Perkembangan internet yang luar biasa tidak hanya sebatas sebagai penyedia akses terhadap informasi, tapi juga berkembang dalam bidang komunikasi. Jejaring sosial maupun chating dengan aplikasi tertentu merupakan perkembangan komunikasi di dunia maya.
Sebut saja, camfrog dan yahoo! Messenger yang memiliki keunggulan chatting disertai dengan kamera yang memungkinkan penggunanya dapat melihat video gerak-gerik pengguna lain.Â
Komunikasi di dunia maya dapat juga dilakuka dengan menggunakan berbagai aplikasi, salah satunya dengan aplikasi media sosial yang sedang booming saat ini yaitu michat yang dapat melahirkan sebuah polemik prostitusi online.Â
Terdapat pula masyarakat yang pro dan kontra. Menurut masyarakat yang kontra prostitusi merupakan penyakit masyarakat yang bertentangan dengan nilai-nilai umum. Lokalisasi mempunyai dampak buruk bagi perkembangan psikologis, yaitu merusak moralitas dan akhlak masyarakat karena merupakan patologi sosial.Â
Keberadaan prostitusi seringkali ditentang oleh masyarakat terutama bagi yang kontra. Kita dapat melihat dalam media massa baik cetak maupun elektronik yang menentang keberadaan prostitusi. Mulai dari penggusuran hingga berujung pembakaran adalah bukti bahwa prostitusi kerap mendapatkan penolakan dari masyarakat atau kelompok tertentu.Â
Namun bagi masyarakat yang pro prostitusi menghadirkan dampak ekonomi yang luar biasa. Dengan adanya lokali sasi dengan peran para pekerja seks komersial memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.Â
Setiap tempat lokalisasi biasanya akan menarik yang lainnya untuk melakukan usaha-usaha ekonomis, seperti pedagang kaki lima, penjual keliling, dan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya, seperti makelar seks.Â
Di sisi lain keberadaan prostitusi adalah bentuk penyimpangan yang melanggar nilai hidup masyarakat. Hal ini menggambarkan dua sisi yang berlawanan antara orang-orang yang pro dengan yang kontra terhadap prostitusi.Â
Pertentangan antara prostitusi dengan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat membuat sebagian para pekerjanya harus mempertaruhkan diri untuk mendapatkan pandangan bahkan perlakuan yang tidak diharapkan dari masyarakat.Â
Pro dan kontra prostitusi dapat kita lihat dari syair yang dijadikan sebuah lagu dari penyanyi legendaris tanah air Titiek Puspa yang berjudul Kupu-Kupu Malam.Â
Syair ini menggambarkan bahwa prostitusi berdiri di antara dua sisi yang tidak lain menolak dan mendukung. Fakta inilah yang mendorong sebagian dari mereka menjalankan sebuah praktik prostitusi yang rahasia atau terselubung dengan kata lain prostitusi dilakukan tanpa diketahui khalayak umum. Prostitusi berjalan hanya sepengetahuan pekerja dan pelanggan.Â
Praktek prostitusi dijalankan dengan hati-hati, tepat, dan rapi. Terdapat beberapa titik prostitusi yang tersebar di kota kita Pontianak dengan berbagai modus.Â
Nama AMBALAT di jl. Budi Karya merupakan sebuah area prostitusi yang tidak lagi asing bagi sebagian besar masrakat Pontianak. Prostitusi di Pontianak tidak hanya sebatas di Ambalat saja, namun juga di tempat-tempat lain seperti hotel, salon kecantikan, panti pijat, dan prostitusi online baik via facebook, whatsapp michat maupun lewat blog.Â
Perkembangan komunikasi di internet memang begitu pesat. Seseorang dapat menjalin sebuah interaksi sosial secara tidak langsung tanpa harus bertatap  muka satu sama lain.Â
Hanya dengan mengakses internet atau salah satu aplikasi online seseorang dapat berkenalan satu sama lain, berdiskusi, menjalin relasi bisnis, mencari pasangan, bahkan sampai dengan mencari teman kencan atau pekerja seks komersial. Prostitusi dengan memanfaatkan teknologi komunikasi di internet memang dapat dilakukan dengan tujuan dan alasan tertentu.Â
Prostitusi dapat dijalankan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi komunikasi salah satunya dengan aplikasi online atau media sosial di internet yaitu michat.Â
