Indonesia kaya akan desa wisata, tak bisa dipungkiri dalam setiap wilayah terdapat destinasi wisata, dan desa menjadi peran penting dalam kemajuan negara melalui desa wisata. Desa wisata di Indonesia memiliki situs bersejarah atau keindahan alam yang tersebar dibeberapa desa di Indonesia. Berdasarkan Statistik Potensi Desa 2018, Kemendesa PDTTIndonesia memiliki jumlah total 7.275 desa wisata yang tersebar di seluruh provinsi.
Dalam era digitalisasi yang semakin berkembang pesat, pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting dalam mengembangkan desa wisata. Di desa wisata Kampung Majapahit yang berada di desa Bejijong Mojokerto, mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) melalui program Pangku Bisnis (Peningkatan Branding Pelaku Bisnis) berperan penting dalam mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mengembangkan potensi desa wisata. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui edukasi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) Cross Border.
QRIS merupakan sistem pembayaran yang menggunakan kode QR untuk melakukan transaksi secara mudah dan cepat. Melalui edukasi QRIS Cross Border, mahasiswa UMSIDA memberikan pelatihan kepada pelaku UMKM di desa wisata tentang cara menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran yang efisien dan modern. Dengan menggunakan QRIS, pengunjung desa wisata dari dalam negeri maupun wisatawan mancanegra dapat dengan mudah melakukan pembayaran melalui smartphone yang dimilikinya.
Jadi, kenapa tidak melek digitalisasi dan memanfaatkan QRIS Cross Border? Dengan QRIS, pelaku bisnis dapat merasakan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan pembayaran. Dengan adanya edukasi QRIS dapat revolusi sistem pembayaran dengan QRIS dan menjadi bagian dari perubahan menuju masyarakat yang lebih digital dan inklusif.
Selain itu, program pangku bisnis juga memberikan pelatihan kepada para pelaku UMKM tentang pentingnya pemanfaatan teknologi dalam memasarkan dan mempromosikan produk. Mereka membantu UMKM Â membuat profil bisnis online, membangun jejaring sosial dan menggunakan platform e-commerce untuk meningkatkan visibilitas dan aksesibilitas produk UMKM di desa wisata.
Beberapa UMKM yang dikembangkan oleh mahasiswa diantaranya produk kerajinan cor kuningan sebagai salah satu kerajinan logam yang memiliki akar budaya yang kuat di Indonesia dan memiliki pasar mancanegara yang luas, maka memberikan edukasi terkait QRIS Cross Border sangatlah dibutuhkan untuk menarik lebih banyak lagi konsumen dari luar negeri. Kuningan cor merupakan kerajinan logam yang terbuat dari campuran tembaga dan timah sehingga menghasilkan ciri khas warna kuning atau emas. Pengecoran kuningan melibatkan proses peleburan dan pengecoran kuningan untuk menghasilkan berbagai produk, mulai dari patung, hiasan rumah, vas, aksesori hingga benda seni dekoratif lainnya.
Disamping itu, terdapat pula produk UMKM lainnya seperti batik majapahit, kaos oblong majapahit, terakota hingga produk makanan telur asin asap. Dari semua UMKM itu mahasiswa melakukan kegiatan yang mencakup pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat desa untuk mengembangkan usaha parekraf
Dorongan mahasiswa UMSIDA ini adalah bentuk untuk memberikan dampak positif bagi pengembangan desa wisata dan UMKM. Melalui edukasi QRIS Cross Border dan pemanfaatan teknologi, UMKM dapat dengan mudah mengakses pasar yang lebih luas, meningkatkan pendapatan dan memperkuat perekonomian lokal di desa wisata karena QRIS Cross Border meningkatkan jumlah transaksi UMKM sebab memudahkan konsumen luar negeri membeli produk lokal, sehingga cita-cita bangsa menjadi Indonesia emas 2045 bukan hanya bualan belaka tetapi ada aksi nyata melalui peningkatan UMKM dan menjadi kekuatan bangsa Indonesia untuk meningkatkan kerja sama ekonomi negara-negara ASEAN.
Dengan adanya kegiatan "Participant of BI Digital Content Competition 2023"Â serta kolaborasi antara mahasiswa, UMKM, dan pemerintah daerah melalui edukasi QRIS diharapkan desa wisata dapat terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat lokal.
Selain itu, QRIS Cross Border juga membantu mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Dengan mudahnya mengakses dan menggunakan QRIS, semua lapisan masyarakat dapat menikmati kemudahan pembayaran digital. Bahkan, usaha kecil dan mikro dapat menerima pembayaran secara elektronik dengan biaya yang lebih terjangkau.