Mohon tunggu...
M. Haikal Kamil Bajuri
M. Haikal Kamil Bajuri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya M.Haikal Kamil Bajuri Mahasiswa UIN sultan maulana hasanudhin Banten Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perempuan, Lingkungan, dan Kekerasan: Ekofeminisme Sebagai Jalan Keluar

15 Mei 2024   21:45 Diperbarui: 15 Mei 2024   21:51 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu lingkungan dan kekerasan terhadap perempuan adalah dua masalah yang seringkali berjalan beriringan. Degradasi lingkungan tidak hanya merusak alam, tetapi juga memperburuk kondisi sosial, terutama bagi perempuan yang sering menjadi korban utama dari ketidakadilan lingkungan. Ekofeminisme, sebuah gerakan yang menghubungkan perjuangan feminis dengan kesadaran ekologi, menawarkan perspektif dan solusi yang dapat mengatasi kedua isu ini secara bersamaan.

 *Ekofeminisme: Sebuah Tinjauan Singkat* 

Ekofeminisme adalah cabang dari feminisme yang menyoroti hubungan antara eksploitasi lingkungan dan penindasan terhadap perempuan. Gerakan ini muncul pada akhir abad ke-20 dan mengkritisi bagaimana patriarki dan kapitalisme berkontribusi terhadap kerusakan alam dan ketidakadilan gender. Ekofeminisme melihat bahwa dominasi terhadap alam dan perempuan berasal dari struktur kekuasaan yang sama.

 *Perempuan dan Lingkungan* 

Perempuan sering memiliki hubungan yang lebih dekat dengan alam karena peran tradisional mereka dalam mengelola sumber daya alam seperti air, pangan, dan bahan bakar di banyak komunitas. Ketika lingkungan mengalami degradasi, perempuan adalah yang pertama merasakan dampaknya. Misalnya, kekurangan air bersih atau tanah subur memaksa perempuan untuk bekerja lebih keras dan menempuh jarak yang lebih jauh untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga mereka.

 *Kekerasan Terhadap Perempuan dalam Konteks Lingkungan* 

Kekerasan terhadap perempuan dapat berupa fisik, psikologis, ekonomi, dan ekologi. Dalam konteks lingkungan, perempuan seringkali menjadi korban kekerasan saat memperjuangkan hak atas tanah atau sumber daya alam. Konflik sumber daya sering kali mengarah pada intimidasi, pelecehan, dan kekerasan fisik terhadap perempuan. Selain itu, degradasi lingkungan juga dapat meningkatkan kerentanan perempuan terhadap kekerasan domestik karena tekanan ekonomi dan sosial yang meningkat.

 *Ekofeminisme sebagai Jalan Keluar* 

Ekofeminisme menawarkan pendekatan holistik yang mengintegrasikan keadilan lingkungan dan gender. Berikut adalah beberapa cara di mana ekofeminisme dapat menjadi solusi:

 *Pemberdayaan Perempuan:* Ekofeminisme mendorong pemberdayaan perempuan melalui pendidikan, kepemimpinan, dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan terkait lingkungan. Dengan memperkuat posisi perempuan dalam komunitas, mereka dapat lebih efektif dalam mengadvokasi perlindungan lingkungan dan hak-hak mereka.

 *Kebijakan Berbasis Gender dan Lingkungan:* Mengembangkan kebijakan yang mempertimbangkan dampak lingkungan dan gender secara bersamaan. Misalnya, program konservasi yang melibatkan perempuan secara langsung dapat memastikan bahwa kebutuhan dan perspektif mereka terakomodasi.

 *Pendekatan Komunitas:* Mendorong pendekatan berbasis komunitas yang inklusif, di mana perempuan memiliki peran aktif dalam menjaga lingkungan. Contoh keberhasilan dapat dilihat dalam gerakan-gerakan lokal di berbagai negara di mana perempuan memimpin inisiatif pelestarian lingkungan. 

 *Keadilan Sosial dan Ekologis:* Ekofeminisme menuntut perubahan struktural yang tidak hanya menargetkan eksploitasi alam tetapi juga ketidakadilan sosial yang dihadapi perempuan. Ini termasuk mengadvokasi hak atas tanah, sumber daya alam, dan akses terhadap teknologi hijau yang ramah lingkungan.

 *Studi Kasus : Gerakan Chipko di India :* 

Gerakan Chipko adalah contoh terkenal di mana perempuan memainkan peran utama dalam melindungi lingkungan mereka. Pada tahun 1970-an, perempuan di wilayah pegunungan Himalaya di India memeluk pohon-pohon untuk mencegah penebangan oleh perusahaan kayu. Gerakan ini tidak hanya melindungi hutan mereka tetapi juga menunjukkan kekuatan perempuan dalam gerakan lingkungan.

Ekofeminisme memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk memahami dan mengatasi hubungan antara degradasi lingkungan dan kekerasan terhadap perempuan. Dengan memberdayakan perempuan dan mengintegrasikan keadilan lingkungan dan gender dalam kebijakan dan praktik, ekofeminisme menawarkan jalan keluar yang berkelanjutan dan adil untuk masalah yang kompleks ini. Perempuan tidak hanya korban dari kerusakan lingkungan tetapi juga agen perubahan yang kuat dalam upaya pelestarian dan keadilan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun