Pukul 09.00 wib kami tiba di pelabuhan pantai padang melang letung. Disinilah saya baru tahu dari awak kapal waktu saya tanyakan tentang pesawat. Kata dia, biasanya pesawat menunggu penumpang dari terempa datang dulu baru bisa take off. Ini hal paling menakjubkan, hanya masyarakat di terempa dan berapa pulau di anambas ini yang bisa bikin pesawat menunggu mereka, itulah dinamikanya yang aneh tapi nyata.
Hemat saya, selain bahasa dan budaya melayu menjadi kekayaan anambas, ada wisata alam yang sungguh indah dan layak mendapat predikat wisata terbaik se Indonesia. Anambas dengan banyak pulau membuat kekayaan anambas ini perlu di berikan perhatian khusus.Â
Mengelola wisata dan sejumlah potensi lainnya ibarat membuat surga dunia, keindahan yang tidak kita temukan di banyak tempat. Semoga perjalanan lain di wilayah Kepulauan Riau memberikan semangat untuk menjaga dan melestarikan kekayaan itu meski hanya dengan tulisan.Â
Berkunjunglah ke Anambas (Terempa), kalian akan melihat surganya Wisata di Nusantara. Bagi saya, Kepulauan Riau khusunya Terempa Anambas layak menjadi surga wisata sebagai mana predikat anambas di mata dunia. Kalau kamu ingin melihat primadona wisata bahari, anamabas adalah tempat paling tepat.Â
Di Anambas, masih sekitar 220 pulau yang tidak berpenghuni dan juga merupakan surga wisata bahari yang tersembunyi. Â Kalau kalian yang suka jalan-jalan dan belum eksplor kepulauan anambas, artinya kalian belum menikmati keindahan indonesia yang sesungguhnya. Itulah sedikit hal yang saya ceritakan, semoga dengan membacanya dapat bermanfaat untuk keperluan jalan-jalan ke Anambas.
**
Cerita berkunjung ke makan pahlawan sultan Riau di pulau penyengat tanjung pinang dan cerita perjalanan yang sedikit rumit. Setelah pulang dari anambas, kami langsung prepare lagi lanjut kegiatan ke tanjung pinang.Â
Tenyata, kami terlalu serius hingga lupa kalau dua hari lagi lebaran, saya dan bang radit hampir saja lebaran idul fitri 2023 di tanjung pinang, untung saja malam itu masih masih ada kapal ke batam. Begitulah perjalanan dan kerja yang tidak membuat saya bosan, tunggu cerita selanjunya ya.
Terima Kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H