Mohon tunggu...
Abdul Hakim El Hamidy
Abdul Hakim El Hamidy Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Konsultan Penerbitan, Trainer, dan Motivator

Akrab disapa Aa Hakim. Adalah seorang penulis yang telah menerbitkan 30+ buku berbagai genre. Ia juga merupakan Co-Writer dan Ghost Writer dari buku "Hujan Safir", Meyda Sefira; "Gelombang Yunus" Asyirwan Yunus (Wakil Bupati Lima Puluh Kota 2010-2015); "Repihan Pendidikan", Irfendi Arbi; dan "Empat Pilar Pembangunan Kabupaten Solok". Selain menjadi penulis, penulis pendamping dan penulis bayangan, ia juga adalah trainer dan motivator yang telah berbicara pada ribuan peserta.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dapat Gelar "Doktor" Gara-gara Menulis

24 Juli 2022   10:14 Diperbarui: 25 Juli 2022   12:08 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seluruh materi selesai. Saya pun meninggalkan tempat acara dengan rasa syukur, karena saya bisa menyelesaikan materi dengan tanggapan yang hangat dari peserta. Hal yang tak terbayangkan sebelumnya.

Di luar aula dan saat berjalan menuju mobilnya Pak Syu'aib, Pak Adam dengan penuh rendah hati berujar, "Aa ini luar biasa! Saya sudah Doktor. Sudah S3. Tapi baru tadi saya mendengar istilah 'Politik Tuhan'. Aa ini memang sudah Profesor, bukan hanya Doktor."

"Ah, ada-ada saja Pak Doktor ini. Bercanda. Saya tadi itu "ngarang", saking bingungnya apa yang mau disampaikan. Hehehe."

Pak Adam tetap menunjukkan rasa heran. Doktor yang rendah hati ini terus memuji saya. Tapi saya terus menepisnya. Bagi saya, saya hanyalah orang yang diberi inspirasi oleh Allah, sehingga bisa berkata-kata dengan lancar, bukan karena kehebatan saya.

***

Kira-kira hikmah apa yang bisa dipetik dari pengalaman saya di atas ya?

MENULISLAH. BERKARYALAH. Ya, walaupun Anda tidak tamat S2, S3, bahkan tidak tamat SD sekalipun, tetaplah bersemangat untuk menulis. Karena menulis (terutama menulis fiksi dan buku populer) tidak mensyaratkan gelar apa pun. Tidak tamat sekolah bukan berarti harus berhenti berkarya.

Demikianlah keajaiban berkarya. Itu hanya salah satu dari cerita saya tentang kedahsyatan menulis. Sudah banyak penghargaan yang saya rasakan dari menulis. Saya pernah berkali-kali pernah berbicara di depan para doktor memberikan seminar dan motivasi. Mereka mengundang saya bukan karena gelar akademis saya, tapi karena karya saya.

Kesimpulannya: Jika ada biaya dan kesempatan Anda tetap kuliah. Tapi jika tidak ada, maka teruslah berkarya untuk menebar manfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun