Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru di MTsN 4 Kota Surabaya sejak tahun 2001
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka membaca dan menulis apa saja untuk dibagikan kepada orang lain dengan harapan bisa memahami dan mengerti kalau mau menerapkan apa yang ditulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Penjual Nasi Pecel Tak Kenal Resesi

19 Oktober 2022   08:41 Diperbarui: 19 Oktober 2022   08:44 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ini tehnya Pak Guru," kata Mak Sani sambil menyerahkan teh manis pesanan saya.

"Makasih Mak, tehnya masih tetap manis, semanis Mak Sani," kata saya menggoda Mak Sani.

"Pak Guru bisa saja, Mak sudah tua, Pak Guru, anak delapan semuanya butuh biaya untuk makan, untuk sekolah dan lainlain, 

Bapaknya sudah tak bisa bekerja, karena sakit sakitan," kata Mak Sani sambil menyerahkan 3 bungkus nasi pesanan saya.

"Makasih Mak, tehnya masih tetap manis, semanis Mak Sani," kata saya menggoda Mak Sani.

"Pak Guru bisa saja, Mak sudah tua, Pak Guru, anak delapan semuanya butuh biaya untuk makan, untuk sekolah dan lainlain, Bapaknya sudah tak bisa bekerja, karena sakit sakitan," kata Mak Sani sambil menyerahkan 3 bungkus nasi pesanan saya.

"Mak Sani tahu resesi ekonomi?" tanya Pak Guru.  "Apa ? Resesi, tidak tahu dan tidak kenal", itu nama istri Pak Guru?" jawab Mak Sani dengan nada bingung. Ya sudah Mak tak perlu saya jelaskan, dari pada Mak Sani tambah bingung.

"Yang penting saya bisa jualan nasi setiap hari dan bisa membiayai anak-anak yaang sekolah dan kuliah", jawab Mak Sani

"Sabar Mak, pahala Mak Sani lebih banyak dan lebih besar dari saya, coba bandingkan, Mak Sani bisa membiayai 8 anak, dengan hanya berjualan nasi pecel, pasti Allah SWT akan mencatat semua amal ibadah Mak Sani dalam merawat, mendidik, menyekolahkan dan nanti juga akan membiayai pernikahan mereka, jerih payah Mak Sani nanti akan mengantarkan Mak Sani masuk surga," kata saya menghibur Mak Sani.

Ya memang dengan usia yang sudah berkepala enam, tepatnya 62 tahun usianya, Mak Sani tetap berjualan nasi pecel dan itu sudah dilakoni selama 17 tahun, sejak suaminya menderita sakit stroke dan sudah tidak bisa bekerja lagi sebagai tukang kayu.

Sejak itu, Mak Sani yang dibantu beberapa anaknya yang sudah dewasa berjualan nasi pecel di depan rumahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun