kita sudah mengetahui apa itu farmasi  dan juga sejarah dari farmasi,  sekarang kita lanjut, apa  peran farmasis di era revolusi 4.0.Â
Revolusi Industri 4.0 adalah pola mengubah cara hidup, bekerja, berhubungan satu sama lain dari berbagai bidang. Untuk menghadapi era tersebut, maka kita diperlukan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan.
Sektor kesehatan merupakan sektor yang mendapat pengaruh kuat dalam perkembangan era revolusi industri 4.0 karena pemanfaatan teknologi untuk memantau status kesehatan seseorang atau status kepatuhan pasien mengkonsumsi obat yang diresepkan sangat membantu tenaga kesehatan dan farmasi untuk mencapai tujuan terapi pasien.
 Farmasi Magelang membekali mahasiswa semester 1 pada acara Studium Generale "Dunia Farmasi di Era Revolusi Industri 4.0". Kegiatan berlangsung di Aula Fikes Magelang. Kegiatan studium generale dibuka secara resmi oleh Dekan Fikes Ns. Puguh Widiyanto, M.Kep. Dekan menyampaikan dalam sambutannya diharapkan farmasis masa depan dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam era revolusi industri 4.0.
Dalam kegiatan ini, narasumber menyampaikan tentang literasi masyarakat dalam penggunaan obat masih sedikit. Banyak masyarakat yang berpendapat bahwa penyakit dapat sembuh tanpa mengkonsumsi obat.
Yulianto yang juga praktisi akademisi Universitas Islam Indonesia menambahkan bahwa dalam memberikan pengetahuan tentang obat kepada masyarakat dapat melalui GeMa CerMat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat).
Sejarah revolusi industri dimulai dari industri 1.0, 2.0, 3.0, hingga industri 4.0. Fase industri merupakan real change dari perubahan yang ada. Industri 1.0 Â yang ditandai dengan mekanisme produksi untuk menunjang efektifitas dan efisiensi aktivitas manusia, industri 2.0 ditandai dengan dicirikan oleh produksi massal dan standarisasi mutu, industri 3.0 ditandai dengan penyesuaian massal dan fleksibilitas manufaktur berbasis otomasi dan robot.Â
Industri 4.0 selanjutnya hadir menggantikan industri 3.0 yang ditandai dengan cyber fisik dan kolaborasi manufaktur. Istilah industri 4.0 berasal dari sebuah proyek yang diprakarsai oleh pemerintah Jerman untuk mempromosikan manufaktur. Â
Industri 4.0 sebagai fase revolusi teknologi mengubah cara beraktivitas manusia dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan transformasi dari pengalaman hidup sebelumnya. Manusia bahkan akan hidup dalam ketidak pastian  global, oleh karena itu manusia harus memiliki kemampuan untuk memprediksi masa depan yang berubah sangat cepat.Â
Tantangan industri 4.0 membutuhkan revitalisasi sistem pembelajaran yang meliputi: kurikulum dan pendidikan karakter, bahan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, kewirausahaan, penyelarasan dan evaluasi. Penguatan dari bahan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, kewirausahaan, penyelarasan dan evaluasi. Penguatan dari berbagai elemen membutuhkan gerakan kebaruan untuk merespon era industri 4.0 . Salah satu gerakan yang dicanangkan oleh pemerintah adalah gerakan literasi baru sebagai penguat bahkan menggeser gerakan literasi lama.Â
Gerakan literasi baru yang dimaksudkan terfokus pada tiga literasi utama yaitu literasi digital, literasi teknologi dan literasi manusia. Tiga keterampilan ini diprediksi menjadi keterampilan yang sangat dibutuhkan di era industri 4.0Â