Mohon tunggu...
Hajijah
Hajijah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatra Utara

Bimbingan dan Konseling Islam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bimbingan dan Konseling Islam sebagai Upaya Pengembangan Dakwah Islamiyah

8 Agustus 2020   15:22 Diperbarui: 8 Agustus 2020   19:02 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada beberapa orang, agar mampu mengembangkan potensi (bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki, mengenali dirinya sendiri, mengatasi persoalan-persoalan sehinggga mereka dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa bergantung kepada orang lain).

Adapun bimbingan Islam  adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dengan demikian dapat diperoleh pemahaman bahwa tidak ada perbedaan dalam proses pemberian bantuan terhadap individu, namun dalam bimbingan Islam konsepnya bersumber pada Al-Quran dan Al-Hadist.

Sebagaimana pengertian bimbingan, maka di dalam pengertian konseling secara umum dan Islam juga menjelaskan bahwa konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami masalah, agar individu dapat mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Sedangkan konseling Islam adalah suatu aktivitas memberikan bimbingan, pelajaran dan pedoman kepada individu yang meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien dapat mengembangkan potensi akal pikirannya, kejiwaannya, keimanan, dan keyakinan serta dapat menanggulangi problematika hidup dan kehidupan Rasulullah.

Dengan demikian, dapat diperoleh pemahaman bahwa tidak ada perbedaan dalam proses pemberian bantuan terhadap individu, namun dalam konseling Islam konsepnya bersumber pada Al-Quran dan Hadist.

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, istilah bimbingan dan konseling merupakan dua rangkaian kata yang saling berhubungan erat dalam melaksanakan kegiatannya. Besarnya peran konseling diantara keseluruhan bentuk-bentuk pelayanan bimbingan, sampai-sampai konseling dianggap sebagai jantung hatinya bimbingan.

Dasar utama bimbingan dan konseling Islam adalah Al-Quran dan Sunnah Rasul, sebab keduanya merupakan sumber dari segala sumber pedoman kehidupan umat Islam. Al-Quran dan Sunnah Rasul adalah landasan ideal dan konseptual bimbingan dan konseling Islam. Dari Al-Quran dan Sunnah Rasul itulah gagasan, tujuan, dan konsep-konsep bimbingan dan konseling Islam bersumber.

Tujuan umum bimbingan dan konseling Islam secara implisit sudah ada dalam batasan atau definisi bimbingan dan konseling Islam, yakni mewujudkan individu menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Adapun tujuan bimbingan dan konseling Islam yang lebih khusus adalah sebagai berikut:

1) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan, dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak, dan damai (muthmainnah), bersikap lapang dada (radhiyah), dan mendapatkan pencerahan taufik hidayah Tuhannya (mardhiyah).

2) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial, dan alam sekitaranya.

3) Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong-menolong, dan rasa kasih sayang.

4) Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya serta ketabahan menerima ujian-Nya. Sedangkan tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan sesuai kompleksitas permasalah itu.

Berbagai pengertian bimbingan tersebut di atas, bila dikolaborasikan ke dalam esensi dakwah akan memberikan fokus penanganan obyek dakwah secara terpadu dan berkesinambungan. Artinya, dakwah dalam bentuk bimbingan dan konseling akan lebih intens dari pola tabligh Islam yang bersifat makro. Maka model dakwah bimbingan dan konseling adalah tabligh Islam yang bersifat mikro, membina umat secara sistematis, terarah, dan terus-menerus sesuai dengan potensi, minat, bakat, dan kemampuan yang dimiliki audiens. Melalui model ini, para petugas dakwah akan memiliki pengertian yang mendalam mengenai audiensnya dan akan berupaya menemukan materi dan metode yang tepat sesuai dengan kompleksitas masalahnya .

Dakwah Islam dengan segala aktivitasnya telah berkembang dari masa ke masa. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari materi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman, metode, maupun yang lainnya. Berangkat dari titik tolak mengajak manusia yang dilakukan dengan lisan (dawah bi al-lisân), dengan perbuatan (dawah bi al-hâl), dengan tulisan (dawah bi al-tadwîn) sampai kepada pencegahan (preventive), penanganan masalah, penyembuhan (curative), serta perkembangan (development) madu, berbagai ilmu pengetahuan diterapkan dalam dakwah Islam dalam rangka mencapai tujuan, termasuk di dalamnya bimbingan dan konseling Islam, di mana ilmu ini disesuaikan dengan ajaran Islam.

Selama ini dakwah banyak disuguhkan dalam bentuk tabligh Islam secara makro, yaitu menyampaikan pesan-pesan dakwah (ajaran Islam) secara umum atau ceramah dari mimbar ke mimbar, sehingga oleh masyarakat umum konotasi dakwah itu adalah ceramah. Akibatnya, ketika masyarakat Islam mengalami problema pribadi atau yang berhubungan dengan masalah-masalah kejiwaan (psikis) dianggap tidak termasuk persoalan dakwah.

Demikian pula, bila ada kegiatan yang berbentuk pembinaan dan bimbingan, konsultasi masalah-masalah yang menyangkut pribadi (kejiwaan) seperti konflik mental/spiritual; kegoncangan, stres, frustasi, putus asa, rasa percaya diri hilang, dan sebagainya.

Pada umumnya, bila menghadapi permasalahan seperti yang dikemukakan di atas masyarakat Islam cenderung memilih untuk berkonsultasi dengan psikolog, psikiater, dan mungkin pula dengan para normal atau yang lainnya. Mereka tidak mau berkonsultasi dengan para ulama, ustadz, dan para pembimbing agama yang bertugas di lapangan. Kalaupun ada, mungkin jumlahnya tidak banyak, dan itupun tidak dilakukan secara kontinu, dan profesional. Karenanya, semakin banyak persoalan masyarakat yang belum tersentuh oleh aktivitas dakwah secara sistematis.

Model dakwah yang ditampilkan selama ini lebih banyak menyampaikan pesan Islam sebanyak-banyaknya, pendoktrinan yang cenderung menggurui dan menghakimi, model penyampaian satu arah (monoton atau menjenuhkan), dan tanpa menyadari persoalan apa yang sedang dihadapi individu atau kelompok. Masyarakat lebih banyak diposisikan sebagai terdakwah yang wajib didakwahi, seakan mereka dipasung dengan pendekatan emosional dan dengan sesuatu yang sakral, tanpa diberikan peluang untuk mengekspreksikan dirinya secara rasional dan manusiawi.

Dalam kenyataan seperti itu, terlihat bahwa fleksibilitas dan kekenyalan ajaran Islam terpasung oleh praktek dakwah yang diperankan oleh para dai. Sehingga banyak agenda dakwah yang tidak terlaksana dengan baik dan banyak pula intisari dan substansi ajaran Islam yang belum dapat menyentuh persoalan aktual yang selalu berkembang dalam masyarakat. Maka bentuk dakwah aktual sesungguhnya adalah upaya redefinisi dan reaktualisasi bahasa dakwah menurut model atau alternatif yang mampu menyikapi dan merespon masalah umat berdasarkan pada kultur, karakteristik, situasi dan kondisi masyarakat yang dihadapinya.
Upaya yang bijak adalah menghadirkan model dakwah melalui bimbingan dan konseling, yakni penyebaran ajaran Islam yang sangat spesifik di kalangan sasaran tertentu. Ia menampilkan hubungan personal antara pembimbing dan terbimbing, lebih berorientasi pada pemecahan masalah individual yang dialami terbimbing, sedangkan pembimbing memberikan jalan keluar sebagai pemecahan masalah tersebut.

Di samping itu, ia juga mencakup penyebarluasan agama Islam dikalangan kelompok tertentu dengan suatu pesan tertentu. Pesan itu merupakan paket program yang dirancang oleh pelaku dakwah. Ia dirancang secara bertahap sampai pada perolehan target tertentu.

Bila model dakwah seperti ini dikembangkan menjadi sebuah profesi, maka akan terwujud seorang dai yang konselor atau konselor yang dai. Keunggulannya adalah banyak metode dan pendekatannya yang dapat diterapkan dalam membahasakan dakwah melalui model bimbingan dan konseling, yaitu:

1) Wawancara; salah satu cara yang dilakukan untuk mengungkapkan fakta-fakta kejiwaan seseorang (audiens), yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sesungguhnya hidup kejiwaannya, dan pesan dakwah yang tepat baginya.

2) Group Guidance; yaitu cara memahami keadaan audiens melalui kegiatan kelompok, seperti diskusi, seminar, dialog alternatif, atau dinamika kelompok (group dinamics).

3) Observasi; adalah suatu cara untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan sikap atau perilaku audiens, dengan jalan melakukan pengamatan secara langsung.

4) Directive (mengarahkan) dan Non Directive (yang tidak mengarahkan), tergantung bagaimana kondisi audiens yang sedang dihadapi.

5) Rasional-Emotif; adalah bentuk pendekatan yang digunakan untuk menunjukkan dan menyadarkan orang yang dibimbing bahwa cara berfikir yang tidak logis itulah penyebab gangguan mentalnya.

6) Konseling Klinikal; adalah pendekatan yang memandang manusia secara keseluruhan (fisik dan psikisnya) tanpa membedakan status sosialnya.

Berbagai metode dan pendekatan tersebut di atas pada dasarnya merupakan pencarian berbagai alternatif dalam upaya memahami kondisi audiens (terbimbing), sehingga para dai dapat menempatkan materi dakwah yang sesuai dan bisa pula menggunakan metode yang tepat dalam membahasakan dakwah. Dengan demikian, akan tercipta komunikasi timbal balik selama proses dakwah berjalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun