Manusia merupakan makhluk yang sempurna, unik dan jauh berbeda dengan hewan. Karena pada dasarnya manusia diberikan akal oleh Allah swt, untuk memahami segala sesuatu yang bisa dirasakan oleh kelima indera manusia. Perbedaan mendasar antara hewan dan manusia terletak pada akal yang diberikan oleh Allah SWT dan aturan hidup. Hewan tidak mempunyai aturan dan akal, sehingga ketika berperilaku pun hewan terbiasa hidup bebas, sebebas-bebasnya tanpa adanya beban aturan karena tidak memiliki akal.
Otak dan akal berbeda pengertian, manusia memiliki otak sekaligus akal. Sedangkan hewan hanya memiliki otak. seperti ungkapan bahasa arab yang sangat terkenal, yakni Al insaanu hayawaan naatiq, yang bermakna: 'manusia adalah hewan yang berakal'. Dengan adanya sebuah pola pikir pada otak manusia maka manusia mengenal tuhan. Ibarat pepatah "tak kenal maka tak sayang". Dari pepatah tersebut dapat diketahui manusia harus mengenal dahulu sebelum bersanding dengan yang disayangi, akan tetapi langkah pertama yang harus ditempuh oleh manusia adalah menggunakan akal pikirannya untuk merancang langkah-langkah yang digunakan untuk mengimplementasikan pada tahap pengenalan dengan yang disayang. Manusia dikarunia akal pikiran untuk membedakan sesuatu yang benar dan yang salah. Oleh karena itu, berfikir merupakan sebuah awal dari perjalanan ibadah manusia yang tanpa-Nya ibadah tersebut tak bernilai, sehingga apabila berkaitan dengan ibadah pastinya sudah terdapat ketetuan-ketentuan yang terperinci dari Allah SWT.
Kemampuan berfikir setiap peserta didik berbeda-beda, salah satunya berfikir kritis. Berfikir kritis merupakan proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut dapat didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi. Berfikir kritis harus ditanamkan dalam diri sendiri sehingga dapat memecahkan suatu permasalahan. Hal ini sesuai dengan Q.S AL-Imran ayat 190-191
Berdasarkan ayat diatas, dapat diketahui bahwa dalam penciptaan langit dan bumi ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi seorang hamba yg mau mencermatinya, dengan cara mentafakkuri atau memikirkan ayat-ayat karunia-Nya. Manusia diharuskan memikirkan sekaligus merenungkan, bukan sekedar hanya memahami, akan tetapi harus memikirkan siapa yang menciptakan, untuk siapa penciptaannya, dan kegunaan penciptaannya.
Mansia telah diberikan keistimewaan oleh Allah berupa akal yang digunakan untuk berfikir. Akan tetapi berfikir kritis memiliki batasan yang tidak boleh dilanggar oleh manusia. seperti hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Nu'aim melalui Ibn 'Abbas, yaitu:
Artinya: "Pikirkan dan renungkanlah segala sesuatu yang mengenai makhluk Allah jangan sekali-kali kamu memikirkan dan merenungkan tentang zat dan hakikat Penciptanya, karena bagaimanapun juga kamu tidak akan sampai dan tidak akan dapat mencapai hakikat Zat Nya."
Berdasarkan hadits diatas dapat diketahui bahwa manusia diperbolehkan berfikir secara kritis. Akan tetapi, mansia tidak boleh memikirkan pencipta atau Allah, karena jika memikirkan tentang dzat dan hakikatnya pencipta maka akan menjadi akal-akalan. Maksudnya mansia akan beranggapan bahwa Allah itu serupa dengan mahluk yang pernah diliat oleh mansuia, seperti memiliki tangan layaknya manusia, mengkonsumsi makanan dan minuman layaknya manusia. Padahal sudah ada batasan dan penjelasan bahwa Allah memiliki sifat wajib, sifat muhal yang berjumlah 20, yang salah satunya berbeda dengan mahluk yang diciptakannya.
Berdasarkan hal tersebut, berfikir kritis itu merupakan suatu perbuatan yang membawa pelakunya untuk memikirkan hal yang lebih konkrit daripada hal yang abstrak dengan redaksi berfikir kritis itu lebih tentang penciptaanya lantaran akan menebalkan iman kepada Allah. Hal ini lebih konkrit daripada memikirkan dzat-Nya Allah yang tidak akan mampu dibayangkan manusia dan dipikrkan oleh manusia.
cara berfikir kritis menurut islam dan dari uraian diatas adalah melakukan pengamatan pada objek yang berupa ciptaan Allah, kemudian dzikir atau mengingat siapa yang menciptakan hal tersebut, kemudian melaksanakan kegiatan berfikir dan merenungkan, tahap selanjutnya adalah bertasbih dan berdoa pada pencipta. Tahap yang terakhir adalah menarik kesimpulan. Akan tetapi banyak juga yang tidak memanfaatkan akal pikirannya untuk berfikri kritis, dengan kata lain manusia pada jaman sekarang lebih senang dengan sesuatu yang instan.
C. Perbedaan Berpikir Kreatif dengan Kritis
Berpikir kreatif dan berpikir kritis saling berkaitan yang mana berpikir kreatif akan melahirkan ide-ide yang baru dalam menghadapi suatu masalah. Adapun untuk menguji kebenaran dari berpikir kreatif diperlukan berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga dapat mengambil sebuah keputusan secara reflektif.
Berpkir kreatif lebih kaya dari berpikir kritis. Kalau berpikir kritis dapat menjawab persoalan atau kondisi yang dihadapinya, sedangkan berpikir keratif mampu memperkaya cara berpikir dengan alternatif yang beragam. Dengan kata lain berpikir keritis memberikan jawaban yang secara mendalam, sedangkan berpikir kritis meberikan jawaban yang lebih luas dan beragam.
D. Cara Menerapkan Keterampilan Berpikir Kreatif  Dan  Kritis Peserta Didik di Era New Normal
a. Cara meningkatkan keterampilan berpikir kreatif
Adapun upaya guru dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dapat ditempuh dengan langkah  yang dikemukakan Munandar. Yaitu:
- Bersikap terbuka terhadap minat dan gagasan anak didik.
- Berilah waktu kepada siswa untuk memikirkan dan  mengembangkan gagasan kreatif.
- Ciptakan suasana saling menghargai dan saling menerima antar siswa satu dengan siswa lainnya, antara siswa dan guru.
- Dorong kegiatan berpikir divergen dan jadilah narasumber.
- Suasana yang hangat dan mendukung memberi keamanan dan bebasan untuk berpikir eksploratif.
- Berikan kesempatan kepada siswa untuk berperan serta dalam mengambil keputusan.
- Usahakan agar semua siswa terlibat dan dukunglah gagasan dan pemecahan siswa terhadap masalah dan rencana (Proyek).
- Bersikap positif terhadap kegagalan  dan bantulah siswa untuk menyadari keselahan dan kelemahan serta usahakan peningkatan gagasan dan usahanya agar memenuhi syarat, dalam  suasana yang menunjang atau mendukung.
b. Cara meningkatkan keterampilan berpikir Kritis
Menurut Zamroni dan Mahfudz ada empat langkah-langkah meningkatkan keterampilan berpikir kritis yaitu:
- Model pembelajaran tertentu
- Pemberian tugas mengkritisi buku
- Penggunaan cerita
- Penggunaan model pertanyaan yang perlu diskusi.
Dari langkah-langkah di atas, pembahasan akan difokuskan hanya pada model pembelajaran . berpikir kritis dapat di tingkatkan dengan model pembelajaran. Namun tidak semua model pembelajaran secara otomatis dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis paling tidak mengandung tiga proses, yakni (a) pengusaan materi (b) internalisasi (c) transfer  materi dengan kasus yang berbeda.