Obrok Owok-Owok Ebrek Ewek-Ewek adalah naskah drama karya Danarto seorang sastrawan terkenal dan karyanya sangat berpengaruh di Indonesia. ia adalah penata pentas pagelaran teater Bengkel Teater Rendra, Teater Kecil Arifin C. Noer, pementasan-pementasan Ikranegara, dan pagelaran tari Sardono W. Kusumo.
http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Danarto
Naskah drama Obrok Owok-Owok, Ebrek Ewek-Ewek ini merupakan naskah drama yang mengungkapkan permasalahan yang terjadi pada masyarakat kini maupun pada masa bersamaan pembuatan naskah drama ini. Banyak permasalahan yang diangkat oleh penulis dalam naskah drama ini. Permasalahan konflik yang kalut antar masyarakat yang dihadirkan dalam drama sehingga membangkitkan kegembiraan bagi pembaca naskah maupun penonton drama.
Naskah drama ini memiliki sisi keindahan yang berbeda. Apabila dipentaskan drama ini akan membuat para penonton berkonsentrasi. Dialog yang terjadi antar tokoh dalam drama ini saling bersamaan meskipun berada pada latar yang berbeda. Latar yang berbeda ini juga ditempatkan dan dimainkan dalam satu panggung secara bersamaan. Hal ini menunjukan naskah drama ini merupakan refleksi dari kehidupan masyarakat saat ini dimana konflik setiap pribadi masyarakat akan cepat terdengar kepada masyarakat lain.
Selain itu, pada naskah drama ini penulis menempatkan berbagai masalah yang berbeda dalam satu panggung namun dengan setting yang berbeda namun dimainkan secara bersamaan. Hal ini kemudian tidak hanya dijadikan sebagai sajian yang berbeda dengan drama lain melainkan juga menjadi hiburan yang spesial bagi penonton.
Naskah drama ini banyak memberikan pengaruh terhadap pembaca atau penonton drama secara langsung. Hal ini mengundang keantusiasan para pembaca untuk membandingkan naskah drama maupun pementasan drama terhadap kehidupan nyata yang sedang dijalani. Sehingga dengan demikian ketika drama ini dipentaskan tidak ada kata sulit untuk memerankan setiap lakon dalam drama mengingat drama ini memiliki relevansi dengan kehidupan nyata kehidupan masyarakat pada umumnya.
Keunikan: Naskah Obrok Owok-Owok Ebrek Ewek-Ewek menjadi naskah yang menarik untuk dikaji karena judulnya yang tidak biasa. Judul Obrok Owok-Owok Ebrek Ewek-Ewek menjadi judul yang banyak dipertanyakan, karena tidak dikaetahui makna dan arti secara keseluruhan. Danarto berhasil menampilkan cerita yang tidak biasa dengan gaya pencitraan yang khas.
Ciri khas: Naskah Drama Obrok Owok-Owok Ebrek Ewek-Ewek dianggap menjadi naskah yang unik dan memiliki ciri khas tersendiri. Dalam naskah ini tidak terdapat prolog, maupun epilog dan catatan endorsement. Hal ini dikarenakan naskah ini merupakan naskah teater yang sengaja dipentaskan tanpa penonton.
Sinopsis drama Obrok Owok-Owok Ebrek Ewek-Ewek
Naskah Obrok Owok Owok Ebrek Ewek Ewek menceritakan kehidupan seorang mahasiswa seni rupa bernama Tomi yang menjalin hubungan dengan seorang juragan batik, Sumirah, tetapi di lain tempat dia juga menjalin hubungan dengan seorang mahasiswi kedokteran bernama Kusningtyas yang tak lain adalah putri kesayangan Profesor yang mengampunya dalam ujian kelulusan.
Maksud dari Tomi tentu saja bukan hanya maksud percintaan, tetapi juga maksud bisnis sekaligus maksud prestasi pendidikan yang dikejarnya. Namun, tak ada bangkai yang tak tercium baunya dan itulah yang menjadi konflik dalam cerita komedi ini.
Selain itu ada juga beberapa permasalahan yang diangkat dalam drama, namun tidak terlalu menonjol. Contohnya seperti pertentangan antara modernitas dan tradisionalitas yang disampaikan melalui beberapa tokoh. Dalam hal ini, dekonstruksi memainkan peranannya untuk menguliti teks-teks mapan yang telah diciptakan.
Dekonstruksi menentamg adanya ketimpangan yang berpihak hanya pada salah satu teks saja, misalnya berpihak pada modernitas dan menganggap modernitas lebih unggul dari tradisionalitas. Dengan dekonstruksi yang mengelupas teks-teks tersebut, maka akan didapatkan kebenaran yang tidak berat sebelah kepada salah satu pihak teks saja.
Kelemahan Tomi secara disadarinya berada pada pundak Slenthem, seorang tukang sapu Pasar Kliwon, yang mengetahui segala kelicikan yang dirancangnya. Karena itu dia selalu rajin membungkam mulut Slenthem dengan uang rokok agar tidak membocorkan segala perbuatannya.Â
Namun tanpa disadari Tomi, Slenthem justru mencari manfaat dalam keruwetan itu. Slenthem sendiri dalam naskah ini menjadi tokoh penting sekaligus juga narator. Pemeran Slenthem inilah yang berperan menaikan tensi cerita dengan celethuk-celethukannya yang berakhir dengan antusias penonton dalam menyaksikan pertunjukan semalam. Dan jika dilihat dari reaksi penonton semalam, pemeran Slenthem berhasil mendapatkan posisinya dalam panggung.
Karakter-karakter dalam cerita ini menggambarkan dua generasi berbeda yang hidup dalam masyarakat. Profesor mewakili generasi yang menjunjung tradisi sementara anaknya Kusningtyas dan Tomi mewakili generasi kontemporer.
Nasib batik yang diangkat dalam pementasan semalam ditarik kedalam cerita bersama masalah Tomi dengan Sumirah dan keluarga Profesor. Selain itu, nilai-nilai penghargaan terhadap tradisi juga diselipkan dalam dialog-dialog antara Profesor dengan Tomi.
Hal lain juga yang diangkat dalam pementasan semalam adalah bagaimana kedudukan sosial dalam tingkat masyarakat tidak dapat dijadikan cerminan perilaku mereka yang sebenarnya.
Hal-hal itu tampak dari bagaimana seorang Profesor yang berpendidikan tinggi atau seorang juragan batik yang makmur masih tergiur dengan hal-hal mistis seperti dukun dan pirantinya yang menawarkan kemudahan untuk menyelesaikan permasalahan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H