Mohon tunggu...
Halma Fadhila
Halma Fadhila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tidak apa-apa salah, tidak apa-apa insecure, tidak apa-apa minder, asalkan sadar kalau itu semua hanya bagian dari dunia. Masih banyak kesempatan untuk menjadi lebih baik, belajar dari masa lalu, dan berdamai dengan kekurangan. Tidak ada makhluk ciptaan Allah SWT. yang tidak berguna, bahkan sesederhana mengucapkan salam, tersenyum, dan menjadi pendengar yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Film

Penyalin Cahaya: Drama-Misteri dengan Sindiran Sosial

11 Januari 2024   04:00 Diperbarui: 11 Januari 2024   04:11 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Identitas film

Judul : Penyalin Cahaya (Photocopier)

Sutradara : Wregas Bhanuteja

Produser : Adi Ekatama dan Ajish Dibyo

Penulis : Henricus Pria dan Wregas Bhanuteja

Tanggal rilis : 8 Oktober 2021 (Festival Film Internasional Busan), 13 Januari 2022 (Netflix)

Durasi : 130 menit (2 jam 10 menit)

Pemain Utama :

  • Shenina Syawalita Cinnamon (Suryani)
  • Lutesha (Farah Natia)
  • Chicco Kurniawan (Amin)
  • Dea Panendra (Anggun)
  • Jerome Kurnia (Tariq)
  • Giulio Parengkuan (Rama Soemarno)

SINOPSIS 

 Film Penyalin Cahaya menceritakan tentang Suryani, seorang mahasiswi tingkat awal yang berjuang demi beasiswa dan keadilan atas dirinya sendiri. Berawal dari beasiswa Suryani yang terancam dicabut karena swafoto dirinya yang sedang mabuk ketika pesta perayaan kemenangan teater yang ia ikuti tersebar dan sampai ke tangan pihak penyelenggara beasiswa kampus termasuk orang tuanya.

Suryani tidak merasa ia melakukan swafoto tersebut dan menyebarkannya ke media sosialnya. Maka karena tidak ada yang percaya kepadanya, ia bertekad untuk membuktikannya sendiri dan membersihkan namanya yang sudah tercemar. Suryani handal dalam bidang IT, jadi ia memulai investigasinya dengan mencuri data pribadi anak teater Mata Hari yang datang ke tempat fotokopian temannya, Amin.

Dari sana Suryani menemukan banyak kejanggalan. Salah satunya taksi online yang mengantarkannya pulang ketika sampai rumah waktunya berbeda dengan seharusnya ia sampai, dapat dilihat dari aplikasinya. Baju inner yang ia gunakan untuk melapisi kebayanya baru sadar terbalik saat ia hendak mengganti baju. Sampai pada properti yang digunakan teater Mata Hari. Properti tersebut merupakan foto bagian tubuh anak teater yang diambil secara diam-diam dan diedit sedemikian rupa hingga terlihat samar, termasuk dirinya karena salah satunya ada foto tanda lahir di punggungnya.

Ketika Suryani memberikan kumpulan-kumpulan bukti yang cukup pada atasan kampus, tapi tidak digubris sama sekali. Justru salah satu dewan kampus memberikan bukti yang ia kumpulkan pada salah satu anak teater Mata Hari, Rama, hingga tersebar luas dan membuat Suryani tersangka atas pencemaran nama baik. Bukti tersebut menunjukkan bahwa Rama adalah dalang di balik semuanya. Namun, Rama bisa membalikkan keadaan dengan kekuasaan yang ia punya dan berakting sebaik mungkin hingga orang lain percaya.

Suryani diminta untuk melakukan klarifikasi bahwa data yang tersebar tersebut tidak benar dan ia sendiri yang membuatnya. Dari situ, Farah, selaku mantan anak teater Mata Hari, mendatangi Suryani dan mengungkapkan bahwa ia akan membantu Suryani mendapat keadilan dan membawa satu orang lainnya, Tariq, seseorang yang sempat Suryani curigai sebagai dalang dari penyebaran swafotonya. Mereka semua bekerja sama mengumpulkan bukti dan berjuang demi keadilan, sebab mereka juga korban.

Hingga pada akhirnya bukti yang paling kuat ditemukan dari ponsel supir taksi online yang pernah mereka naiki ketika pulang dari pesta teater Mata Hari yang memang direncanakan orangnya sama. Dalam ponsel tersebut terdapat rekaman bagaimana mereka dalam keadaan telanjang difoto dan dijadikan hiasan properti. Namun, Rama mengetahuinya. Rama langsung mendatangi tempat mereka bertiga berkumpul dan membakar bukti tersebut.

Mereka tidak mempunyai bukti kuat lagi, Rama terlalu berkuasa untuk mereka lawan. Pada akhirnya mereka memilih untuk datang ke rooftop kampus sembari membawa mesin fotokopi. Mereka memfotokopi bukti-bukti yang mereka punya sebanyak-banyaknya dan menerbangkannya dari atas sana. Menarik mahasiswa lain untuk melihatnya dan simpati terhadap hal tersebut serta membuat korban-korban lainnya yang selama ini diam berani untuk buka suara dan melakukan hal yang sama, memperjuangkan keadilan atas diri mereka sendiri.

KELEBIHAN

Film bergenre drama dan misteri ini memiliki alur yang tidak mudah ditebak. Setiap babak dan scene-nya menyajikan hal-hal yang di luar nalar dan plot twist yang membuat penonton greget dan terperangah. Akting para pemain filmnya yang tidak tanggung-tanggung hingga terlihat natural dan seperti terjadi pada dunia nyata. Terlebih para pemainnya merupakan artis-artis papan atas yang sudah terkenal dan berbakat sebelumnya, sehingga menarik banyak orang untuk menontonnya. Termasuk riasan dan kostum yang benar-benar sesuai dengan gaya anak kuliahan.

Selain itu, film ini juga memberikan makna yang mendalam, sindiran keras, dan peringatan terhadap kerasnya kehidupan sosial anak muda serta sisi kelam sebuah universitas. Dari pesta-pesta hingga mabuk-mabukan yang memicu sebuah masalah besar, pelecehan seksual baik secara verbal maupun non-verbal, hingga aparat kampus yang tidak menggubris laporan kasus pelecehan seksual yang terjadi pada mahasiswanya.

Dalam beberapa adegan juga terdapat aksi fogging yang dijadikan kritik terhadap penyelesaian suatu masalah, yaitu menguras apa-apa saja yang bisa menjadi bukti, menutup mulut-mulut yang bersangkutan, dan mengubur buktinya hingga korban menjadi tidak berdaya. Di akhir film juga terdapat sindiran bahwa sebelum viral suatu masalah tidak akan diselidiki oleh pihak atas dan mendorong bagaimana korban lain untuk ikut buka suara. Film ini juga menunjukkan bahwa keadilan perlu diperjuangkan; pelecehan seksual tidak hanya terjadi pada perempuan saja, tetapi juga lelaki; berhati-hati memilih lingkungan pertemanan; dan berani mengungkapkan kebenaran.

Oleh karena filmnya yang benar-benar bagus, unik, dan memiliki makna yang bermanfaat untuk kehidupan, membuat film ini meraih penghargaan film terbaik pada tahun 2021 di ajang FFI (Festival Film Indonesia) dan menggaet sebanyak 14 piala atas nama pemain dan kru film tersebut.

KEKURANGAN

Meski film ini banyak disukai oleh orang dan terlihat tidak ada celah, tetapi sesungguhnya di dunia ini tidak ada yang sempurna. Film ini memiliki banyak metafora dan simbol-simbol yang sulit untuk dipahami dalam sekali lihat, penonton harus benar-benar fokus, jeli, dan teliti untuk mendapatkan maknanya.

Film ini tidak hanya memfokuskan pada satu masalah saja, tapi ketika sedang fokus pada satu masalah, masalah lain langsung masuk hingga menimbulkan kebingungan penonton tehadap apa yang sebenarnya terjadi. Terdapat juga masalah yang belum terdapat penyelesaian dan baru dapat dipahami setelah menonton ulang dan mendengar pendapat dari orang lain, seperti siapa yang menyebarkan foto Suryani, makna dari salinan cahaya itu sendiri, apa yang sebenarnya terjadi dan selanjutnya terjadi pada Rama, bagaimana nasib Amin yang juga terlibat dalam mencuri data pribadi mahasiswa-mahasiswi dan menjualnya secara ilegal, makna medusa, bagaimana dengan beasiswa Suryani, dan lain sebagainya.

Film ini memiliki akhir yang kurang jelas, tapi itulah yang membuat film ini semakin terlihat menarik dan memiliki kualitas yang tinggi. Membuat penontonnya menyimpulkan sendiri apa yang disampaikan film tersebut sesuai yang mereka lihat. Film ini tidak disarankan untuk ditonton oleh anak di bawah umur. Sebab, film ini menunjukkan adegan yang kurang senonoh dan belum patut untuk dilihat oleh anak di bawah umur. Bukan hanya itu, bahasa-bahasa gaul yang digunakan dalam film tersebut banyak mengandung bahasa kasar dan umpatan yang bisa saja ditiru oleh anak-anak dan dijadikan sebagai bahasa sehari-hari.

Jadi, kepada orang tua dan orang yang lebih tua diharapakan bijak dalam mengawasi tontonan anak-anak agar terhindar dari pengaruh buruk yang secara tidak langsung datang dari sebuah tontonan. Berikanlah tontonan yang sesuai dengan umur dan tahap perkembangannya agar tidak ada yang kelebihan tindakan maupun kekurangan perkembangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun