PENDAHULUAN
 Jalan Lingkar Bawean (JLB) bukan sekadar seuntai paving, aspal, dan batu tetapi sebuah jalur yang mengikat komunitas-komunitas di berbagai penjuru pulau. Keberadaannya memiliki signifikansi yang tak terbantahkan dalam memfasilitasi mobilitas penduduk, transportasi barang, serta pengembangan sektor ekonomi lokal. Pertama-tama, sebagai jalur utama, JLB memungkinkan aksesibilitas antara desadesa, kecamatan, dan pusat-pusat aktivitas di seluruh pulau. Melalui jalan ini, masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan, pendidikan, dan fasilitas umum lainnya dengan lebih mudah. Ini berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup penduduk Bawean.
  Selain itu, JLB juga menjadi tulang punggung dalam distribusi barang dan komoditas. Baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk keperluan usaha, akses yang lancar melalui jalan ini sangat penting dalam menjaga kelancaran perekonomian lokal. Barang-barang pertanian, hasil perikanan, serta barang dagangan lainnya dapat diangkut dengan efisien ke berbagai pasar dan pelabuhan di pulau ini. Tidak hanya itu, JLB juga menjadi jalur vital bagi sektor pariwisata, yang semakin berkembang di pulau ini. Keindahan alam Bawean, mulai dari pantai pasir putih hingga hutan hijau yang lebat, menarik minat wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Akses yang baik melalui jalan ini memungkinkan pengembangan infrastruktur pariwisata serta pelayanan yang lebih baik bagi para pengunjung.Â
PERMASALAHAN
 Beberapa bulan terakhir ini, kerusakan Jalan Lingkar Bawean begitu signifikan terjadi. Hal ini tentunya memiliki dampak negatif bagi masyarakat Bawean. Kerusakan jalan ditunjukkan dengan perubahan bentuk permukaan jalan bisa terjadi sebagai dampak dari ketidakpatuhan terhadap regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah akan menyebabkan kerusakan struktural jalan. Kerusakan struktural juga disebabkan karena beban kendaraan yang tidak sesuai dengan kelas jalan.
 Penyebab kerusakan konstruksi Jalan Lingkar Bawean (JLB) dapat dikemukakan beberapa permasalahan yang perlu untuk dikaji, yaitu: 1. Proyek peningkatan jalan Sangkapura -- Tambak (Diponggo) yang tidak efektif dan terkesan serampangan; 2. Kendaraan pengangkut (truk) yang melebihi batas muatan; 3. Konstruksi Jalan Lingkar Bawean yang tidak matang dalam perencanaan maupun pembangunannya.Â
 Selain kerusakan jalan, permasalahan yang terjadi pada Jalan Lingkar Bawean adalah penerangan jalan yang kurang memadai. Kurangnya akses penerangan jalan di beberapa titik JLB akan rawan terjadi kecelakaan terutama di malam hari. Banyak warga yang mengeluh karena lampu jalan banyak yang tidak menyala, warga khawatir dan merasa takut saat melakukan perjalanan di malam hari. Oleh karena itu diperlukannya evaluasi agar pemerintah kembali memperbaiki jalan dan melengkapi penerangan jalan agar aktivitas Masyarakat Bawean lancar tidak ada hambatan baik di siang hari maupun di malam hari.Â
ANALISIS
 Salah satu program untuk mencapai tujuan negara yakni pembangunan infrastruktur yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan merupakan tanggung jawab negara. Infrastruktur yang sangat penting dan menentukan bagi keberhasilan pemerintah dalam melaksanakan tugas pokok salah satunya adalah jalan. Dari permasalahan yang sudah dipaparkan diatas, tentunya menuai beberapa catatan kritis yang perlu dipahami bersama karena dinilai tidak mengakomodir kepentingan dari kesejahteraan masyarakat Pulau Bawean.
a. Â Proyek Peningkatan Jalan Sangkapura -- Tambak (Diponggo) yang Tidak Efektif dan Terkesan Serampangan.