Wisuda bukan hanya sekadar selebarasi kelulusan, tetapi juga perayaan syakral untuk mengenang bertahun-tahun perjuangan selama pendidikan.Â
Maka tidak heran jika saat wisuda, segalanya harus tampil istimewa. Mengenakan toga adalah keistimewaan pada umumnya, masih banyak pernak-pernik lain yang yang khusus dipersiapkan oleh wisudawan agar perayaan wisuda berkesan selamanya.
Masing-masing wisudawan pasti memiliki kisah wisuda yang berkesan hingga tak terlupakan. Dari yang sangat hura-hura sampai yang sangat sederhana.Â
Saya ingin berbagi pengalaman pribadi ketika harus merayakan wisuda dengan cara yang sangat sederhana dan tentu hemat dana.
Tanpa Makeup Artist (MuA)
Ketika para wisudawati beramai-ramai mendatangi salon kecantikan atau bahkan mengundang seorang MuA ke rumah untuk merias, justru saya merias diri saya sendiri di rumah.Â
Para wisudawati bahkan dirias sebelum subuh. Berjam-jam mereka menghabiskan  waktu untuk mempercantik tampilan di hari spesial. Sedangkan saya hanya menggunakan peralatan makeup yang saya miliki. Kuas sana, kuas sini.
Saya tidak mahir betul dalam dunia rias-merias. Tetapi saya berusaha merias diri secantik mungkin sesuai dengan kemampuan. Kemampuan merias dan kemampuan dana. Saya berpikir bahwa jika saya menggunakan jasa salon kecantikan dan MuA, maka dana yang saya keluarkan hanya dapat dinikmati sampai perayaan wisuda berakhir. Namun jika saya membeli alat makeup, maka setelah wisuda pun saya masih memiliki alat makeup bahkan bertambah koleksi alat mekeup yang saya miliki sebelumnya. Saya sempat berbelanja sedikit tambahan alat makeup saat itu.
Saya cukup padu-padankan warna saja. Saat itu di Universitas pattimura Ambon, pakaian untuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan terdapat nuansa ungu muda. Maka saya beri kesan ungu muda juga di polesan makeup. Eyeshadow ungu muda ditonjolkan. Begitu pun dengan hijab, warna senada menjadi pilihan.
Jadilah tampilan makeup tipis sederhana. Sampai perayaan wisuda selesai, makeup tidak luntur dan tidak menggumpal oleh keringat.
Tanpa Kebaya
Saat hampir seluruh wisudawati mengenakan pakaian kebesaran wanita Indonesia yaitu kebaya, saya tidak memiliki kebaya saat itu. Untuk menyewa juga rasanya sayang sekali. Mahal dan hanya untuk sekali pakai.
Saya memutuskan untuk mengenakan gamis putih yang masih bersih dan warnanya masih tampak baru. Gamis putih tersebut terdapat aksen pita dibagian pinggang dan broklat di bagian dada. Jadi masih bisa tampak cantik tanpa mengeluarkan budget sewa kebaya.
Bukan berarti saya tidak ingin wisuda mengenakan kebaya, tetapi saat itu memang kemampuan saya masih belum mumpuni. Jika saya berkesempatan untuk wisuda lagi, insya Allah saya akan membeli kebaya baru atau mengenakan kebaya yang sudah saya miliki saat ini. Â Â
Tanpa Didamping Keluarga
Saya menempuh Pendidikan di Universitas Pattimura, Ambon. Sedangkan orang tua saya tinggal di Pulau Buru. Membutuhkan waktu delapan jam perjalanan menggunakan kapal.
Kebetulan saat itu sedang musim ombak tinggi di lautan. Bapak saya juga tidak begitu kuat untuk menempuh perjalanan itu. Bapak mudah mabuk kendaraan, apalagi kendaraan laut. Cemas Bapak sakit jika nekad ke Ambon, saya memutuskan untuk tidak didampingi orang tua.
Saat tiba di auditorium kampus, banyak wisudawan yang didampingi keluarga bahkan sampai bermobil-mobil pasukan pengantar. Saya menghela napas ikhlas. Â
Tanpa Hajatan
Perayaan wisuda di kampus rasanya belum cukup. Hajatan di rumah saat wisuda sudah menjadi tradisi di sekitar saya. Bahkan ada yang mengadakan pesta tiga hari tiga malam.
Saya sama sekali tidak mengadakan hajatan mengundang teman-teman atau berpesta. Saya hanya bersyukur dan berharap ilmu yang saya dapat dari universitas bermanfaat dengan memiliki perkerjaan yang layak.
Begitulah kisah perayaan wisuda saya yang sederhana dan sangat hemat dana. Tidak saya sesali karena di situlah kemampuan saya. Berharap akan wisuda kembali agar dapat mengenakan apa-apa yang diinginkan dalam perayaan. Intinya, bukan seberapa mewah perayaannya, tetapi seberapa saya berguna setelah wisuda.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI