Mohon tunggu...
Halis Idris
Halis Idris Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Bodohku

7 Februari 2018   06:21 Diperbarui: 7 Februari 2018   06:28 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Hari ini ada janji temu dengan anak-anak dari seni musik.  Termasuk kembaran bodohku.  Tapi,  kalau di pikir-pikir lagi.  Randi tidak bodoh juga. Mungkin karena ingin fokus bermusik,  makanya dia menolak beberapa hal yang tidak berkaitan dengan musiknya.  

Kecuali terhadap hal-hal yang bersifat kerja sosial dan membantu orang lain,  musiknya menjadi nomor dua. Lagipula,  apa yang salah dari memiliki rasa cinta, meyakininya lalu berharap lebih padanya.  Cinta itu sesuatu yang baik, sangat bisa mendorong kita untuk melakukan kebaikan.  

Memiliki cinta,  berarti kita masih punya sebuah kebaikan hati,  kelembutan serta kasih sayang.  Agama mengajarkan kita untuk berkasih sayang pada sesama.  Nilai dasar yang penting untuk dimiliki bagi seseorang yang beriman dan seorang manusia.  

Mungkin terlihat bodoh dimataku,  karena aku melihatnya bukan dengan hatiku sendiri. Aku terlalu terbawa oleh pemikiran orang-orang pada umumnya yang selalu melihat cinta sebagai sesuatu yang menggelikan dan tak begitu memberi dampak yang berararti jika di turutkan. Mereka menganggap cinta hanya sebuah rasa, rasa yang dapat dirasakan. 

Mereka tidak melihatnya sebagai rasa yang tidak mampu dirasakan dan dibahasakan tapi keberadaannya yang sangat bisa dipahami. Sesuatu yang tidak akan bisa di temukan kapan dan dimana saja.  Semua orang memilikinya tapi terkadang tidak menyadari kehadirannya. 

Lalu jika ingin mengukur cinta seseorang,  tidak akan ada yang bisa. Mengukur dan menilai cinta, sama saja mengukur dan menilai benda yang tidak pernah berhenti bergerak. Kadang benda itu dekat berwarna merah,  kadang benda itu jauh berwarna putih,  kadang kala tak terlihat entah seperti apa. Cinta itu adalah cinta.  Sangat sukar di artikan dan kita tidak pernah tahu sampai kapan dan kepada siapa cinta akan berpihak.

                                ***

Latihan untuk pementasan seni pada perayaan ulang tahun kampus awal bulan nanti, cukup membuatku lelah. Baru saja aku berbicara dengan Rifki melalui telepon gengam.  Tidak banyak yang bisa di bicarakan, hanya bertanya kabarnya dan kemajuan skripsi yang dikerjakannya. Aku berjalan menyusuri trotoar menuju super market dekat kampus. Ada beberapa barang titipan ibu yang harus ku beli sebelum pulang kerumah dan aku menyuruh Randi untuk menjemputku disana. 

Karena dia dan beberapa teman laki-laki yang berpartisipasi dalam pementasan nanti, masih membicarakan beberapa ide untuk mendukung kelancaran acara itu. Sepertinya, mereka sedang berusaha untuk menemui para pengurus kampus,  agar mereka bisa mendapatkan beberapa alat baru serta beberapa perlengkapan untuk menunjang pertunjukan itu. 

Entahlah,  akan seperti apa hasilnya.  Tapi,  semoga mereka berhasil mendapatkannya dan jika tidak mendapatkannya aku harap mereka punya ide lain untuk tetap bisa memaksimalkan peralatan yang telah disediakan pihak kampus sebelumnya,  agar acara tersebut bisa berjalan lancar serta sukses.  Aku hampir sampai, hanya tinggal beberapa langkah lagi untuk aku berbelok kekiri ke supermarket yang kutuju. 

Lalu kakiku kaku,  mataku melihat sesuatu yang membuatku untuk berhenti sejenak.  Ada Rifki dan beberapa temannya disana.  Mereka berjalan sambil mengobrol,  dengan begitu santai dan sesekali di ikuti tawa dari masing-masing. " kenapa? " tanyaku. Entah, untuk rasa yang mana aku harus bertanya?  Aku kesal dan aku bahagia melihatnya cukup bahagia dan ceria bersama temannya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun