Mohon tunggu...
Hallo SobatKampus
Hallo SobatKampus Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hallo semangat yaa!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Daikku Bunda Tanah Melayu

22 Desember 2024   13:24 Diperbarui: 22 Desember 2024   13:24 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Daikku bunda tanah Melayu"

Karya: Rizki Amelia 

Orang mengenal tempat tinggalku bunda tanah Melayu.

Menyimpan sejarah dimasa lalu, tersembunyi kisah cerita dulu

Melayu adalah bangsa atau Ras dari suatu suku

Bergabung dan menyatu

Tak Melayu hilang di bumi sebagai semboyan jati diri

Jika nak mengenal orang Melayu   bersopan santun bersatu padu

Negeriku bunda tanah Melayu

Takkan mati takkan layu

Jaga Marwah jaga malu

Jaga adat pusaka dahulu

Bunda tanah Melayu...

Disanalah aku baru tau bahwa yang dikatakan bunda adalah

Tempat melahirkan , menghasilkan sejarah , kisah , adat dan tradisi

Yang tak akan hilang ditelan bumi

Yang tak akan musnah, terus bersemi

Yang menjadi impian setiap negeri

Yang jadi pujaan ,disanjung abadi

Bermula dari sejarah dimasa lampau, kiranya Sultan bertahta dari turun temurun

dari Istana Damnah sampai Istana Robat ,dari makam merah sampai bilik 44

Sampai sekarang masih terlihat

Di tiang istana sejarah terpahat

Dibalai Rongseri segala maklumat.

Sultan Mahmud riayatsyah adalah pejuang dan merupakan pahlawan nasional

Pahlawan bangsa Melayu

Berani menantang penjajah menyelamatkan negeri bunda tanah Melayu

Yang kini tinggal kenangan 

Adakah kita sebagai orang Melayu akan seperti  itu

Sanggup mempertahankan harga diri orang Melayu

Bunda tanah Melayu bukan nama sembarangan yang diberi

Yang mengandung makna dan arti

Jangan malu dan malas berbahasa melayu

Karna bahasa melayulah awal dari bahasa di Negara kita ini.

Melayu bukan Melayau , asin bukan payau

Jika berpijak di tanah Melayu, hati berdetak tak menentu

Gunung Daik bercabang tiga yg tinggi menjulang membuat hati

Bangga bukan kepalang, tersimpan makna bagi jejak petualang

Sungai Daik yang cukup luas membentang, menjadi  lalu lintas bagi pedagang

Dari Jambi dari Palembang ,dari Bugis maupun dari Padang

Sungai tanda menjadi tumpuan dan harapan bagi pengunjung wisatawan

Lubuk Solok, lubuk Batang , lubuk pelawan dan lubuk papan

Sebagai salah satu peninggalan dari zaman ke zaman

Istana damnah yang sudah punah tinggal puing sebagai sejarah

Tinggal kisah mengenang kisah tetap diingat dan jadikan patuah

Daik Kota ternama  bunda tanah Melayu bergelar nama

Tanjung Buton tempat sandaran kapalnya

Pulau mepar pulau wisata ,benteng Lekok tempat pertahanannya

Meriam sumbing sejarah besarnya, Datok kaya montel sungguh perkasa

Dikenal Belanda akan kekuatannya

Bunda tanah Melayu

Kisah sejarah zaman dahulu

Berpijak aku pada bumi Melayu

Bertindak aku pada petuah dulu

Beranjak aku takkan ragu

Bunda tanah Melayu dikenal karna sejarah

Karna menyimpan berbagai kisah

Dari Megat kuning dan juga Megat merah

Dari hang Jebat dan juga hang tuah

Jika tuan memandang dari kejauhan

Gunung Daik tampak mengawan

Banyak misteri dan juga kejadian

Banyak peri dan orang bunian

Gunung Daik bercabang tiga, pejantan ditengahnya

Cindai menangis sedih hatinya

Patah dan jatuh akhirnya

Adat istiadat sudah melekat

Berbaju kurung dalam berhajat

Bertudung manto bersulam tekat

Adat budaya disanjung tinggi

Sampai sekarang tetap lestari

Banyak pendatang silih berganti

Bertanya sejarah ,bertanya kisah

Bundaku tanah Melayu

Jangan kau hilang di makan waktu

Zaman sudah berganti

Generasimu mulai bergengsi

Tak lagi bertanya

Tak lagi menyapa

Tak hirau akan kisahmu

Hingga lupa tentang sejarahmu

Aku takut dan bimbang ,kelak sejarahmu semakin menghilang

Tidak dipandang

Tidak dikenang

Musim berganti, zaman berubah

Kaum muda berubah kisah

Kaum tua hilang petuah

Hilang tujuan hilang arah

Jangan biarkan menjadi punah

Bundaku tanah Melayu

Kau dikenal akan kisahmu

Kau dipandang karna pesona alammu

Dari lautan yang membentang

Dari gunung tinggi menjulang

Dari wisata yang indah di pandang

Dari penjaring tamban sampai petani sagu

Aku merasa bangga dilahirkan dari bundaku

Melayu...

Semoga kisah sejarahmu dikenang selalu bagi generasi maju yang tak pernah jemu

Walaupun berubah generasi kisah tak pernah basi

Walaupun berubah keadaan tetap dipertahankan

Daik bunda tanah Melayu maju selalu...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun