Keputusan Mas Menteri ini sebenarnya baik untuk menumbuhkanrasa nasionalisme dan patriotisme pada peserta didik, namun momennya yang kurang pas, karena beberapa hal.
1. Tidak semua orang tua/wali murid mampu membeli pakaian adat untuk putra-putrinya, apalagi kalau jumlahnya lebih dari 3 orang.
2. Situasi ekonomi yang sedang tidak baik, menghadapi resesi ekonomi, sementara harga-harga kebutuhan pokok naik, juga ongkos trasnportasi mengalami kenaikan karena BBM naik.
3. Ribetnya kalau anak-anak pakai pakaian adat, misalnya kalau pelajar putri di Jawa yang akan memakai kebaya dan jarit maka akan menimbulkan keribetan dan kerepotan bagi anak, orang tua dan guru.
4. Jangan-janagan pakaian adat ini hanya sebagai uji coba, sebagaimana beberapa waktu lalu PLN akan mengganti Kompor LPJ diganti kompor listrik, eh ternyata belum dua pekan kebijakan itu dicabut kembali.
Jadi tolong Mas Menteri kalau membuat kebijakan melihat situasi masyarakat secara keseluruhan, jangan hanya dilihat dari kaca mata orang-orang yang mampu secara ekonomi.
Bagaimana menurut pendapat Anda?
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H