Kenapa banyak orang Tionghoa yang membual bahwa hari Tahun Baru Imlek bukan hari besar agama Khonghucu namun hari pesta musim semi yang lalu menjadi adat istiadat alias kebudayaan orang Tionghoa?
Kongzi berkata, "Mereka yang melewati pintuku namun tidak mau memasuki ruanganku? Aku tidak akan menyesalinya. Mereka hanya orang-orang yang mencari perhatian untuk mendapat pujian dari orang-orang sekampungnya. Mereka adalah para pencuri kebajikan. Mengzi VIIB:37:7 – Jinxin xia
Orang-orang Tionghoa itu bukan penganut agama Khonghucu namun ingin merayakan Sincia (xīnnián 新年) artinya tahun baru, namun mereka sirik karena tahun baru Imlek adalah hari besar agama Khonghucu. Menurut saya yang Tionghoa Kristen ini, perilaku orang-orang Tionghoa demikian benar-benar mengenaskan. Ha ha ha ...
Pemerintah Indonesia Dan Tahun Baru Imlek
Pada tahun 2002 Presiden Megawati meresmikan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur nasional setelah tahun 2001 Presiden Abdurrahman Wahid alias Gudur meresmikannya sebagai hari libur fakultatif sementara tahun 1946, Presiden Soekarno menetap empat hari libur fakultatif bagi umat Khonghucu yaitu: Tahun Baru Imlek, Qingming (Cengbeng), hari lahir Khongcu dan hari wafat Khongcu.
Faktanya adalah Pemerintah Indonesia meresmikan hari Tahun Baru Imlek sebagai hari libur nasional agama Khonghucu. Pemerintah tidak menjadikannya hari libur nasional adat istiadat orang Tionghoa.
Kalender Imlek
Baginda berkata, "Ingatlah! Kalian, Xi dan He, satu tahun terdiri dari tiga ratus enam puluh enam hari. Dengan membandingkan bulan berulang (runyue 閏月) dengan keempat musim maka genaplah satu tahun. Demikianlah beratus puluh ratus (libai 厘百) pekerjaan dilaksanakan dan tujuan digenapi dengan gemilang. Shujing I:I:8 - Yaodian
Kita tidak tahu sejak kapan namun kitab Shujing mencatat bahwa raja Yao (2356 SM – 2255 SM) sudah menggunakan kalender Imlek yaitu kombinasi kalender matahari dan bulan yang perhitungannya sangat sederhana namun akurat.
Dalam kalender Imlek satu tahun terdiri dari 366 hari dan 12 bulan. Satu bulan lamanya 30 hari. Tambahan 6 hari dalam setahun namanya runyue (bulan tambahan atau kabisat). Satu tahun terdiri dari 4 musim (semi, panas, gugur dan dingin). Masing-masing musim dibagi 3 bulan yaitu: Permulaan musim, pertengahan musim dan akhir musim. Dengan mengukur panjangnya (lamanya) siang dan malam maka diketahuilah hari pertengahan musim.
Pertengahan musim semi adalah saat siang dan malam sama panjangnya. Dalam kalender Masehi tanggal 5 April (4 April dalam tahun kabisat). Itulah hari Qingming (Cengbeng), hari berziarah ke kuburan.
Pertengahan musim panas adalah saat siang terpanjang dan malam terpendek. Dalam kalender Masehi tanggal 21 Juni. Itulah hari Pehcun (hari dayung perahu), hari makan bakcang.
Pertengahan musim gugur adalah saat malam dan siang sama panjangnya. Dalam kalender Masehi tanggal 23 September. Pada bulan itu, tanggal 15 bulan delapan kalender Imlek, merayakan hari pertengahan musim gugur atau hari makan kue bulan.
Pertengahan musim dingin adalah saat siang terpendek dan malam terpanjang. Dalam kalender Masehi tanggal 22 Desember, hari makan onde.
Hari Tahun Baru Tionghoa Dari Abad Ke Abad
Kerajaan Xia 夏berkuasa selama 470 tahun (2070 SM – 1600 SM), menjadikan hari pertama musim semi sebagai hari tahun baru.
Kerajaan Shang 商berkuasa 554 tahun (1600 SM - 1046 SM), menjadikan hari terakhir musim dingin sebagai hari tahun baru. Tradisi makan malam sebelum tahun baru orang Tionghoa ini dalunya adalah tahun baru kerajaan Shang.
Kerajaan Zhou 周berkuasa 962 tahun (1066 SM - 221 SM), menjadikan hari terpendek dalam satu tahun di musim dingin sebagai hari Tahun Baru. Yang saat ini dirayakan sebagai hari makan onde atau hari tambah umur (22 Desember) adalah hari tahun baru kerajaan Zhao.
Pada tahun 104 SM, Han Wudi 漢 武帝 kaisar ke 6 Dinasti Han menetapkan: Agama Khonghucu sebagai agama negara, kalender Xia menjadi kalender resmi, Tahun kelahiran Khonghucu sebagai tahun pertama dan menjadikan hari pertama musim semi sebagai hari Tahun Baru Imlek. Tanggal satu bulan satu.
Hari Besar Agama Khonghucu
Orang-orang yang menyatakan Tahun Baru Imlek bukan hari besar agama Khonghucu namun hari pesta musim semi orang Tionghoa? Menuduh umat Khonghucu menyalib di tikungan lalu menjadikan Tahun Baru Imlek sebagai hari besar agama Khonghucu?
Mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, sebagai seorang Tionghoa Kristen saya menyatakan bahwa orang-orang tersebut di atas adalah para pencuri kebajikan yang asal pentang bacot mencari pujian namun tidak berpengetahuan.
Bangsa Tionghoa bukan bangsa liar atau bangsa biadab. Mereka adalah bangsa beradap yang memiliki 7000 tahun kebudayaan dan 5000 tahun sejarah. Mungkin kebudayaan mereka bukan yang paling tua namun kebudayaan Tionghoa adalah satu-satunya kebudayaan tertua di dunia yang bertahan sampai hari ini.
Hari Tahun Baru Imlek bukan hari orang-orang Tionghoa piknik bareng di musim semi lalu diwariskan dari generasi ke generasi sehingga menjadi adat istiadat yang ujug-ujug disebut hari Tahun Baru Imlek. Hari Tahun Baru Imlek adalah hari besar agama Khonghucu yang diresmikan oleh kaisar Han Wudi dari dinasti Han yang lalu diwariskan dari generasi ke gerenasi sampai hari ini.
Karena Tahun Baru Imlek adalah hari besar agama Khonghucu lalu siapa saja yang boleh merayakannya? Agama Khonghucu adalah agama bagi semua. Agama Tiandidao 天地道 artinya JALAN Yang Mahatinggi dan Yang Maharendah. Agama ini tidak memerlukan PENGAKUAN IMAN atau SAHADAT. Kalau memang harus ber-SAHADAT maka PeNGaKuaN ImAn umat Khonghucu adalah REN 仁 artinya peri kemanusiaan alias HaK ASASI manusia.
#SejarahImlek #TahunBaruImlek #SinciaImlek #Kiongsi #GongxiFacai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H