Mohon tunggu...
Halomoan simbolon
Halomoan simbolon Mohon Tunggu... Guru - GURU DI UPT SPF SDN 101855 KUTALIMBARU

Hobi:Bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

25 Juni 2024   12:59 Diperbarui: 25 Juni 2024   13:16 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu." (Ki Hajar Dewantara).
Salam Guru Penggerak.

Sebagai seorang pendidik atau guru, tentunya kita masih ingat dengan perkataan Ki Hadjar Dewantara di atas. Dari pernyataan Ki Hadjar Dewantara tersebut, kita dapat belajar bahwa setiap murid adalah pribadi yang unik sesuai dengan kodratnya masing-masing. Tugas seorang guru adalah menyediakan sebuah lingkungan belajar yang memungkinkan anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan keunikan dan kodratnya masing-masing dan memastikan dalam proses untuk tumbuh dan berkembang anak tersebut anak mengalami kadaan yang selamat dan bahagia.

Dalam memahami kebutuhan belajar murid, Ki Hadajar Dewantara mengibaratkan guru sebagai seorang tukang pahat kayu. Seorang tukang pahat kayu, harus memahami jenis dan karakteristik kayu tersebut sebelum memahatnya. Tujuannya agar kayu tersebut akan menjadi sebuah karya seni yang memiliki nilai yang sangat tinggi dihadapan orang yang melihatnya, setelah dilakukan pemahatan. Murid diibaratkan sebagai kayu pahatan, dan guru adalah tukang pahat. Oleh karena itu guru perlu memahami jenis dan karakteristik belajar murid tersebut, agar guru dapat menghadirkan pembelajaran yang bermakna bagi setiap murid dalam proses menuntun mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Kebutuhan belajar murid tentunya berbeda-beda dan beragam sesuai dengan kodrat murid tersebut. Untuk itu guru perlu melakukan pendekatan-pendekatan baik asesmen secara lisan maupun tertulis. Hasil asesmen tersebut dipergunakan guru untuk dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, sehingga guru dapat merancang sebuah pembelajaran yang dapat mengadaptasi semua kebutuhan belajar murid tersebut.

Untuk menjawab kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda, maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. (Modul 2.1, Pendidikan Guru Penggerak, Kemendikbudristek, Thn 2024, hal 9). Keputusan yangmasuk akal tersebut berkaitan dengan: (1) Tujuan pembelajaran yang didefenisikan secara jelas kepada murid, (2) Cara guru merespon kebutuhan belajar murid, (3) Cara guru untuk mengundang murid agar belajar dan bekerja keras mencapai tujuan pembelajaran, (4) Manajemen kelas yang aktif, (5) Penilaian yang berkelanjutan.

"Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek yaitu: Kesiapan belajar (readiness) murid, Minat murid, Profil belajar murid." (Modul 2.1, Pendidikan Guru Penggerak, Kemendikbudristek, Thn 2024, hal 10-11).

Dari pernyataan Tomlison, kita dapat belajar bahwa dalam menerima pembelajaran ternyata ada perbedaan kebutuhan murid. Ada murid yang sudah benar-benar siap untuk menerima pembelajaran, ada murid yang cukup siap dan ada murid yang belum siap sama sekali dalam menerima pebelajaran. Demikian juga dengan minat belajar murid. Ada banyak perbedaan murid berkaitan dengan minat mereka dalam belajar, ada murid yang berminat dalam pelajaran olah raga, seni, science, dan lain-lain. Sama halnya dengan profil belajar murid, ada banyak perbedaan murid terjadi disana, ada murid yang profil karakter belajarnya Kinestetik, Auditory, dan Visual.

Melihat semua perbedaan tersebut guru tentunya tidak dapat memaksakan murid dengan profil belajar kinestetik mau mengikuti
pembelajaran dengan gaya belajar auditory atau visual, demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu guru harus menghadirkan pembelajaran yang berbeda-beda kepada murid sebagai kebutuhan belajar mereka dapat diakomodir, sehingga proses pembelajaran tersebut terasa lebih bermakna bagi murid tersebut.
Dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, guru perlu mempertimbangkan beberapa hal di antara lain:

1. Mengamati perilaku murid.
Guru perlu mengamati perilaku murid baik di dalam kelas maupun di luar kelas, karena terdapat kesamaan yang ditunjukkan oleh murid. Sehingga guru dapat melakukan penyesuaian pelajaran dengan karakteristik perilaku murid.

2. Mengidentifikasi Pengetahuan Awal
Guru perlu melakukan identifikasi pengetahuan awal murid sebelum melakukan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memahami sejauh mana kesiapan belajar murid terhadap kompetensi yang di persyaratkan terhadap sebuah pembelajaran.

