Mohon tunggu...
Halimatus sadiah
Halimatus sadiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa unikama

mahasiswa kknt unikama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Stilistika Drama Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya

24 Desember 2022   23:47 Diperbarui: 24 Desember 2022   23:56 2113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gusti Biang "Apa katamu leak? Wayan akan memutar lehermu"

Gusti Biang"Jangan berbantah denganku. Kau sudah tua dan rabun, lubang telingamu sudah ditempati kutu
busuk. Kau sudah tuli, malas dan suka berbantah, cuma bias bergaul dengan si belang. Kau
dengan itu kuping tuli?"
Wayan"Wayan tidak mau kehilangan tongkat dua kali".
Gusti Biang"Pergi! Pergi bangsat! Angkat barang-barangmu. Tinggalkan rumah suamiku ini. Aku tak sudi memandang mukamu!"
Gusti Biang "Pergi leak! Jangan kau menggangguku lagi. Pergi!"
Gusti Biang "Tidak! Sudah kuusir leak-leak itu! Aku sudah dihina, diinjak-injak!"
Gusti Biang "Pergi Leak, jangan mengotori rumah suamiku".

            Kutipan diatas menggunakan gaya bahasa sarkasme karena mengandung celaan yang sanagat kasar. Dari sini dapat di gambakan bahwa sikap Gusti Biang sangat bertolak belakang dengan kebangsawanannya.

Personifikasi 

Gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau tidak bernyawa.

Gusti Biang "Sakit gede, seumur hidupmu. Kalau akhirnya aku mati karena racunmu, awas-awaslah, rohku akan membalas dendam. Aku akan diam di batang-batang pisang dan di batu-batu besar, dan akan mengganggumu sampai mati. Tiap malam, bila malam bertambah malam. Setan, pergi kau, pergi. Sebelum kulempar dengan tongkat ini, pergi !

            Potongan percakapan yang digaris bawah menggambarkan pemanfaatanpersonifikasi pada benda mati seakan akan hidup atau bernyawa.

Hiperbola

Pernyataan yang berlebihan dengan membesarkan sesuatu hal.

Gusti Biang"Sakit gede, seumur hidupmu. Kalau akhirnya aku mati karena racunmu, awas-awaslah, rohkuakan membalas dendam. Aku akan diam di batang-batang pisang dan di batu-batu besar, danakan mengganggumu sampai mati. Tiap malam, bila malam bertambah malam. Setan, pergi kau, pergi. Sebelum kulempar dengan tongkat ini, pergi!

            Dalam potongan percakapan yang digaris bawah ditunjukkan dengan adanya sebuah peristiwa yang berlebihan yang awalnya hal kecil menjadi besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun