Mohon tunggu...
Hairil Suriname
Hairil Suriname Mohon Tunggu... Lainnya - Institut Tinta Manuru

Bukan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Antara Bekerja dan Berwisata ke Air Terjun di Desa Temburun Anambas

18 Juni 2023   07:00 Diperbarui: 18 Juni 2023   10:04 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kota Terempa, Ibu Kota Anambas di Pulau Siantan, Foto by www.touristnyasar.com via dream.co.id

Bagi saya, identitas lokal yang perlu kita jaga salah satunya adalah hutan alami. Baik itu hutan produksi, hutan bakau, hutan lindung atau hutan hujan. Hutan hutan itu hemat saya, merupakan vegetasi alami bagi kelangsungan hidup manusia dan sejumlah biota baik laut maupun darat. Terutama hutan manggrove seperti yang ada di desa temburun ini.

Saya tidak terlalu luas pengetahuan tentang biota laut, tetapi sedikit pengetahuan tentang salah fungsi hutan mangrove merupakan sumber kehidupan biota laut. Selain itu, mangrove juga dapat menjadi tanggul atau pembatas gelombang secara alami di musim gelombang yang biasanya di sebut sebagai stabilisator gelombang alami. Begitu pentingnya menjaga hutan mangrove untuk saat ini saat perkembangan pembangunan mulai merajalela menyisir bersih daerah pantai. Perlu adanya perawatan, atau perlindungan untuk mengembalikan fungsi mangrove secara ekologi dan ekonomi. Ini hanya bagian dari cara berpikir saya semenjak melihat wisata mangrove di temburun.

Buru-buru kami bergegas ke jalan masuk air terjun. Lagi-lagi, mereka berswa foto, saya hanya sebentar buat dua atau tiga video pendek untuk story medsos. Buka puasa sekitar 35 menit lagi, kami kembali turun ke tempat wisata mangrove, masih juga sama aktivitasnya. Berfoto ria, di jembatan berbahan kayu itu, wisata manggrove dengan view air terjun temburun sangat indah dan menggembirakan. Sudah kelar berfoto di wisata mangrove, kini kami kembali menyusuri jalan ke lokasi resto di dekat pelabuhan desa temburun. Jarak dari wisata mangrove kurang lebih 150-200 meter masuk ke desa temburun.

Saat kami tiba, si bpk pemilik resto ternyata sudah kenal dengan pak ramat. Ngobrol lah kami dengan pemilik resto itu, katanya pesan pak ramat sudah disiapkan. Pemilik resto menawarkan pesanan yang dipesan pak ramat tadi, mau hidangkan sekaligus atau mau buka puasa dengan minum dan kue saja. Kak Ikka, karena dia perempuan dan pasti tau bagaimana bagusnya menghidangkan makanan di meja makan, dia bertindak sesegera mungkin memberikan isyarat pada pemilik resto bahwa semua menu pesanan tadi dihidangkan sekaligus.

Waktu sudah menunjukan pukul 18.00 wib, berapa menit lagi kami akan buka puasa. Dari semua menu yang dipesan pak ramat, seperti pertanyaan saja sejak menuju resto ini. Saya memilih minuman dingin (Jeruk nipis plus gula merah). Semenjak tanggal 14 kemarin saat tiba di terempa, Es jeruk nipis ini mungkin salah satu minum favorit yang masuk dalam daftar minum dingin paling recommended.

Buka puasa pun mulai, kami melahap dengan senang hati semua menu yang dipesan. Seafood di resto ini memang terbaik menurut saya dari beberapa tempat sebelumnya pernah saya cicipi. Rasa asin dan pedas memukau lidah, apalagi saat itu waktu puasa. Setelah berbuka puasa, bang radit dan kak Ikka melanjutkan magrib di mushola yang disediakan resto.

Saya dan pak ramat melanjutkan obrolan sambil menunggu kak Ikka dan bang radit. Usai solat magrib, kami melanjutkan lagi dengan makan kerang tumpah. Menu kerang tumpah ini, dari yang saya lihat. Bukan hanya beberapa jenis kerang, tetapi ada juga udang dan cumi seukuran jari kelingking. Sudah pukul 18.45 wib, kami segera berpamitan dengan pemilik resto untuk kembali ke tempat kami menginap di daerah sekitar pelabuhan utama terempa.

“Jangan kapok-kapok ya datang lagi kesini” Kata yang sempat dilontarkan si bapak pemilik resto itu.

Saya sangat berterima kasih terutama pak ramat dan pemilik resto, karena di cuaca panas plus kami masih berpuasa, hidangan minuman dingin yang tepat itu saya habiskan sampai tiga gelas. Entah karena gelasnya kecil atau saya yang terlalu dahaga hari itu sebab bulak balik perjalanan di terempa ke desa temburun. Saya dan pak ramat memilih di depan kak ikka dan bang radit, malam itu saya masih juga mengambil alih setir sepeda motor. Mengingat selain jalan curam dan berbelok, dan pak ramat sepertinya tidak terlalu berani untuk nyetir di malam hari. Lampu sepeda motor pak ramat ternyata tidak normal juga, sedikit buram. Untungnya bang radit dan kak ikka mengikuti kami dari belakang.

Wisata Mangrove di desa Temburun; foto Agungsetiadi8 via IjenIndonesia.com
Wisata Mangrove di desa Temburun; foto Agungsetiadi8 via IjenIndonesia.com

Setiba di terempa, mereka bertiga memilih istirahat. Kurang lebih 19.50 wib. Setelah mandi, saya tidak langsung istirahat. Bergegas kunci pintu kamar dan turun ke loby hotel. Malam itu udaranya sangat dingin, angin pelan-pelan mulai menyapa dari arah bukit. Sampai di loby hotel, tiba-tiba ada rasa yang harus dipenuhi. Minum kopi, saya harus minum kopi malam ini. Tanpa mengabarkan dulu kak Ikka dan bang radit, saya langsung saja jalan kaki menuju Resto Pondok Kayu, resto ini berada setelah resto Sari Laut Lamongan yang malam sebelumnya kami pernah buka puasa bersama di resto itu. Jaraknya lumayan jauh, kurang lebih 700-800 meter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun