Nama: Noor Halimah
Mahasiswa Institut Agama Islam Negri Samarinda
Assalamu'alaikum Wr Wb
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang Maha terpuji, penguasa langit dan bumi, pemberi nikmat tiada bertepi. Allah SWT Robbul izzati yang masih memberikan nikmat iman, islam dan ihsan.
Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi washohbihi wasssalim, shalawat diiring salam semoga selalu tercurah dan terlimpahkan keharibaan pemimpin dunia akhirat sayyidina Muhammad ibni Abdillah pemberi syafaat di yaumil ba'ats, beserta keluarga, sahabat dan para pengikut beliau hingga pada kita sekarang ini.
Antara syukur dan adzab
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS. Ibrahim: 7)"
Mari sejenak kita merenung dan megingat bagian mana dari nikmat Allah yang telah kita syukuri dan bagian mana yang telah kita kufuri?.
Nafas yang tidak akan pernah mampu kita menghitung jumlahnya apakah pernah Allah mengirimkan nota pembayaran biaya nafas kita setiap bulannya?
Jantung yang berdetak setiap detik, nadi yang berdenyut tiada henti dan  masih ada ribuan bahkan milyaran Rahmat Allah yang lainnya, pernahkah kita membayarnya?
Subhanallah wal hamdulillah walailahaillallah waAllahu akbar, sungguh sekalipun lautan menjadi tinta tak akan cukup untuk menuliskan berapa banyak nikmat yang telah Allah berikan pada kita,
"Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan"
Alangkah memalukannya, ketika nikmat yang tiada terhingga itu kita balas dengan pornograpi massal dihampir semua kota bahkan desa-desa kecil di negeri ini, lebih memilukan lagi para wanita yang menutup auratnya dianggap sebagai wanita yang kuno, cupu, ketinggalan zaman dan lain sebagaiya.
Astaghfirullah, maka musibah yang bertubi-tubi menimpa negeri ini  apakah datang tanpa arti?
Allahuakbar, Â tiadalah Allah mengingkari janji-Nya. Apabila kita bersyukur sungguh akan ditambahkan rezki kepada kita dan apabila kita kufur akan nikmat-Nya, sungguh azab-Nya sangatlah pedih.
Muslimin rohimakumullah,
Kini pilihan ada pada kita, ingin nikmat yang bertambah-tambah atau azab yang bertubi-tubi. Jika ingin nikmat yang bertambah, jelas jawabannya adalah syukur. dan syukur akan nikmat Allah tentunya bukan hanya dengan berucap Alhamdulillah, tetapi lebih dari itu, menyukuri nikmat Allah dengan menggunakan segala nikmat itu di jalan-Nya. Nafas yang berhembus, jantung yang berdetak dan nadi yang berdenyut kita syukur dengan dzikrullah, body yang aduhai kita syukuri dengan menutup dan menjaganya, harta yang melimpah kita syukuri dengan sedekah dan begitu seterusnya hingga tiada satupun nikmat Allah yang berubah menjadi azab bagi kehidupan dunia dan akhirat kita.
Namun jika kita memilih adzab yang bertubi-tubi, maka biarkanlah segala nikmat itu berlalu begitu saja tanpa arti, tanpa makna. Na'udzubillah tsumma na'udzubillahi
Akhirnya, semoga Allah memberi kekuatan kepada kita semua kaum muslimin/ muslimat sedunia dalam usaha menjadi hamba-Nya yang ahli syukur karena tiada daya dan upaya yang kita miliki tanpa pertolongan dari Allah Robbuna wa Robbukum yang maha penolong.
Sekian dan demikian pidato saya, terimakasih atas segala perhatian, mohon maaf untuk setiap keurangan. Akhir kalam
Wassalamu'alaikum WrWb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H