Mohon tunggu...
lisa Halisa
lisa Halisa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peran Apoteker di Era Revolusi 4.0

6 April 2019   16:13 Diperbarui: 6 April 2019   16:25 1380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERAN APOTEKER DI ERA REVOLUSI 4.0

Assalamualai

Nama saya halisa dari angkatan 2017.

Saya akan membahas peran Apoteker di era industri.  Sebelum saya masuk ke peran farmasi di era revolusi kita perlu mengetahu terlebih dahulu apa  itu farmasi ?.

Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang keterampilan dalam meracik atau membuat sebuah sediaan obat.

Di Farmasi teknik dalam pembuatan obat yang dapat meliputi penganalisaan yang benar-benar matang karena takaran dan dosis yang akan digunakan juga harus benar .

Bagaimana sih  sejarah farmasi, dan asal usulnya sehingga bisa di kenal di dunia ini, ilmu meracik obat, mari kita lihat penjelasan berikut.

Farmasi pertama kali di kenal pada zaman Hiprocrates atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bapak Ilmu Kedokteran yaitu pada tahun 460 SM sampai dengan 370 SM. Pada zaman itu seorang Dokter memiliki banyak tugas tidak hanya menjadi seorang dokter tetapi juga menjadi apoteker untuk meracik obat mereka.

Perkembangan farmasi dari tahun ke tahun cukup pesat. Farmasi pertama kali di kenal pada zaman Hiprocrates dan dikenal  dengan istilah Bapak Ilmu Kedokteran yaitu pada tahun 460 SM -370 SM. Pada zaman itu seorang Dokter memiliki banyak tugas tidak hanya mendiagnosa suatu penyakit yang diderita oleh sang pasien, tetapi ia juga membuat ramuan atau racikan obat seperti halnya seorang apoteker atau farmasi.

Pada Tahun 1240 SM Raja Jerman Frederick menyadari hal tersebut dan secara resmi memisahkan antara kedokteran dan farmasi, dan di kenal dengan Dekrit Two Silices, dan dari sinilah para ahli mengambil kesimpulan bahwa akar ilmu kedokteran dan ilmu farmasi adalah sama.

llmu farmasi awal mulanya berkembang dari tabib dan pengobatan tradisional yang berkembang di, Cina, Asia kecil Timur Tengah, Yunani, dan Wilayah Asia lainnya. Ilmu pengetahuan pengobatan awal mudanya merupakan ilmu turun temurun yang di terapkan dari keluarga mereka. Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia. Mulai Amerika Serikat, Inggris, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi yang pertama didirikan di Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821 yang sekarang sekolah tersebut bernama Philadelphia College of Pharmacy and Science. Setelah kejadian itu, mulailah era baru ilmu farmasi dengan bermunculannya sekolah-sekolah tinggi dan fakultas di universitas di beberapa negara.

kita sudah mengetahui apa itu farmasi  dan juga sejarah dari farmasi,  sekarang kita lanjut, apa  peran farmasis di era revolusi 4.0. 

Revolusi Industri 4.0 adalah pola mengubah cara hidup, bekerja, berhubungan satu sama lain dari berbagai bidang. Untuk menghadapi era tersebut, maka kita diperlukan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan.

Sektor kesehatan merupakan sektor yang mendapat pengaruh kuat dalam perkembangan era revolusi industri 4.0 karena pemanfaatan teknologi untuk memantau status kesehatan seseorang atau status kepatuhan pasien mengkonsumsi obat yang diresepkan sangat membantu tenaga kesehatan dan farmasi untuk mencapai tujuan terapi pasien.

 Farmasi Magelang membekali mahasiswa semester 1 pada acara Studium Generale "Dunia Farmasi di Era Revolusi Industri 4.0". Kegiatan berlangsung di Aula Fikes Magelang. Kegiatan studium generale dibuka secara resmi oleh Dekan Fikes Ns. Puguh Widiyanto, M.Kep. Dekan menyampaikan dalam sambutannya diharapkan farmasis masa depan dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam era revolusi industri 4.0.

Dalam kegiatan ini, narasumber menyampaikan tentang literasi masyarakat dalam penggunaan obat masih sedikit. Banyak masyarakat yang berpendapat bahwa penyakit dapat sembuh tanpa mengkonsumsi obat.

Yulianto yang juga praktisi akademisi Universitas Islam Indonesia menambahkan bahwa dalam memberikan pengetahuan tentang obat kepada masyarakat dapat melalui GeMa CerMat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat).

Sejarah revolusi industri dimulai dari industri 1.0, 2.0, 3.0, hingga industri 4.0. Fase industri merupakan real change dari perubahan yang ada. Industri 1.0  yang ditandai dengan mekanisme produksi untuk menunjang efektifitas dan efisiensi aktivitas manusia, industri 2.0 ditandai dengan dicirikan oleh produksi massal dan standarisasi mutu, industri 3.0 ditandai dengan penyesuaian massal dan fleksibilitas manufaktur berbasis otomasi dan robot. 

Industri 4.0 selanjutnya hadir menggantikan industri 3.0 yang ditandai dengan cyber fisik dan kolaborasi manufaktur. Istilah industri 4.0 berasal dari sebuah proyek yang diprakarsai oleh pemerintah Jerman untuk mempromosikan manufaktur.  

Industri 4.0 sebagai fase revolusi teknologi mengubah cara beraktivitas manusia dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan transformasi dari pengalaman hidup sebelumnya. Manusia bahkan akan hidup dalam ketidak pastian  global, oleh karena itu manusia harus memiliki kemampuan untuk memprediksi masa depan yang berubah sangat cepat. 

Tantangan industri 4.0 membutuhkan revitalisasi sistem pembelajaran yang meliputi: kurikulum dan pendidikan karakter, bahan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, kewirausahaan, penyelarasan dan evaluasi. Penguatan dari bahan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, kewirausahaan, penyelarasan dan evaluasi. Penguatan dari berbagai elemen membutuhkan gerakan kebaruan untuk merespon era industri 4.0 . Salah satu gerakan yang dicanangkan oleh pemerintah adalah gerakan literasi baru sebagai penguat bahkan menggeser gerakan literasi lama. 

Gerakan literasi baru yang dimaksudkan terfokus pada tiga literasi utama yaitu literasi digital, literasi teknologi dan literasi manusia. Tiga keterampilan ini diprediksi menjadi keterampilan yang sangat dibutuhkan di era industri 4.0 

Literasi digital diarahkan pada tujuan peningkatan kemampuan membaca, menganalisis, dan menggunakan informasi di dunia digital. Literasi teknologi bertujuan untuk memberikan pemahaman pada cara kerja mesin dan aplikasi teknologi. Sementara itu, literasi manusia diarahkan pada kemampuan berkomunikasi dan penguasaan ilmu. Maka untuk bisa kompetitif di era industri 4.0 ini Apoteker  harus menyiapkan diri dengan meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berkualitas, tidak hanya dalam bidang kompetensi teknis, namun juga dalam hal metodologi. Kedua area kompetensi ini, yaitu teknis dan metodologi, harus terstandar, Untuk memotret kondisi ini, maka pengurus cabang Ikatan Apoteker Indonesia menyelenggarakan Konferensi Cabang dan Seminar dengan tema "Menyiapkan Apoteker yang eksis dan Kompeten di Era 4.0 " dengan harapan mampu memberi gambaran yang jelas kepada Apoteker tentang skema yang harus dijalani untuk menghadapi era industri 4.0 ini. 

Apotek sedang berubah. Industri Farmasi 4.0. Ini adalah cara baru di mana mengelola industri farmasi, menggabungkan lingkungan online sebagai offline. Konsep ini dapat diterapkan pada masalah faktur farmasi untuk secara signifikan meningkatkan produktivitas dan kualitas, mengurangi risiko dan limbah. Selain meningkatkan pemantauan real-time dan ketertelusuran dari rantai pasokan ke konsumen akhir. 

Apa Kualitas dalam Industri Farmasi 4.0 ?

 transformasi digital mempengaruhi semua sektor, termasuk apoteker. tidak semua orang mengambil keuntungan dari potensi itu, mengintegras ikan apotek mereka ke era digital ini. Produsen produk farmasi harus tetap kompetitif dalam pasar pertumbuhan yang kompleks. Regulator setiap hari lebih tertarik pada pemantauan produk yang berkelanjutan dan menyeluruh.. Itulah yang ditawarkan oleh teknologi Pharma 4.0, kontrol proses yang terus menerus dan menerus dan real-time.

 Peran yang Dimainkan Orang di Industri Farmasi 4.0?

Teknologi yang tersedia memungkinkan mengotomatisasi semua jenis proses fisik apotek. Oleh karena itu, berkat algoritma matematika atau otomatisasi proses logis, apotek memiliki kapasitas besar untuk memantau dan mengukur manajemennya dalam proses, misalnya, berulang. Jadi seorang profesional akan mencurahkan waktunya untuk tugas-tugas manual yang lebih sedikit. Sebaliknya, apoteker mungkin lebih berdedikasi untuk menemukan cara untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.. Tetapi ini bukan orang perorangan, melainkan tim, karena keterampilan yang berbeda diperlukan untuk memulai mereka. Ini perlu untuk pelaksanaannya untuk mengetahui industri, teknologi; memiliki analisis statistik dan program terkait mereka dan tentu saja, menganalisis data untuk membuat keputusan berdasarkan pada mereka.

strategi Apoteker di era revolusi 4.0

Pengembangan Pelayanan Farmasi: E-Pharmacy (sesuai peraturan yang berlaku (rancangan)

Pengembangan improvement Customer service berbasis Big data dan iot: Aplikasi home care pharmacy, data PMR (Patient Medication Records), big data custome.

Digital marketing apotek dan branding

Inventory control management, system Jit dalam order obat yang terintegrasi dengan supplier (PBF).

Untuk menghadapi era revolusi industry 4.0 maka buatlah inovasi kea rah apotek online.

Contoh aplikasi yang sudah memanfaatkan jaringan  internet.

Industri farmasi nasional untuk menciptakan produk biofarmasi dengan memanfaatkan sumber bahan baku alam, mengingat potensi besar yang ada di dalam negeri.Upaya ini seiring dengan langkah strategis dalam menerapkan revolusi industri 4.0 di Indonesia sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor berbasis kimia."Ke depan, biofarmasi akan menjadi solusi. Untuk itu, kita harus bisa mengoptimalkan kekayaan hayati yang kita miliki. Selanjutnya, riset dan pengembangan yang lebih intens juga harus terus dilakukan," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Pembukaan Pameran Industri Farmasi, Kosmetik dan Jamu di Plasa Pameran Industri.

Industri, pemerintah tengah memfasilitasi pemberian insentif. "Kemarin, ketika rapat terbatas dengan Bapak Presiden, salah satu yang akan didorong adalah biofarmasi. Jadi, daya saing industri ini akan dipacu dengan menciptakan subsitusi impordan membangun pabrik bahan baku obat di Indonesia,"ujarnya.

Kemenperin mencatat, industri farmasi, produk obat kimia dan obat  tradisional tumbuh sebesar 6,85 persen pada tahun 2017. Sedangkan, industri bahan kimia dan barang kimia termasuk didalamnya industri kosmetik dan bahan kosmetik mengalami pertumbuhan sebesar 3,48 persen. "Industri tersebut pada tahun lalu diketahui memiliki kontribusi sebesar Rp67 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) Tanah Air.

Penyelenggaraan Pameran Industri Farmasi, Kosmetik pada tahun 2018 diikuti sebanyak 45peserta yang terdiri dari 22 perusahaan farmasi, 10 perusahaan jamu, dan 13 perusahaan kosmetik.Selain itu, dua balai besar milik Kemenperin. Tujuan ajang yang berlangsung pada 10-13 Juli 2018 ini adalah mempromosikan produk industri farmasi, kosmetik, dan jamu yang telah berkualitas dan sesuai standar agar dapat memperluas pasarnya baik di domestik maupun eskpor.

Menperin meyakini, Indonesia merupakan pasar yang cukup besar dan menjanjikan bagi produsen farmasi, kosmetik dan jamu seiring meningkatnya jumlah populasi penduduk. "Dengan perkembangan zaman sekarang, industri kosmetik juga memperluas target konsumennya, tidakhanya menyasar kaum wanita saja.

Kemudian, adanya tren masyarakat untuk kembali ke alam (back to nature) membuka peluang bagi produk jamu dan kosmetik berbahan alami seperti produk-produk spa yang berasal dari Bali. "Produk-produk spa ini cukup banyak diminati wisatawan mancanegara.Dengan penguatan branding yang baik, diharapkan produk kosmetik nasional ke depannya dapat mencapai kesuksesan sepertiproduk-produk kosmetik dari luar negeri.

Oleh karena itu, Kemenperin terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing industri tersebut dengan melaksanakan berbagai program dan kebijakan strategis yang memperkuat struktur sektornya. Misalnya, dengan memasuki era industri 4.0 saat ini, transformasi ke arah teknologi digital dinilai akan menciptakan nilai tambah tinggi di dalam negeri.

Mohon maaf apabila ada kesamaan kata atau keslahan dalam penulisan. Sekian Dan Terimakasih. Wassalamualaikum Wr.Wb.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun