Dalam memilih sahabat, janganlah sembarangan. Pilihlah teman yang baik-baik. Jika berteman dengan orang nakal, kita pun ikut nakal karena terbawa-bawa. Berteman dengan orang baik-baik dapat memberi pelajaran yang baik bagi kita.
Kata orang bijak, kalau kita berkawan dengan penjual minyak wangi, setidaknya kita akan kecipratan dan ikut berbau wangi. Apalagi kalau bergaul dengan ulama, sedikitnya keulamaannya akan kecipratan kepada kita.
- Usaha dan Rezeki
“Tapak jak
Urat menari
Meuna tajak
Na raseuki”
Artinya :
“Kaki melangkah
Urat menari
Kalau ada usaha
Tentu ada rezeki”
Ulasan :
Ungkapan ini menggambarkan bahwa orang yang rajin akan mendapatkan rezeki. Hal ini juga ditujukan untuk mendorong orang agar tidak hanya berpangku tangan untuk mendapatkan sesuatu. Ia harus bekerja seperti digambarkan dengan kata-kata “Kaki melangkah urat menari”. Berdo’a saja tidaklah cukup. Berusaha dan berdo’a barulah lengkap.
- Musyawarah
“Menyo na mupakat
Lampoh jeurat tapeugala”
Artinya :
“Kalau sudah sepakat
Tanah kuburan pun dapat digadaikan”
Ulasan :
Tanah kuburan, yang merupakan tanah umum, tidak pernah digadaikan orang. Apalagi, mustahil ada orang mau mengambil gadai karena tanah ini tidak difungsikan sebagai fungsi ekonomi. Dalam peribahasa di atas digambarkan bahwa hal yang hamper mustahil sekalipun, kalau sudah disepakati bersama dalam musyawarah, hal tersebut dapat saja dijalankan.
Di sini jelas bahwa fungsi musyawarah dan hasil musyawarah dalam bentuk mufakat atau solusi sangat berperan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
- Taat perintah guru