Mohon tunggu...
Haihai Bengcu
Haihai Bengcu Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hanya seorang Tionghoa Kristen yang mencoba untuk melakukan sebanyak mungkin hal benar. Saling MENULIS agar tidak saling MENISTA. Saling MEMAKI namun tidak saling MEMBENCI. Saling MENGISI agar semua BERISI. Saling MEMBINA agar sama-sama BIJAKSANA.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ancaman Freeport dan Agama Tiongkok Kuno

25 Februari 2017   16:34 Diperbarui: 26 Februari 2017   02:00 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemegang saham adalah Tuhan Yang Mahakuasa Freeport Indonesia. Manajemen itu nabinya. Karyawan adalah umat-Nya. Tindakan Freeport McMoran memaksa manajemen membunuhi karyawannya sadis sekali.

Pemerintah RI tidak berdaya karena secara hukum PHK boleh dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia (PTFI). Demo karyawan menuntut Pemerintah mendukung Freeport McMoran jangan dipahami sebagai egois dan tidak nasionalis karena itu masalah periuk nasi.

Bagaimana masyarakat harus menyikapinya dan apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah menghadapi persoalan PT. Freeport Indonesia?   

Agama Tiongkok Kuno

Itu sebabnya agama Tiongkok kuno tidak mengajarkan penyembahan kepada Tuhan (maha Tuan) Yang Mahakuasa karena bisa menimbulkan permusuhan dan pembunuhan sesama manusia bahkan pemusnahan alam semesta.

Dimulai dengan membujuk agar ikut menyembah. Sesama penyembah malah saling memaksa agar arah penyembahannya harus ke situ. Yang arahnya sama saling menganiaya karena melakukannya harus jam segini. Yang jamnya sama saling membunuh karena dahulu gurunya bilang begini.

Siapa yang berani menerima penyembahan penuh kebencian dan darah demikian? Itu sebabnya yang disembah sebagai Tuhan Yang Mahakuasa pun diam seribu bahasa ketika umat-Nya saling menista bahkan saling membunuh.

Tentu saja agama Tiongkok kuno membicarakan tentang keberadaan Yang Mahaesa namun tidak mengajarkan untuk menyembah-Nya. Sembahyang bukan upacara penyembahan untuk meninggikan atau  mengagul-agulkan “SIAPA” agar kita diberkati dan dianugerahi. Juga bukan pengakuan dosa agar diampuni, apalagi menjilat agar dilepaskan dari kutuk dan azab.

Itu sebabnya agama Tiongkok kuno tidak mengajarkan tentang sorga dan neraka. Di mana setelah mati para penyembah menerima pahala lalu dan alu hidup bahagia sampai selamanya di sorga. Sementara di nereka mereka yang tidak atau lalai menyembah dihukum kemudian diazab kekal selamanya.

Berkembang biak adalah kodrat makluk hidup. Berkuasa atas makluk hidup adalah kodrat manusia. Itu kehendak Yang Mahaesa. Kenapa si polan sakit TBC? Karena kuman TBC berkembang biak di dalam tubuhnya dalam rangka menggenapi kodratnya sementara dokter belum bertindak untuk menggenapi kodratnya untuk mengendalikan kuman TBC.

Ketika jatuh sakit si Polan tidak kena kutuk apalagi diazab oleh Yang Mahakuasa. Ketika sakit TBC si Polan sembuh, dokter tidak membuat muzizat apalagi Tuhan Yang Mahakuasa menjawab doanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun