Mohon tunggu...
Haihai Bengcu
Haihai Bengcu Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hanya seorang Tionghoa Kristen yang mencoba untuk melakukan sebanyak mungkin hal benar. Saling MENULIS agar tidak saling MENISTA. Saling MEMAKI namun tidak saling MEMBENCI. Saling MENGISI agar semua BERISI. Saling MEMBINA agar sama-sama BIJAKSANA.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kudeta Mei 98?

25 Mei 2016   14:28 Diperbarui: 25 Mei 2016   14:54 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suhu hai hai pun berkata, “Meskipun cerdik namun tindakan mencegat di tikungan lalu berlagak pemimpin perjuangan reformasi demikian adalah pepesan kosong.”

Karena gagal menyerang istana maka Forkot pun bergerak kembali ke gedung MPR. Saat itu mahasiswa pun saling meyakinkan bahwa presiden adalah mandataris MPR dan MPR adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat. Itu sebabnya tindakan yang benar adalah memberi amanat kepada MPR untuk melengserkan Soeharto. Bukan menyerang Istana.  Itu sebabnya mahasiswa pun bertekad tetap menguasai gedung MPR dan melupakan istana.

Banyak mahasiswa yang saat itu pun mengejek, “Melakukan demontrasi sejuta umat di Monas dengan Amin Rais? Tak U U ya!”

Kudeta Mei 98

Pada tanggal 12 Mei 1998 di Jakarta hanya ada 3 kompi alias 540 – 600 prajurid Kostrad. Meskipun tidak diizinkan oleh Mabes ABRI (Panglima) namun Prabowo menggerakkan pasukan Kostrad atas biaya sendiri sehingga pada tanggal 16 Mei 1998, minimal ada 20 batalion alias 14.000 - 20.000 prajurid Kostrad gentayangan di Jakarta. Kompi jumlahnya 180-200 prajurit. Batalion jumlahnya 700-1.000 prajurit.

Pada waktu yang bersamaan Danjen Kopassus juga menggerakkan ke 4 grup pasukan Kopassus ke Jakarta tanpa perintah Mabes ABRI (Pangab).

“Bukankah tindakan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menggerakan pasukan tanpa izin Mabes ABRI (Panglima)  namanya kudeta?”

“Bukankah tindakan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) menggerakan pasukan tanpa izin Mabes ABRI (Panglima) namanya kudeta?”

Mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, bukankah karena Panglima ABRI dikudeta oleh Pangkostrad dan Danjen Kopassus, itu sebabnya Presiden alias Panglima Tertinggi NKRI mengeluarkan Inpres No 16 Tahun 1998 tentang Panglima Komando Operasi Keamanan dan Keselamatan Nasional?

Lenong Demonstrasi Sejuta Umat

Kivlan Zen mengaku mati-matian mencegah demonstrasi yang digalang Amien Rais, Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah, pada 20 Mei di kawasan Monas. Dia mengaku memerintahkan pasukannya membawa peluru tajam untuk menghadang massa. ”Saya sempat meminta Prabowo menemui Amien agar membatalkan niatnya. Jika tidak, dia bisa ditembak anak buah saya atau saya tangkap,” ujar Kivlan kepada Tempo. Dia juga mengatur agar tank dan panser ditempatkan di pusat kota. ”Lindas mereka yang memaksa masuk Monas dengan tank!,” ujar Kivlan kepada pasukannya saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun