Setelah era Corona berakhir, dengan terputusnya physical  distancing, saya akan melebarkan sayap. Saya akan fokus sebagai profesional di bidang penulisan dan penerbitan yang sejatinya telah saya jalani sejak tahun 2011. Sebagai Bentuk keseriusan saya, saya akan mengikuti prosedur sebagai penulis bersertifikasi. Insya Allah pada April ini saya akan ikut Sertifikasi Penulis & Editor yang diadakan LSP Penulis & Editor via daring. Walaupun saya sudah menerbitkan 30 + buku, akan tetapi saya pun mesti mendapatkan sertifikat sebagai penulis. Bukan hanya guru dan dosen saja yang disertifikasi, penulis dan editor pun wajib disertifikasi. Sertifikasi ini fungsinya adalah untuk mengarahkan penulis dan editor kepada jalan yang benar dalam penulisan dan penyuntingan. Mungkin telah banyak yang menulis buku, tapi belum tentu buku itu dapat dikatakan sebagai buku (yang sesuai kaidah).
Saya meyakini, Penulis-Pengusaha yang memiliki segudang ide, di era apa pun ia tidak akan pernah mati. Karena penulis-pengusaha tidak bergantung kepada buku cetak. Ia dapat menjadi penulis skenario film, pengarang lagu dengan berbayar, dll. Memang butuh waktu, tapi zaman akan membuktikan bahwa penulis-pengusaha pasti mencapai taraf sejahtera. Dan saya telah memiliki banyak sampel terkait ini.
Catatan terakhir saya untuk meluruskan kekeliruan. Jika Anda penulis yang menerima royalti dari penerbitan kendati sampai miliaran rupiah, tidak dapat dikatakan Writerpreneur (Penulis-Pengusaha). Penulis-Pengusaha boleh jadi adalah orang yang tidak dikenal namanya di hadapan publik, namun -- sebagai orang yang di belakang layar -- ia dapat dimungkinkan untuk mengerjakan satu kali proyek pengerjaan penulisan saja ratusan juga. Saya mengetahui sosok-sosok mereka. Sepi, tetapi mereka berkelimpahan materi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H