Mohon tunggu...
Hairil Suriname
Hairil Suriname Mohon Tunggu... Lainnya - Institut Tinta Manuru

Bukan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Kedai Kopi Kecil, Kami Ngobrol Hal Besar (Seri II)

20 April 2021   13:24 Diperbarui: 20 April 2021   13:36 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami ngobrol lagi tentang dunia pekerjaan merupakan tuntutan sosial yang menyeret generasi muda bukan mengejar kecerdasan tetapi lebih mengejar kehidupan yang layak sehingga kesempatan untuk mengembangkan diri menjadi minim. Hal ini merupakan suatu tatanan baru kesenjangan sosial yang tanpa kita sadari, banyak dari generasi muda memilih bekrja dan mencari nafkah dengan mengabaikan kesempatan untuk belajar lebih baik lagi menjadi generasi yang memiliki mental kuat dan mumpuni dalam menghadapi perubahan besok dan hari-hari akan datang.

Bulan april, hanya tiga kali kami bertemu. Terakhir di tanggal 8 april bertepatan dengan berakhirnya jadwal kelas bahasa yang saya ambil. Saya dan bang joy mengakhiri obrolan tentang bagaimana pemerintah dan lembaga terkait harus benar-benar hadir di dalam lingkungan sosial, benar-benar menyentuh generasi baru ini dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan mendidik selain di lembaga pendidikan formalnya.

Obrolan april kami berakhir di pukur 19.20 wib karena saya terburu-buru haru balik dirumah dan menyelesaikan pekerjaan rumah yang belum saya kerjakan beberapa hari ini. Di tengah obrolan kami, saya sembari menjelaskan ke bang joy kalau waktu saya ikut kelas sudah berakhir hari ini. Kemungkin kita tidak akan ngobrol dan minum kopi lagi seperti biasanya.

Bang joy, tidak mematahkan semangat saya, dia kembali mengajak saya betemu dan minum kopi di waktu lainnya, mengajak saya main-main lagi kesana kalau ingin ngobrol. Saya berpamitan dan menyampaian terimakasih yang sangat-sangat dalam kepada bang joy. Dia memberikan banyak semangat dan motivasi tentang banyak hal. Memberikan inspirasi baru dan mengajarkan bagaimana menjadi generasi yang sehat jiwanya.

"bang, ini obrolan terakhir kita. Saya sudah kelar jadwal kelasnya. Terimakasih banyak atas semangat dan motivasinya" sambil salaman dan pamitan kepada bang joy.

Kali ini, kopi dan cemilannya di bayar oleh bang joy. Dia membalas saya dengan bahasa yang sangat luar biasa bijak

"iya dik, terimakasih juga sudah berbagi. Semoga aktivitas kamu selalu lancar, tetap semangat. Nanti main kesini lagi kalau mau ngopi dan ngobrol-ngobrol" ajak bang joy diakhir obrolan kami.

Obrolan terakhir ini, saya simpulkan bahwa bang joy adalah salah satu orang terbaik dari sekian banyak orang terbaik yang pernah saya kenal. Banyak orang yang sama seperti bang joy, tetapi cara dia perlakukan orang yang umurnya dibawah dia memang benar-benar berbeda, sangat agresif dan kritis pikirannya. Semangat motivasinya sangat tinggi. Darinya saya belajar bahwa untuk menyiapkan generasi muda yang sehat jiwanya, indonesia membutuhkan tangan pemerintah untuk merangkul sampai ke akar masyarakat lapisan paling bawah.

Darinya, saya belajar tentang semangat, tentang kesehatan mental adalah kunci menjemput perubahan sosial yang akan menghantam dengan keras kepada kehidupan kita. Darinya saya belajar bahwa sebagai generasi generasi muda, untuk menghadapi perubahan dunia pun perubahan sosial, harus memiliki jiwa yang sehat, itu poinnya.

Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun