetensi pembelajaran yang berkelanjutan
Diketahui bahwa guru tidak akan mampu mengajar tanpa belajar. Sedangkan dunia ini tidak pernah berhenti mengajar. Berhenti belajar, maka tertinggal.
- Kompetensi mengembangkan orang lain.
Pintar sendiri tak akan berarti, itu adalah kunci untuk berbagi. Berbagi itu adalah peduli. Mengembangkan orang lain adalah bentuk ilmu Bapak/Ibu Guru berguna bagi sesama.
- Kompetensi  kematangan etika/emosi.