Buku Atas Nama Takdir (kumpulan cerpen) karya penulis
Teladan Rasulullah meliputi segenap aspek kehidupan salah satunya dalam hal berdagang.
Kita bisa belajar banyak arti kehudupan dari siapa saja termasuk dari seorang tukang bakso yang tetap istiqomah berjualan tapi tetap dengan ketaatan beribadah sebagai modal dan kepsrahan kepada Sang Khalik.
"Baksonya Cak, dua mangkok", sapa saya pada Cak Maman, penjual bakso keliling di depan masjid belakang rumah.
"Monggo pak guru, memang kuat makan bakso 2 mangkok?", jawab Cak Maman, sambil menyalami saya yang mau melaksanakan sholat maghrib berjamaah.
" Nggak beli dulu, sudah mau adzan maghrib, nih, ayo ambil air wudhu, dulu Cak Maman", kata saya sambil menuju ke tempat wudhu.
"Iya pak guru' ini saya juga mau ambil wudhu", kata Cak Maman, sambil menutup gerobak baksonya di atas motor yang di parkir di halaman masjid.
Azan maghribpun berkumandang, para jamaah yang belum berwudhu segera menuju tempat wudhu. Setelah selesai melaksanaan sholat maghrib berjamaah sampai selesai, Cak Maman kembali ke gerobak baksonya, karena sudah ada pembeli yang menunggu.
"Koq lama sholatnya cak, anakku sampai nangis nunggu Cak Maman", kata mbak Idah yang rumahnya di sebelah masjid, sambil menggendong anaknya, dan menyerahkan mangkoknya ke Cak Maman.
"Gak pakai sambil lho, cak", kata mbak Idah lagi.
"Iya saya sudah tahu, kalau anak mbak Idah masih kecil masak di kasih sambal, baksonya", kata cak Thalib sambil mulai melayani mbak Ida.
"Setelah jamaah tadi saya ikut wiridan dulu mbak, minta gusti Allah, agar dagangan bakso saya laris", kata Cak Maman menjawab pertanyaan mbak Idah.
"Ya jangan lama-lama wiridannya, pelanggan Cak Maman banyak yang menunggu lho, lihat ini ada mas Agus, Fauzi, Rizal, semuanya nunggu Cak Maman". kata mbak Ida sambil menyerahkan selembar uang Rp 5.000,- pada Cak Maman.
"Maaf mbak Ida, sudah lama menunggu, mumpung sholat berjamaah, sekalian ikut wiridan dan berdoa kepada gusti Allah, mbak", kata Cak Maman
Memang saya amati semenjak berjualan bakso, Cak Maman yang rumahnya tetangga desa saya, selalu rajin dan aktif sholat berjamaah, utamanya sholat maghrib dan isya di masjid belakang rumah, setelah jamaah sholat Isya, biasanya Cak Maman pergi dari masjid untuk berkeliling kampung untuk melanjutkan jualan baksonya.
Memangnya kenapa Cak Maman, harus berjaualan bakso di depan masjid, Cak?", tanya saya pada Cak Maman.
"Begini pak Guru, saya berjualan di depan masjid supaya saya bisa ikut jamaah sholat maghrib dan isya di masjid ini", kata Cak Maman sambil melayani Agus, Fauzi dan pelanggan lain.
"Karena seorang muslim itu wajib sholat fardhu secara berjamaah, lebih afdhol jamaahnya di masjid, itu yang pernah saya dengar dari Ustad Masduqi, yang ceramah di masjid tempo hari pak guru", kata Cak Maman
"Subhanallah, benar-benar hebat Cak Maman, bisa menjalankan perintah sholat berjamaah secara istiqomah", jawab saya pada Cak Maman.
"Seramai apapun orang membeli bakso saya, kalau sudah dengar iqomat, tanda mulainya sholat berjamaah, saya langsung tutup dagangan bakso saya untuk melaksanakan sholat berjamaah bersama imam", kata Cak Maman
"Syukulah, semoga tetap bisa istiqomah jamaah maghrib dan isya di masjid ini, dan dagangannya laris terus", kata saya.
"Amiin, makasih doanya pak guru, semoga diijabhi gusti Allah", wah sudah adzan isya pak Guru, saya tutup dulu dagangan saya, kita sudah dipanggil Allah untuk melaksanakan sholat"Â kata Cak Maman sambil membenahi gerobak baksonya.
Ada banyak pelajaran berharga yang kita petik hari ini, bahwa panggilan Allah untuk manusia berupa sholat hukumnya wajib disegerakan, Cak Maman yang tukang bakso saja sangat istiqomah melaksanakan panggilan Allah Swt. maka kitapun yang lebih dari Cak Maman bisa meniru perilaku ibadahnya.supaya kita kalau meminta kepada Allah juga disegerakan dikabulkan, amin.
Istanaku, 08-10-2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI