Mohon tunggu...
Halis Idris
Halis Idris Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Baik, Tepat, dan yang Direstui Tuhan?

17 Januari 2018   20:46 Diperbarui: 17 Januari 2018   21:04 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepanjang perjalanan hidup ini. Banyak hal-hal baik yang seharusnya memberi pulangan baik pada orang-orang atau individu yang mengaplikasikannya pada kehidupan kesehariannya. Kenapa saya bilang seharusnya, yang berarti belum tentu. Karena banyak diantara hal-hal baik yang sebenarnya jika di aplikasikan kedalam kehidupan. Malah memberi pulangan yang tidak sesuai yang diharapkan maupun di inginkan oleh pelakunya, oleh individunya. Kenapa seperti itu? 

Saya punya pengalaman menarik tentang hal itu. Tentang hal baik yang tidak memberi pulangan yang  baik  atau tidak sesuai keinginan.  Meski sebenarnya hal yang saya lakukan tidak berkaitan dengan apa yang sebenarnya saya dambakan. Dan hal itu saya lakukan, murni sebuah panggilan hati semata atau saya lakukan hal tersebut karena  itu harus dan baik menurutku. Namun pada akhirnya berdampak pada sebuah kegagalan atas perjuangan saya untuk mendapatkan apa yang kudambakan sebenarnya. Aneh....  Padahal polanya hal baik akan memberi pulangan yang baik..  Tapi,  setelah saya pikir-pikir lagi.  Ternyata tidak aneh pun tidak salah,  hanya saja kurang tepat.

Kurang tepat menurut saya pada akhirnya atau itulah kesimpulannya. 

Kenapa saya menyimpulkan seperti itu? Mari kita simak cerita saya.

Bermula pada sebuah obrolan menarik dengan teman saya.

 " oh iya bro. Saya punya berita bagus untuk kamu. " katanya dengan tatapan ala pembawa acara gosip di televisi.  Tampa ragu dan begitu tajam penuh harap agar apa yang akan di ungkapkannya dapat di percaya lalu memberi efek kejut seperti kesetrum listrik di hati pemirsanya...  Hahahaha *cukup lebai kayaknya*. Pokoknya dia mengatakan dengan begitu yakin. Dengan keyakinan melebihi keyakinan para kaum cabe-cabean  terhadap  teori * banyak makan micin membuat  mereka lebih pintar* dan * Jangan ngaku-ngaku Hot kalau belum bonceng tiga*. Seperti itulah kira - kira.  Dan saya pun mulai penasaran, mencoba menerka-nerka. Apa gerangan informasi itu? Lalu dia menyambung lagi, setelah dia memastikan. Bahwa saya telah fokus padanya. 

" begini bro.  Kemarin saya lihat status Diana di facebook. Sepertinya dia sudah putus dengan pacarnya. "

Saya diam tampa ekspresi.  Dan dalam hati berkata " mungkinkah" sedang dalam imajinasi  saya sedang menghayati lagu dari band legend dari indonesia. Liriknya seperti ini " namaku bento...  Nanana.. Na..... Rumah.. Na.. Resde... "  tidak begitu hafal liriknya. Tapi, saya paham maksudnya. 

" kamu tahu dari mana bro? Maksud saya,  bagaimana statusnya? " tanyaku masih terlihat col/ dingin-dingin esteler. Dan juga seolah tak percaya namun penuh harap hal itu benar.

" statusnya tertulis seperti ini "pada akhirnya waktu memisahkan kita.  Dan aku bersyukur akan hal itu. Karena, Aku makin sadar bahwa tidak ada yang abadi dalam dunia ini.  Meski ini agak menyakitkan dan merisaukan. Tapi,  aku yakin ini tidak akan lama dan jika ini berakhir.  Aku bisa lebih dewasa lagi." Dan satu hal lagi bro.  Status di Frofilnya juga berubah menjadi tidak menjalin hubungan apapun." saya diam saja lalu dia melanjutkan

 " kalau kamu tidak percaya, kamu coba buka Facebook dan cek sendiri. " sambil menunjuk gandget yang dari tadi kupegangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun