Mereka sebenarnya lupa, senja atau pun jingga akan pulang dan kembali di hari yang berbeda, membawa pesan dan luka yang berbeda, dan parahnya lagi. Senja tak meninggkan apa-apa, bahkan maha gelap dengan kuat memanggil jingga ikut tenggelam bersama berakhirnya bait-bait kenangan beberapa waktu silam
Selamat tinggal Jingga,
Kopi pahit hanya teman setia meredam gejolak kenangan yang menyerang rasa dikala imajinasi tertuju pada manis seyumanmu yang dulu, ah itu dulu.
Sekarang, kamu dan kenangan hanya rupa jingga yang pergi dan datang lagi dihari yang beda.
Begitulah narasi Jingga yang tak pernah usai, berulang-ulang seperti kenangan yang tak pernah mati didalam hati.
Bth. 28 Juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H