Konsep pemikiran selanjutnya dalam melakukan prinsip perubahan adalah budi pekerti. Budi itu mencakup cipta, rasa dan karsa. Dalam mengolah cipta atau pikiran untuk menajamkan pikiran. Diharapkan kepada peserta didik untuk memfungsikan akal dan pikirannya, memiliki mimpi, harapan dan cita-cita, berpikir untuk selalu berbuat yang terbaik dan memberikan manfaat kepada orang lain dalam mengolah rasa atau perasaan untuk menghaluskan rasa.Â
Seorang pendidik harus mampu menumbuhkan sikap empati, simpati atau peduli kepada peserta didik dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengolah karsa atau kemauan untuk memperkuat semangat atau kemauan. Diharapkan kepada peserta didik untuk selalu memiliki semangat juang dalam belajar, berkarya, berkreasi dan berinovasi dalam mencapai cita-citanya untuk kehidupannya dimasa yang akan datang. Konsep selanjutnya yaitu;
Dalam proses 'menuntun' anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang 'pamong' dapat memberikan 'tuntunan' agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Dengan tetap mengedepankan sikap, perilaku dan karakter yang mencerminkan sebagai seorang murid dengan nilai-nilai budaya yang dimilikinya.
Konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara sangat menginspirasi dan menambah wawasan pengetahuan dan semangat saya untuk segera melakukan perubahan dan mengimplementasikannya dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Kegiatan yang akan dilakukan agar proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat terwujud dengan menerapkan merdeka belajar, kemerdekaan belajar yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk senyaman mungkin dalam suasana bahagia tanpa adanya rasa tertekan.Â
Merdeka belajar yang berorientasi dan berpusat kepada murid dengan mengacu pada teori Gestalt atau field theory. Teori Gestalt ini memandang belajar sebagai proses yang melibatkan aktifitas murid. Karena itu digunakan metode problem solving dan inquiry approach.Â
Dimana murid sendiri harus menemukan jawaban atas masalahnya dengan bimbingan serta bantuan tenaga pendidik ketika diperlukan. Teeri gestalt bukan hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga keterampilan memecahkan masalah, pengembangan pribadi dalam menentukan minat (pilihan karier) dan perkembangan murid, lingkungan masyarakat dan berbagai mata pelajaran. Tujuan layanan meliputi perkembangan sosial, emosional, dan intelektual. Jika ditilik dari pemikiran Ki Hadjar Dewantoro biasa disebut dengan cipta, karsa, dan karya, sedangkan istilah dalam bimbingan dan konseling adalah aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H