Mohon tunggu...
Halimatus sadiah
Halimatus sadiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa unikama

mahasiswa kknt unikama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Stilistika Drama Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya

24 Desember 2022   23:47 Diperbarui: 24 Desember 2022   23:56 2113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Simile 

Gaya bahasa perbandingan yang bersifat eksplisit yang menyatakan sesuatu sama dengan gal yang lain. Simile sebuah sarana retorika yang paling sederhana karena membandingkan suatu hal dengan hal lain.

Nyoman "Lebih dari sepuluh tahun tiyang menghamba di sini. Bekerja keras dengan tidak menerima gaji. Kalau tidak ada Bape Wayan sudah lama tiyang pergi dari sini. Selama ini tiyang telah membiarkan diri diinjak-injak, disakiti, dijadikan bulan-bulanan seperti keranjang sampah. Tidak perlu rentenya, pokoknya saja. Hutang Gusti Biang kepada tiyang, sepuluh juta kali
sepuluh tahun. Belum lagi sakit hati tiyang karena fitnahan dan hinaan Gusti. Pokoknya melebihi harta benda yang masih Gusti miliki sekarang. Tapi ambilah semua itu sebagai tanda bukti yang terakhir"

Gusti Biang "Aduh cantiknya Gusti Biang. Seperti seekor burung merak. Seperti lima belas tahun lalu ketika tiyang masih kecil dan sering duduk di pangkuan Gusti. Masih ingtkah Gusti?"

Gusti Biang "Bedebah! Anjing ompong! Setelah mengusir dia aku akan mengutuk kau, biar ,mati kelaparan di pinggir kali."
Wayan "Daripada makan batu lebih baik tinggal di sini, makan minum cukup, ada radio, bisa nonton film India."
Nyoman "Tapi kalau tertekan seperti binatang? Dimarahi, dihina, dipukul seperti anak kecil!

            Pemilahan kata "dijadikan bulan-bulanan seperti keranjang sampah" pengarang menggambarkan wayan sebagai objek penderita yang tak berguna. Demikian dengan kata "seperti seekor burung merak". Pada penggunaan simile ini membuat percakapan lebih menarik.

Sarkasme 

            Suatu acuan yang lebih kasar yang mengandung kepahitam dan celaan yang getir

Gusti Biang "Kejar setan itu, putar lehernya! .. Kejar dia goblok!Gusti Biang"Begundal itu! Masukkan dia ke gudang!"

Gusti Biang"Bedebah! Anjing ompong! Setelah mengusir dia aku akan mengutuk kau, biar, matikelaparan di pinggir kali".

Gusti Biang "Dasar penjilat! Kuberhentikan kau sekolah karena kau main mata dengan guru dantukangkebun sekolahitu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun