Mohon tunggu...
Hajar Almasah Ayu Ghiffari
Hajar Almasah Ayu Ghiffari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional -Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

suka membaca buku dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan Respon Asia Tenggara Mengenai Konflik Rusia-Ukraina

27 Mei 2022   01:33 Diperbarui: 27 Mei 2022   09:25 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ASEAN, organisasi regional yang beranggotakan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, turut serta memberikan pernyataan mengenai konflik ini. Mentri urusan luar negri ASEAN menyatakan "We therefore, call for an immediate ceasefire or armistice and continuation of political dialogues that would lead to sustainable peace in Ukraine. We underline the importance of a ceasefire to create an enabling environment for negotiation to address the current crisis and avoid expanding suffering of innocent people." 

Pernyataan ASEAN ini dianggap lemah karena tidak adanya kata "Russia" ataupun "invasi" dan hanya menyerukan untuk mengadakan negosiasi damai. Pernayataan ASEAN ini sejujurnya cukup membingungkan karena bertentangan dengan angota-anggota ASEAN yang menyetujui resolusi Majelis Umum PBB. Dalam resolusi Majelis Umum PBB tertulis jelas pernyataan yang mengutuk Russia atas tindakannya.

Berdasarkan respon diatas dari dapat dilihat kehati-hatian negara-negara Asia Tenggara dan ASEAN dalam kasus ini. Negara-negara Asia Tenggara tampak tidak ingin terlibat terlalu jauh dan ingin tetap mempertahankan hubungan baik dengan Russia dan juga negara-negara Eropa Barat. Selain itu, Rusia adalah mitra dagang utama dan pemasok peralatan militer negera-negara di Asia Tenggara. Pengaruh Russia di kawasan Asia Tenggara juga dianggap penting untuk mengimbangi pengaruh China dan Amerika di kawasan.

Posisi dan sikap negara-negara di Asia Tenggara ini dapat memunculkan beberapa implikasi di masa depan, yaitu:

  • Kecenderungan negara-negara di Asia Tenggara untuk bersikap netral saat terjadinya perselisihan antara kekuatan besar dunia dapat dimanfaatkan oleh pihak agresor. Sedangkan, negara-negara seperti Amerika akan membujuk negara-negara Asia Tenggara untuk tegas memihak.
  • Kenetralan negara-negara Asia Tenggara membuat mereka dapat dengan mudah mengikuti alur politik internasional. Negara-negara Asia Tenggara akan tetap mendapat posisi yang menguntungkan terlepas siapapun yang akan memenangkan opini internasional. Selain itu, dengan bersikap netral, negara-negara Asia Tenggara tidak perlu mengeluarkan banyak biaya.
  • ASEAN sebagai oragnisasi regional di kawasan Asia Tenggara akan tetap mempertahankan kenetralannya karena negara-negara anggotanya memiliki pendapat yang berbeda-beda.
  • Dynamic alignment dan kepentingan nasional adalah dasar sikap dan posisi yang diambil sebuah negara. misalnya, negara Indonesia berdasarkan pembukaan undang-undang adalah negara yang menghormati kedaulatan dan kemerdekaan negara lain. tetapi pada saat yang bersamaan, Indonesia sebagai presiden G20 tidak dapat merespon tindakan Russia dengan tegas. hal tersebut dikarenakan ketergantungan Indonesia terhadap Russia cukup besar dan Indonesia ingin tetap mempunyai hubungan yang baik dengan Russia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun