Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Insinyur - Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Meningkatkan Nilai Tambah Batubara Agar Tidak Lagi Diekspor Sebagai Bahan Mentah Bernilai Rendah

26 Januari 2025   20:01 Diperbarui: 26 Januari 2025   20:01 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Proses: Batubara metalurgi diolah menjadi coke, yang digunakan dalam pembuatan baja.

  • Keuntungan:
    Indonesia masih mengimpor coke untuk industri baja, sehingga produksi dalam negeri bisa mengurangi impor.
    Meningkatkan daya saing industri baja nasional.

  • Harga & Nilai Tambah:

    • Harga batubara mentah: US$100 per ton
    • Harga coke: US$350--400 per ton
      Nilai tambah bisa meningkat hingga 3--4 kali lipat
  • e. Pembangkit Listrik Berbasis Batubara Bersih (Clean Coal Technology -- CCT)

    • Proses: Penggunaan batubara dalam teknologi yang lebih efisien dan rendah emisi, seperti Ultra Super Critical (USC) dan Carbon Capture Storage (CCS).
    • Keuntungan:
      Mengurangi emisi karbon dari pembangkit listrik berbasis batubara.
      Tetap memanfaatkan batubara sebagai sumber energi tetapi dengan dampak lingkungan lebih rendah.

    2. Strategi Meningkatkan Hilirisasi Batubara di Indonesia

    1. Membangun Infrastruktur Hilirisasi

      • Pemerintah harus mempercepat pembangunan pabrik gasifikasi, metanol, dan industri petrokimia berbasis batubara.
      • Saat ini, proyek gasifikasi batubara di Tanjung Enim sudah mulai berjalan dan perlu diperluas ke wilayah lain.

    2. Meningkatkan Insentif bagi Investor

      • Pemberian insentif fiskal dan pajak bagi industri yang mengembangkan hilirisasi batubara.
      • Skema Public-Private Partnership (PPP) untuk menarik investasi asing dan lokal.

    3. Melarang atau Mengurangi Ekspor Batubara Mentah

      • Seperti yang dilakukan pada nikel, Indonesia bisa secara bertahap membatasi ekspor batubara mentah dan mewajibkan hilirisasi sebelum ekspor.

    4. Meningkatkan Riset & Pengembangan Teknologi

      • Mengembangkan teknologi gasifikasi dan carbon capture agar lebih efisien dan ramah lingkungan.
      • Bekerja sama dengan negara lain, seperti Tiongkok dan Jepang, yang sudah maju dalam teknologi hilirisasi batubara.

    5. Meningkatkan Konsumsi Dalam Negeri

      • Mendorong penggunaan DME dan metanol dalam negeri untuk mengurangi impor LPG dan bahan baku industri.
      • Mengembangkan industri baja nasional dengan memanfaatkan coke produksi dalam negeri.

    3. Berapa Potensi Nilai Tambahnya?

    • Ekspor batubara mentah Indonesia saat ini: 400 juta ton per tahun, senilai sekitar US$40 miliar (Rp616 triliun).
    • Jika seluruh batubara diolah menjadi DME, metanol, coke, dan listrik, maka nilai tambahnya bisa meningkat 3--5 kali lipat, mencapai US$120--200 miliar per tahun (Rp1.848--3.080 triliun).

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
    Lihat Kebijakan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun