Ketika hidup di dunia yang semakin kompleks dan penuh dengan tekanan, sering kali kita merasa terjebak dalam konformitas sosial dan terus menerus berusaha memenuhi harapan orang lain. Dalam upaya untuk disukai, kita terkadang merubah perilaku dan kepribadian kita yang sebenarnya. Namun, menjalani hidup seperti itu hanya akan menjadikan kita tidak bahagia dan tidak bisa mencapai potensi diri kita yang sebenarnya. Oleh karena itu, menjadi diri sendiri adalah sebuah seni yang harus dipelajari dan diamalkan untuk mencapai apa yang kita inginkan.
Untuk membentuk jati diri dengan versi yang terbaik tidaklah semudah itu. Hal ini mengharuskan kita untuk mengenali serta menerima diri kita apa adanya. Ini membutuhkan kesabaran, tekad dan niat yang kuat untuk belajar tentang diri sendiri dan menghargai semua aspek ada pada diri kita. Ketika kita mulai mengenal diri sendiri, kita bisa merasakan kebebasan dan kebahagiaan yang sebelumnya tidak kita tahu.
Konsep Be Yourself di sini, bukan berarti kita tidak memperhatikan kebaikan orang lain atau berusaha untuk menghadapi kekurangan dan kesalahan kita. Sebaliknya, kita harus memahami bahwa setiap manusia memiliki kelemahan dan identitas tersendiri, dan terus berusaha meningkatkan value diri tanpa menyerah pada tekanan sosial dan standard yang diterapkan oleh masyarakat.
Sebuah Alasan untuk Bermalas-malasan
Banyak orang berpikir bahwa menjadi diri kita sendiri adalah sebuah alasan yang tepat untuk menjadi lebih baik. Mereka berdalih bahwa jika mereka dibiarkan melakukan apa pun yang mereka inginkan dan tidak ada yang menuntut mereka untuk berubah, maka mereka bebas untuk merasa puas dengan diri mereka sendiri dan tidak perlu berusaha lebih keras. Namun, pandangan ini sebenarnya sangat keliru. Memang benar bahwa menjadi pribadi yang mencintai diri sendiri merupakan sesuatu yang penting dalam menjalani kehidupan, akan tetapi jika hal itu malah membuat kita menjadi malas dan terjebak dalam zona nyaman, maka tidak akan membawa kita menuju kebahagiaan ataupun keberhasilan.
Menjadi diri sendiri adalah tentang menerima dan memahami siapa kita sebenarnya, tanpa berusaha menjadi orang lain atau mengejar ekspektasi orang. Ini adalah soal bagaimana menghargai kepribadian, kemampuan, dan kehidupan. Menjadi diri sendiri bukan berarti membenarkan kemalasan dan mengabaikan tanggung jawab kita dalam menjalani kehidupan.
Jika kita menganggap menjadi diri sendiri sebagai alasan untuk terjebak dalam zona nyaman, hal itu merupakan kesalahan yang besar karena kita akan kehilangan banyak peluang. Peluang untuk berkembang dan tumbuh sebagai pribadi yang lebih baik. Peluang untuk mencapai potensi terbaik kita. Peluang untuk memberikan kontribusi bagi dunia dan orang-orang di sekitar kita.
Kebahagiaan dan keberhasilan sebenarnya terkait dengan kegigihan dan ketekunan dalam mengejar tujuan kita. Saat kita merasa puas dan malas, kita cenderung mengabaikan peluang dan berhenti memperbaiki diri. Kita tidak lagi mencari pengetahuan baru, keterampilan baru, atau pengalaman baru yang dapat memperkaya kehidupan kita.
Mengapa malas tidak akan membawa kita ke arah kebahagiaan? Karena ketika menjadi pribadi yang malas, kita merugikan diri kita sendiri. Kita menipu diri sendiri dengan menunda-nunda tugas, menghindari tanggung jawab, dan melakukan hal-hal yang tidak substansial. Jika kita menganggap menjadi diri sendiri sebagai alasan untuk stuck off, kita membuat diri kita terjebak dalam keadaan stagnan, tanpa adanya perkembangan atau kemajuan.
Mengenal Stoicsm