Kalau di bilang belum 50% orang di bumi ini mengenal internet adalah hal mustahil. Dihimpun dari  Data Boks Data We Are Social dan Hootsuite mencatat penduduk bumi yang telah terkoneksi dengan internet pada 2018 mencapai empat miliar dibanding posisi 2014 baru mencapai 2,4 miliar orang. Angka tersebut menunjukkan tingkat penetrasi internet telah mencapai 52,96% dari total populasi dunia yang mencapai 7,59 miliar jiwa. Pada 2014, penetrasi internet global baru mencapai 35% dari total populasi
Meningkatnya teknologi komunikasi dan informasi seiring meluasnya jangkauan jaringan serta murahnya harga gawai menjadi pendorong meningkatnya pengguna perangkat bergerak (mobile) dan media sosial global. Pengguna perangkat mobile pada 2018 mengalami pertumbuhan 67,63% menjadi 5,14 miliar dibandin posisi 2015 baru mencapai 3,65 miliar. Demikian pula pengguna media sosial pada tahun mencapai 3,2 miliar akun yang berarti tumbuh 42,1% dari posisi 2014 sebanyak 1,86 miliar akun
Sebagai generasi 80an, saya beranggapan bahwa karena kita bukan generasi baby boomers, bukan juga generasi X tetapi generasi Y dan Z yang hidup di masa generasi Alpha, penuh dengan perkembangan IT. Â Individu-individu dapat terhubungkan dengan internet. Sekarang ini, internet sangat mudah di temukan dibanyak tempat. Di kantor, perusahaan, mobil sebagai transportasi publik menyediakan free internet, bandara dan banyak tempat publik lainnya. Tujuannya semata mempermudah orang-orang untuk melakukan komunikasi dan transaksi.
Hidup dizaman Alpha, penerimaan internet sama halnya menerima banyak kemungkinan. Terutama kemungkinan yang paling berpotensi menurut hemat saya adalah dunia usaha/bisnis. Kemungkinan keduanya, internet adalah hal baru dengan beragam keterampilan untuk dengan masif melancarkan suatu tujuan masing-masing individu
Di zaman ini juga, kita di perhadapkan dengan kedua hal yang mungkin kalau tidak jeli memperhatikan, tidak membacanya dengan teliti, kita tidak akan menemukan dan menyadari bahwa hal itu benar-benar terjadi. Dua hal yang paling sering terjadi adalah tentang informasi. Menurut hemat saya, orang-orang lebih percaya atau suka kepada informasi yang sifatnya interaktif ketimbang informasi searah, mungkin bagi mereka sangat-sangatlah membosankan.
Bagaimana membedakan hal itu?
Dalam kehidupan kita, dapat kita melihat perbedaan orang yang menyukai informasi interaktif dan informasi searah ini dengan kedua media yang disitu juga merupakan kehadiran pembaharuan yang terkeren dll dll. Banyak dari kita yang memilih menggunakan handphone genggam/gedget ketimbang nonton tv, katanya tidak punya waktu atau ribet dan lainnya. Hal ini sudah jelas membuktikan bahwa kita lebih suka informasi interaktif dengan memilih menggunakan handphone ketimbang berita/informasi dari media tv. Hal ini wajar sih, anggap saja normal menurut pandangan kita.
Kalian sudah tentu dengar istilah "dunia ada digenggaman tangan" hal ini yang membedakan mana generasi lama dan mana generasi baru. Belum lagi pada masalah aktif di media sosial merupakan dampak dari masifnya internet zaman sekarang, diantara kita tentunya tidak hanya punya satu akun media sosial kan? Pastinya lebih dari satu, baik itu facebook, instagram, whatsapp dll.
Yang membedakan generasi lama dengan baru dalam sisi yang lain adalah perkara penggunaan medsos. Terutama akses media internet ini, generasi dulu dengan masih kurang atau sedikit kaku menggunakan internet tapi sangat suka membaca, dan ini sangat digemari generasi dahulu saja bukan generasi generasi afla. Sebagai Generasi 80an disebut generasi milenial  merupakan bagian dari generasi baru, saya pikir ini bukan hal yang salah menerima perkembangan tekhnologi sebagaimana generasi-generasi Z dan alfa ini.
Sebelumnya diatas sudah saya sampaikan bahwa pemilihan akses informasi interaktif dan searah merupakan pembeda generasi yang menggunakan internet secara konvensional atau tidak. Mungkin generasi baru lebih konvensional ke ihwal berbisnis, sedangkan generasi lama lebih sukan membaca banyak hal secara konvensional di media internet terutama handphone genggam atau menonton bertita di tv
Disinilah, permulaan empati generasi baru mulai hilang ditelan masifnya penggunaan internet untuk melakukan berbagai upaya komunikasi dan interaksi. Generasi lama, ketika melihat berita tentang bencana, orang miskin atau tidak mampu, dengan sangat serius membaca berita itu hingga menarik kesimpulan sendiri dan kadang mengadili diri bahwa mengapa mereka tidak bisa membantu dll membuktikan kuatnya empati genrasi.