Pergimu mungkin hanya gaungan pesawat dan berlalu
Di ibu kota kau jumpa ramuan penawar pilu
Satu, dua, tiga detik kemudian meranamu tentangku layu
Tunas benih-benih cinta segar yang baru
Lalu bagaimana denganku atas pergimu?
Ada napas yang terus-menerus teriris rindu
Ada ingatan yang dijajah masa lalu
Ada janjimu yang terikat di arena tunggu
Bagaimana jika rinduku membiru?
Balutan lukaku lama membeku
Bahkan aliran rinduku pun membatu
Tidakkah kau tahu itu, Tuanku?
Pergimu hanya hentikan temu
Bukan hentikan cinta yang menjalar ke nadiku
Tidak pula hentikan linunya rindu
Alasan kuat bagiku menunggu
Kembalilah jika masih ingat waktu
Ada aku yang termangu tanpa ragu
Taukah kau harus ke mana, Tuanku?
Di sini, hatiku hanya miliki satu pintu
Buru, 20 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H