Tak lama setelah itu keputusan berubah, dia batalkan buka puasa di rumah besama keluarga dan ikut dengan kami. Menurutnya, keluarga kan ada di terempa tetapi kalian bertiga setelah ini, besok pagi sudah balik ke batam. Jadi pak ramat mau buka puasa bersama sebagai sebuah penghargaan entertai temu di rumahnya.
Kami pun melanjutkan perjalanan ke tempat yang di rekomendasikan pak ramat. Namanya Kedai Kopi dan Resto Pondok Tanjung Momong. Orang di sana lebih mengenal PTM Resto.Â
Di resto ini, menu yang di rekemendasi pak ramat adalah Sotong Bakar Jumbo. Sotong dalam bahasa melayu di tujukan pada Cumi. Sebenarnya sama saja dengan sebutan Sotong pada daerah lainnya, seperti halnya Suku Bajau di Terempa atau Kepulauan Riau dan Suku bajo sebutan suku Laut di wilayah Indonesia Timur dan wilayah lainnya.
Di perjalanan, kami sempatkan mampir di depan wilayah masjid agung Baitul Makmur, sekedar mau lihat pemandangan laut dan wilayah pelabuhan terempa. Setelah itu kami berngkat menyusuri jalan di dekat pesisir laut. Pak ramat berhenti sebentar menunjukkan ke kami bertiga ada spot wisata, memiliki tiga pondopo/rumah kecil sebagai tempat istirahat pengunjung dan bermural ikan kaka tua di dingding dekat tangga turunnya.
Saya tidak terlalu perhatikan apa nama tempat ini, sambil bertanya ke pak ramat. Di samping kiri jalan, pak ramat menggunakan jari telunjuknya, menunjukkan plang papan nama wisata Batu Lepe. Batu lepe dalam bahasa melayu yang di pakai di terempa, batu lepe artinya batu datar.Â
Menurut saya, batuan di pulau merupakan landasan pulau, sama seperti pulau lainnya. Hanya saja, batu ini sangat datar, jenis batunya juga sama seperti batu di tempat lain di pulau anambas ini.Â
Saya tidak melihat dengan jelas jenis tanah di anambas, dalam kepala saya, seperti pulau siantan kecil sebelum masuk ke pulau siantan terempa ini, saya juga pernah lihat pulau dengan pesisir pantai yang bukan pasir tetapi batuan. Mungkin, dasar dari pulau ini semuanya adalah batuan yang sama seperti jenis batu lepe ini.
Setelah kami ngobrol sebentar, pak ramat juga menunjukkan satu spot wisata dari arah batu lepe ini sebelah kanannya. Sebuah semenajung dengan pantai yang sangat indah, jaraknya sedikit lebih jauh.Â
Kata pak Ramat, ada berapa cofe house di situ, tetapi tempatnya agak jauh melewati resto yang kita pesan cumi jumbo. Hari sudah mulai menunjukkan cahaya khasnya sore hari, warna langit sudah mulai memerah redup, kami melanjutkan perjalanan. Bang radit pastikan menu pesanan kita sudah siap pas waktu buka puasa di 18.10 wib nanti.
Setelah tiba di resto PTM, kami langsung di berikan tempat yang spesial. Ada musiknya juga, hanya saja sore itu saya mengambil tempat di seberang jalan sebelumnya akhirnya beerpindah lagi setelah buka puasa, karena kami harus makan bersama.Â