Mohon tunggu...
Hairil Suriname
Hairil Suriname Mohon Tunggu... Lainnya - Institut Tinta Manuru

Bukan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Antara Bekerja dan Berwisata ke Air Terjun di Desa Temburun Anambas

18 Juni 2023   07:00 Diperbarui: 18 Juni 2023   10:04 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngobrol demi ngobrol, alhasil pertemuan kami dilanjutkan malam hari. Hal ini dilakukan untuk menghindari panas ekstrem di penghujung bulan ramadhan itu. Kami bersepakat siang ini hanya jumpa biasa, malam nanti tanggal 16 kami melanjutkan agendanya. Para tokoh masyarakat itu pun berpamitan dan kembali menyusuri perjalanan pulang menggunakan motor mereka masing-masing. Kami berempat, lanjut ngobrol di loby terempa beach, menyepakati jam berapa kembali berkumpul sekalian buka puasa bersama.

Pukul 15.20 wib, suhu panas sudah mulai berkurang. Di kamar berAC mulai terasa angin pelan-pelan berhembus dari lorong-lorong hotel. Sejenak mengambil kesempatan untuk rehatkan badan, sambil menunggu datangnya waktu buka puasa bersama. Udara mulai dingin, menuju sore sedikit menggeliat. Dari jendela di dekat tangga lantai tiga hotel. Semakin terasa aroma laut yang menyengat, tepat di bawah jendela ada resto seafood yang menyiapkan makan buka puasa untuk pelanggannya.

Aroma ikan bakar dan masakan seafood semakin menusuk di hidung, sore itu seperti ingin mendorong lebih cepat jarum jam agar segera berbuka puasa. Di grup whatsapp, bang radit mengabarkan soal menu, hasil obrolan dia dengan pak ramat. Resto untuk makanan seafood paling bagus menurutnya di desa temburun. Biasanya, kata pak ramat. Banyak orang/tamu yang datang di terempa anambas selalu di bawa ke situ. Tempatnya tidak terlalu besar, hanya sekitar 3-5 meja panjang.

Resto recommended pak ramat ini dekat dengan pelabuhan desa temburun. Katanya, ada juga di sediakan tempat ibadah (mushola) bagi yang mau magrib setelah buka puasa. Informasi itu di teruskan oleh bang radit ke grup whatsapp kami bertiga. Dari tempat kita bertemu beberapa warga siang tadi sudah tidak jauh. Hanya berapa puluh meter saja melewati jalan setapak pelabuhan temburun.

Resto rekomendasi pak ramat pun kami setuju, mengingat balik lagi ke arah desa temburun membutuhkan kurang lebih 40-50 menitan atau bahkan bisa 1 jam. Pak ramat sudah memesan menu kerang tumpah, katanya itu paling spesial. Mungkin bang radit dan ka ikka harus memesan makan berat, mengingat sudah hampir dua hari kita bertiga hanya makan di buka puasa hari sebelumnya, itu pun bukan makanan berat.

Pukul 16.25 wib, kembali kami berempat menyusuri perjalanan sore itu menuju desa temburun. Tidak ada yang merasa lelah, hanya hampir dehidrasi efek terlalu panas. Sambil nyetir sepeda motor, isi kepala saya hanyalah minuman dingin, bukan makan A atau B. Saya hanya terfokus pada minuman.

“Pak, di sana minuman apa saja yang paling enak untuk minum di bukan puasa nanti”. Tanya saya ke pak ramat.

“Ada jus beberapa macam buah, ada minum dingin kemasan, tapi paling spesial seperti es jeruk gula merah” Jawab pak ramat

Untuk minum jus seperti sore itu saya tidak tertarik, mungkin lebih tepatnya es jeruk nipis plus gula merah ini yang harus di coba. Begitulah dalam pikiran saya ketika di perjalanan. Kami sedikit lebih cepat dari sebelumnya, karena mengejar waktu buka puasa sudah harus ada di resto desa temburun itu, saya tidak ingat lagi apa nama Resto Seafood terbaik itu.

Tepat hampir 50 menit kami tiba di depan wisata mangrove desa temburun. Pak ramat sarankan untuk ke air terjun dulu selagi ada waktu. Dari pintu masuk depan wisata mangrove ini, pas waktu musim hujan, kita bisa lihat air terjun langsung jatuh di pesisir pantai tepat di depan wisata mangrove itu. Hanya saja, saat itu sudah dibuatkan tembok tepi kiri kanan dan diatasnya terdapat jalan raya desa temburun.

Jadi air terjun ini, jatuh di tempat yang sudah seperti kolam karena tembok tepi tadi. Sebelumnya, kata pak ramat. Kalau tembok dan jalan ini belum di buat, air terjunnya langsung jatuh ke laut jika air pasang. Langit sudah mulai memerah, udara dingin makin terasa. Di desa temburun ini, ada hutan produksi dan hutan manggrove di tepi pantai membuat udaranya begitu sejuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun