Mohon tunggu...
Dwi Aryanti
Dwi Aryanti Mohon Tunggu... -

Introvert, hard working and stubborn. Passionate in writing (dwiaryanti.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sinopsis Delapan Episode Menuju Unlimited Dream

25 Mei 2016   20:00 Diperbarui: 26 Mei 2016   10:15 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Segala sesuatu yang datang dalam hidup Anda ditarik oleh Anda ke dalam hidup Anda. Dan segala sesuatu itu tertarik ke Anda oleh citra-citra yang Anda pikirkan dalam benak. Apa pun yang berlangsung dalam benak, Anda menariknya dalam ke diri Anda.

 

Jika kita berpikiran positif maka hal-hal baik akan kembali kepada kita dan sebaliknya. Sungguh, impian untuk dapat melanjutkan kuliah melalui jalur beasiswa merubah hidup saya. Entah mengapa saya tidak menyadarinya bahwa kota yang saya benci awalnya ini adalah kota yang begitu indah. Saya bersyukur.

 

Indahnya pemandangan di tempat kerja ^.^
Indahnya pemandangan di tempat kerja ^.^
EPISODE 5:

Dengan semangat, saya mencari persyaratan apa saja yang diperlukan untuk diterima di kampus impian. SAYA INGIN JADI AHLI MANAJEMEN RISIKO PEMERINTAHAN!! teriak saya pada dunia. Karena tentu jika saya mendapat beasiswa nanti, harus dapat saya pertanggungjawabkan untuk kepentingan umum dan perbaikan Indonesia.

Hal ini tidak mudah, karena saya harus memenuhi standar bahasa Inggris sebagai salah satu persyaratannya. Saya memutar lagi memori di saat sekolah, angka 6 yang selalu menghiasi nilai rapor bahasa Inggris. Bahkan saya  mengira grammar bahasa Inggris itu hanya tenses saja. Saya perlu berlari mengejar ketertinggalan.

 

EPISODE 6:

Reading, Listening, Speaking dan Writing menjadi santapan belajar setiap pulang kerja. Walau ada beberapa teman yang tidak suka dengan keputusan saya, tidak setuju dan bertanya kenapa mau kuliah di luar negeri, berpisah (lagi) jauh dari keluarga. Ah, saya tak mesti menjelaskan semua pertimbangan saya ke orang-orang, karena belum tentu mereka setuju dengan pandangan saya, mereka pun (untungnya) tidak mengalami bagaimana rasanya harus meninggalkan keluarga. Suami ridha dan keluarga mendukung, itu cukup bagi saya. Apa kalian lebih suka melihat saya hidup tanpa tujuan seperti 3 bulan dulu? Akhirnya saya memutuskan untuk menutup telinga dari suara-suara sumbang dan melanjutkan perjalanan.

We’ve got to stop listening to everyone else and looking for approval from others, this is our life and no one else knows what we are truly capable of and what we were born to do

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun