Â
EPISODE 2:
Akhirnya, akhir tahun Fatih bersama saya di kota asing ini. Bahagia, hanya itu yang saya rasa. Tapi, Fatih sakit.
Fatih yang tidak pernah kenal lelah berlarian, Fatih yang hanya bisa terdiam ketika sedang tidur. Kondisinya lemas, begitupun jiwa saya. Apa yang harus saya lakukan?
Dengan berbagai pertimbangan saya melepasnya kembali untuk hidup yang lebih baik di kota asal. Dan Fatih kembali ceria, kembali bermain bersama teman-temannya, kembali aktif. Tapi saya?
Saya pandangi cermin dari lemari kosan (ya, demi faktor keamanan, saya memutuskan tinggal di kos bersama dengan 20 pintu kamar mahasiswi lainnya disini). Di cermin, saya melihat wajah yang tidak saya kenal, wanita dengan sinar mata yang hampa dan kosong
Â
EPISODE 3:
Saya kumpulkan kembali puing-puing hati yang terserak. Saya susun satu-persatu, pelan-pelan. Saya harus bangkit!! Membenci diri sendiri, mengutuk long distance marrige malah akan memperburuk keadaan. Saya harus punya mimpi, mimpi yang akan terus menyuburkan harapan untuk dapat berkumpul kembali dengan keluarga
Â
EPISODE 4:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!