Jika zaman dulu, operasi pelacuran sangat sederhana bertemu secara langsung atau dari mulut ke mulut. Maka sangat jauh berbeda dengan zaman sekrang yang tentunya sangat memudahkan mereka dengana adanya kecanggihan teknologi, dunia pelacuran menjadi sangat canggih.Â
Kita dapat bernegosiasi dan memilih sendiri lawan jenis yang dapat diajak untuk dijadikan teman kencan sesuai dengan selera dan tebal isi dompet kita. Prostitusi dan teknologi masa kini adalah dua kata yang saling beriringan dan prostitusi juga tidak buta teknologi.Â
Prostitusi dengan memanfaatkan aplikasi media sosial untuk menawarkan jasa pelayanan seks kepada calon konsumen merupakan bentuk prostitusi di dunia maya.Â
Adanya faktor-faktor yang mendorong pekerja seks melakukan praktik prostitusi menggunakan aplikasi media sosial merupakan jembatan yang memprmudah mereka melakukan transaksi seks.Â
Transaksi seks di aplikasi media sosial tentu berbeda dari sisi mekanismenya jika dibandingkan dengan prostitusi di tempat tertentu, seperti lokasisasi, hotel, terminal, maupun yang lainnya.Â
Perempuan pekerja seks komersial dengan calon konsumen tidak harus bertemu secara langsung. Proses penawaran dan permintaan dalam sebuah transaksi seks berlangsung di internet.Â
Tidak menuntut kehadiran kedua belah pihak, karena hubungan transaksi seks terjadi secara tidak langsung.Informasi di atas merupakan sedikit gambaran yang mendeskripsikan bahwa dengan teknologi komunikasi prostitusi tidak menuntut seseorang harus mengunjungi tempat lokalisasi tertentu.
Hanya dengan online di dunia maya, salah satunya dengan menggunakan aplikasi media sosial seseorang dapat menemukan pekerja seks komersial untuk mendapatkan pelayanan seks dari para pekerja seks komersial.Â
Permasalahan yang ditimbulkan dari aplikasi media sosial bagi para pekerja seks komersial dalam menjalankan praktek prostitusi, yaitu: Adanyaa modus prostitusi secara online, salah satunya dengan menggunakan michat seperti yang kita ketahui saat ini.Â
Adanya faktor-faktor yang mendorong pekerja seks komersial memanfaatkan michat untuk prostitusi online menjadi penyalahgunaan komunikasi di dunia maya dengan aplikasi media sosial dalam bidang prostitusi.Â
Adanya prostitusi di aplikasi media sosial menambah jenis prostitusi di dunia maya. Faktor-faktor yang mendorong seseorang bekerja sebagai pekerja seks komersial dengan menggunakan aplikasi media sosial dan mekanismenya dalam menjalankan praktik prostitusi. *fAktor ekonomi *Faktor lingkungan dan pergaulan *Minimnya tingkat perhatian dari keluarga dan lingkungan *Bertambahnya tingkat kasus perceraian *Dan masih banyak lagi
Dengan sedikit informasi ini diharapkan pemerintah dapat memberikan konstribusi terhadap ilmu pengetahuan khususnya sosiologi dalam menghadapi permasalahan yang muncul di tengah-tengah masyarakat dan menjadi permasalahan sosial.Â
Dan diharapkan menumbuh kembangkan rasa peduli pemerintah yang terkait seperti dinas sosial dinas kesehatan dan dinas yang terkait, terhadap para perilaku menyimpang khususnya para pekerja seks komersial.Â
Bagi pekerja seks komersial informasi ini diharapkan dapat menemukan akar permasalahan yang terjadi pada pekerja seks komersial sehingga mereka dapat kembali di tengah-tengah masyarakat dengan peran sebagaimana mestinya.Â
Harapan besar kami khususnya masyarakat Pontianak informasi ini dijadikan sebagai acuan untuk memecahkan penyakit masyarakat dalam bidang prostitusi  tanpa mengorbankan hak-hak dasar pekerja seks komersial.Â
Dan diharapkan juga dapat mengupas tuntas permasalahan prostitusi di dunia maya serta dapat menemukan solusi yang tepat untuk mengurangi prostitusi di kota kita. Â
Nama: Halim Fauzan
Nim  :  E1012191052
Universitas: Tanjung Pura
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H