3. Menggunakan Berbagai Bentuk Asesmen Formatif.
Untuk mengetahui kebutuhan belajar murid, guru juga perlu menggunakan berbagai bentuk asesmen formatif agar guru dapat mengetahui sejauh mana murid sudah menguasai pembelajaran yang telah, sedang dan akan di pelajari. Tujuannya agar guru dapat memetakan kebutuhan belajar murid sesuai dengan kompetensi yang telah dimiliki oleh murid.

4. Berbicara dengan Guru dan Murid Sebelumnya.
Melakukan pembicaraan terkait dengan kebutuhan murid dapat dilakukan oleh seorang guru kepada guru yang lain dan juga muri yang lain, agar guru dapat memetakan penguasaan murid terhadap tujuan pembelajaran pada fase sebelumnya.

5. Membaca Rapor Murid dari Kelas Sebelumnya.
Dengan membaca rapor murid pada kelas sebelumnya, guru juga dapat memetakan kebutuhan belajar murid sesuai dengan kodrat murid.

6. Mereview dan Melakukan Refleksi terhadap Praktik Pengajaran.
Guru perlu mereview dan merefleksikan terhadap praktik pengajaran yang telah dilalui, tujuannya agar guru dapat
melihat sejauh mana pembelajaran yang telah ia berikan dapat mengubah murid menjadi priibadi yang semakin lebih baik lagi.

Setelah guru mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, maka guru dapat merancang pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Ada tiga strategi pembelajaran berdiferensiasi diantaranya :

1. Diferensiasi Konten.
Konten yaitu materi yang diajarkan kepada murid. Pemilihan konten berdasarkan kesiapan belajar, minat belajar, serta profil belajar murid. Diferensiasi Konten adalah dimana guru merancang sebuah pembelajaran dimana konten atau isi pembelajaran tersebut berbeda sesuai dengan kesiapan, minat serta profil belajar murid.
2. Diferensiasi Proses.
Yang dimaksud dengan diferensiasi proses adalah proses murid menerima dan memaknai informasi atau meteri pembelajaran yang diberikan kepada murid. Enam hal yang dapat dilakukan dalam diferensiasi proses, yiatu ;
a. Kegiatan berjenjang;
b. Menyediakan pertanyaan pemandu yang harus diselesaikan disudut-sudut minat yang ada di kelas/sekolah;
c. Memvariasikan lama waktu pengerjaan tugas murid;
d. Mengembangkan kegiatan, mengakomodir gaya belajar baik audio, visul, kinestetik.
3. Diferensiasi Produk.
Produk berupa tagihan atau hasil yang diharapkan pada murid setelah proses pembelajaran, berupa hasil tes, presentasi atau diskusi, pertunjukkan atau pidato, dan lain-lain. Diferensiasi produk meliputi: (1) Memberikan tantangan atau variasi, (2) Memberikan murid pilihan bagaimana cara mengekspresikan pembelajaran yang di inginkan.
Dalam menerapakan pembelajaran berdiferensiasi, penilaian formati memegang peranan penting. Penilaian formatif dilakukan sebelum, saat, sebagai dan setelah proses pembelajaran sebagai alat untuk mengukur dan memahami kebutuhan belajar murid. Lewat hasil penilaian terebut guru dapat memetakan kebutuhan belajar murid, serta melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan dan merancang pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan belajar murid.
Selanjutnya untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, diperlukan kondisi lingkungan yang mendukung pembelajaran diferensiasi antara lain:
a. Setiap orang di dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut oleh orang lain;
b. Setiap orang di dalam kelas saling menghargai;
c. Murid akan merasa aman;
d. Ada harapan bagi pertumbuhan;
e. Guru mengajak murid untuk mencapai kesuksesan;
f. Adanya bentuk keadilan dalam bentuk nyata; dan
g. Guru berkolabroasi dengan murid untuk mencapai pertumbuhan dan kesuksesan bersama.(https://www.sman2sulamu.sch.id/read/28/koneksi-
antar-materi-modul-21-program-guru-penggerak-pembelajaran-berdiferensiasi)
Tujuan akhir dari semua pembelajaran berdiferensiasi adalah agar terwujudnya pembelajaran yang berpusat pada murid sesuai dengan kebutuha belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru dapat merespon kebutuhan belajar tersebut. Sehingga guru dapat mengantarkan murid untuk menjadi manusia yang merdeka untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam arti yang seluas-luasnya sebagai individu dan bagian dari masyarakat.
Salam Guru Penggerak : Tergerak, Bergerak, Menggerakkan. Salam dan Bahagia.
DAFTAR PUSTAKA
Modul 2.1, Pendidikan Guru Penggerak, Kemendikbudristek, Thn 2024, hal 9,10,11.
https://www.sman2sulamu.sch.id/read/28/koneksi-antar-materi-modul-21-program-guru-penggerak-pembelajaran-berdiferensiasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun