guru, engkau tempat berteduh di kala kebingungan menimpa,
tempat kembali disaat kebodohan menyelimuti,
tempat bersandar dalam derita dan cobaan,Â
tempat pijakan hidup yang mulia.
guru, engkau matahari yang ditunggu cahayanya,
engkau rembulan yang ditunggu keindahannya,
engkau malam yang dicari kenyamanannya,
engkau siang yang dicari semangat jiwa pengorbananmu.
guru, engkau mampu melunakkan hati yang keras,
membimbing pada jalan ilahi,
menuntun dari keterbelakangan paradigma dan mengsad yang sekian lama menyandra.
guru, engkau kepribadian yang kuat dan kokoh,
bagaikan sebuah pohon yang besar,
yang menjulang tinggi dan akarnya mengakar
dan rantingnya rindang dan dedaunannya hijau bersemi.
 indah yang memandangnya, sejuk tatapannya,
keteduhan dan ketenangan membuat hati menjadi tenang dan nyaman.
guru, engkau tak pernah lelah dalam menunjukkan pada Jalan tuhan,
tak pernah berhenti mencoba memahami kondisi dan keadaan ku,
tak pernah bosan untuk terus menggandeng tanganku menuju kebaikan.
guru, dihari yang sangat penting ini dalam hidup ku,
di hari yang sangat sakral dan penting untuk kita bersama.
dihari ini, ku ucapkan terima kasih atas segala ketulusan
dan keikhlasan yang lahir dari hati suci engkau,
hari ini adalah sebuah momentum untuk anak didik engkau
agar lebih dalam mengenal dirimu,
momentum ini mengingatkan aku tentang sosok dirimu yang penting dalam hidup ku,
tanpa momentum seperti ini,
tak akan lebih mengenal dan memahami engkau,
sejenak kita duduk bersama dalam momentum ini,
agar aku tidak lupa dan melupakan perjuangan dan pengorbanan mu,
bagaimana aku tak mengenal engkau,
sementara engkau bagian dalam hidup ku,
engkau tak kan pernah aku lupakan dalam hidup ku,
bagaimana aku bisa melupakannya
sementara perhatian mu telah mengisi ruang hidup ku,
saya sudah tak mampu menggambarkan diri mu,
begitu pentingnya dirimu dalam perjalanan hidup ku,
sekiranya mendung menggambarkan awan
yang gelap disitulah engkau manjadi penerangan.
mohon maaf dan ungkapan doa yang selalu yang teriringi dalam sanubari ku.
selamat haru guru nasional.Â
by, MUHIMIN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H