Selain itu ada juga beberapa permasalahan yang diangkat dalam drama, namun tidak terlalu menonjol. Contohnya seperti pertentangan antara modernitas dan tradisionalitas yang disampaikan melalui beberapa tokoh. Dalam hal ini, dekonstruksi memainkan peranannya untuk menguliti teks-teks mapan yang telah diciptakan.
Dekonstruksi menentamg adanya ketimpangan yang berpihak hanya pada salah satu teks saja, misalnya berpihak pada modernitas dan menganggap modernitas lebih unggul dari tradisionalitas. Dengan dekonstruksi yang mengelupas teks-teks tersebut, maka akan didapatkan kebenaran yang tidak berat sebelah kepada salah satu pihak teks saja.
Kelemahan Tomi secara disadarinya berada pada pundak Slenthem, seorang tukang sapu Pasar Kliwon, yang mengetahui segala kelicikan yang dirancangnya. Karena itu dia selalu rajin membungkam mulut Slenthem dengan uang rokok agar tidak membocorkan segala perbuatannya.Â
Namun tanpa disadari Tomi, Slenthem justru mencari manfaat dalam keruwetan itu. Slenthem sendiri dalam naskah ini menjadi tokoh penting sekaligus juga narator. Pemeran Slenthem inilah yang berperan menaikan tensi cerita dengan celethuk-celethukannya yang berakhir dengan antusias penonton dalam menyaksikan pertunjukan semalam. Dan jika dilihat dari reaksi penonton semalam, pemeran Slenthem berhasil mendapatkan posisinya dalam panggung.
Karakter-karakter dalam cerita ini menggambarkan dua generasi berbeda yang hidup dalam masyarakat. Profesor mewakili generasi yang menjunjung tradisi sementara anaknya Kusningtyas dan Tomi mewakili generasi kontemporer.
Nasib batik yang diangkat dalam pementasan semalam ditarik kedalam cerita bersama masalah Tomi dengan Sumirah dan keluarga Profesor. Selain itu, nilai-nilai penghargaan terhadap tradisi juga diselipkan dalam dialog-dialog antara Profesor dengan Tomi.
Hal lain juga yang diangkat dalam pementasan semalam adalah bagaimana kedudukan sosial dalam tingkat masyarakat tidak dapat dijadikan cerminan perilaku mereka yang sebenarnya.
Hal-hal itu tampak dari bagaimana seorang Profesor yang berpendidikan tinggi atau seorang juragan batik yang makmur masih tergiur dengan hal-hal mistis seperti dukun dan pirantinya yang menawarkan kemudahan untuk menyelesaikan permasalahan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H