Mohon tunggu...
Moh HairudTijani
Moh HairudTijani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Menulis apa saja yang bisa di baca

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyoal Perjalanan Autentisitas yang Kadang Disalahartikan

27 November 2023   15:17 Diperbarui: 27 November 2023   15:26 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk mengatasi hal ini kita perlu berkenalan dengan stoicism, stoik, atau stoisisme, yaitu sebuah filosofi yang mengajarkan kepada kita cara untuk menciptakan kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan nyata.

Jadi stoicism bertanya tentang hari ini sudah merasakan bahagia belum?

Jika berbicara tentang kebahagiaan, hal ini erat kaitannya dengan fokus kita terhadap hal yang bisa atau tidak bisa kita kendalikan. Nah, coba mengaku deh. Kalian selama ini lebih sering fokus ke hal-hal yang bisa dikendalikan atau malah berfokus pada hal-hal yang tidak bisa kalian kendalikan?

kebanyakan orang di dunia ini lebih sering berfokus pada hal-hal diluar jangkauan mereka dibandingkan dengan berfokus pada hal-hal yang bisa mereka kendalikan. Padahal, kunci untuk menjadi seorang yang memiliki hidup bahagia, menjadi sosok yang tangguh, dan juga bijaksana, adalah dengan cara memusatkan diri pada hal-hal yang ada di dalam kendali kita, bukan malah sebaliknya.

Tolak ukur kebahagiaan seseorang di ukur dari apa yang ia dapat dan bisa di kendalikan, bukan hal-hal yang jauh dan mustahil ia gapai. Menurut saya pribadi pola pikir seperti ini hampir sama dengan sifat bersyukur dalam islam. Bersyukur dengan apa yang kita punya dan tidak selalu lapar akan sesuatu di luar apa yang kita bayangkan. Kemudian dalam penerapannya coba tanyakan Apa yang kita punya dan apa yang kita tidak punya?. Contoh hal-hal yang kita punya adalah tinggi badan, warna kulit, bentuk tubuh, dan attitude. Contoh hal yang tidak kita punya yaitu cuaca, dan jadwal transportasi umum yang bisa saja tiba-tiba berubah. Tidak peduli seberapa keras usaha kita, kita tidak akan pernah bisa memaksa orang lain untuk menyukai kita. Dibanding memikir hal-hal yang tidak dapat kita capai, lebih baik kita lebih bersyukur terhadap apa yang sudah kita punya dan kita genggam saat ini.

Konsep Yang Tepat Untuk Sebuah Perubahan

Perubahan adalah bagian alami dari siklus kehidupan. Suatu saat, pasti kita semua akan dihadapkan pada situasi atau peristiwa yang memaksa kita untuk berubah baik dalam hal pikiran, sikap, ataupun tindakan. Tetapi, jika kita tidak mengenali dan menerima diri kita sendiri terlebih dahulu, perubahan tersebut mungkin akan mengacaukan dan menggoyahkan kita.

Ketika kita menjadi diri sendiri, kita membangun fondasi yang kuat untuk menavigasi perubahan. Kita memiliki pegangan pada nilai-nilai, keyakinan, dan tujuan hidup sendiri. Dalam menghadapi perubahan, kita bisa tetap berkomitmen pada apa yang kita yakini dan melangkah maju dengan integritas. Kita tidak perlu mencoba memenuhi harapan orang lain atau berubah menjadi seseorang yang bukan diri kita sendiri.

Saat hidup kita berubah, menjadi diri sendiri juga memungkinkan untuk menemukan dan menggali potensi tersembunyi dalam diri kita. Kita mungkin menemukan bakat baru, keterampilan baru, atau rasa minat baru jika kita berani menjalani hidup dengan cara yang paling autentik. Jika kita mencoba menekan diri sendiri untuk menjadi seperti yang orang lain harapkan, kita mungkin melewatkan hal-hal besar yang menunggu untuk dijelajahi.

Selain itu, menjadi diri sendiri memberi kita kekuatan untuk menghadapi cobaan dan rintangan yang muncul dalam perjalanan kita. Ketika kita mengenal dan menerima diri kita seutuhnya, kita memperoleh kepercayaan diri, menjadi lebih kuat dalam mengambil keputusan, melawan ketakutan, dan mengatasi hambatan. Jadi tidak perlu mengandalkan penilaian atau persetujuan orang lain untuk mendorong kita maju, karena kita memiliki prinsip yang kuat.

Menjadi diri sendiri haruslah disertai dengan ketegasan dan kemampuan untuk berkembang. Karena saat kita menghadapi perubahan, kita perlu terbuka untuk belajar dan bertumbuh. Kita tidak boleh membiarkan identitas diri kita sendiri menjadi penghalang untuk mencapai tujuan dan impian yang dicita-citakan, dan yang paling penting ialah tidak mengorbankan esensi kita sendiri dalam proses perubahan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun