Shalat merupakan ibadah dalam bentuk perkataan dan perbuatan tertentu dengan menghadirkan hati secara ikhlas dan khusyu', dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, ia disebut shalat karena menghubungkan seorang hamba kepada penciptanya, shalat merupakan perwujudan, penghambaan, dan kebutuhan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian, shalat bisa menjadi sarana untuk memohon pertolongan dalam mengatasi segala macam kesulitan yang dihadapi manusia dalam perjalanan hidupnya, seperti yang tertulis dalam firman Allah dalam Surah Al-Baqarah yang berbunyi:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ ١٥٣
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan kesabaran dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah : Ayat 153)
1. Dimensi-Dimensi Shalat
Shalat memiliki dua dimensi, yaitu dimensi lahir dan dimensi batin.
Dimensi Lahir
Dimensi lahir shalat adalah dimensi yang didefinisikan oleh ulama fikih sebagai ibadah khusus, yang terdiri dari bacaan dan gerakan, dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan ucapan salam
Dimensi Batin
Dimensi batin dalam shalat merujuk pada suasana hati yang mencakup perasaan dan aspek rohani saat melaksanakan shalat. Jadi, dimensi batin dalam shalat, berkaitan dengan al-zawq dan al-rhi, yakni emosi dan spiritual. Dimensi batin shalat terdiri dari lima komponen pokok, yakni tawajuh, munajat, istislam, ikhlas, dan khusyuk.
Dengan demikian, dimensi-dimensi dalam shalat dalam islam, baik secara lahir dan batin terdiri dari tujuh komponen pokok, yaitu bacaan, gerakan, tawajuh, munajat, istislam, ikhlas, dan khusyuk.
2. Shalat Menguatkan Hubungan Hamba Dengan Allah, Manusia, Dan Alam
Shalat merupakan hubungan yang luar biasa antara hamba dengan Allah SWT, serta membawa dampak positif dalam hubungan dengan manusia, dan alam. Ketika seseorang shalat, itu tidak hanya sekadar kewajiban ritual saja, melainkan sebagai momen refleksi dan penghubung yang mendalam dengan Sang Pencipta. Dalam shalat, seorang hamba mengingat tuhannya serta segala dosa yang telah dilakukannya, sehingga shalat menjadi wadah untuk menyampaikan segala masalah yang dihadapi, memohon ampunan, dan menjadi bukti ketaatan dan penyerahan diri seorang hamba yang menyadari bahwa hidupnya hanya diperuntukkan untuk Allah SWT.
3. Pendidikan Akhlak Dalam Shalat Perorangan
Pendidikan akhlak dalam shalat perorangan merupakan salah satu aspek penting yang diajarkan dalam Islam. Melalui shalat, seorang Muslim tidak hanya melaksanakan ibadah fisik saja, tetapi juga membangun karakter dan akhlak yang mulia. Beberapa nilai pendidikan akhlak dalam shalat perorangan yaitu:
A. Menanamkan nilai-nilai kesucian, baik lahir ataupun batin
B. Menanamkan nilai-nilai kerendahan hati
C. Menanamkan nilai-nilai kedisiplinan serta mengatur ritme kehidupan yang se- laras, serasi, dan seimbang
D. Meningkatkan kualitas rohani agar menjadi muqarrabun (manusia yang dekat dengan Allah SWT)
E. Meningkatkan keterpaduan antara fisik, hati, dan jiwa
4. Pendidikan Akhlak Dalam Shalat Berjama'ah
Shalat berjamaah termasuk salah satu keistimewaan yang diberikan secara khusus bagi umat islam. Shalat berjama"ah mengajarkan nilai-nilai pembiasaan diri untuk taat, bersabar, berani, dan tertib, serta memiliki nilai sosial yang berfungsi untuk menyatukan hati dan mempererat ikatan. Beberapa nilai pendidikan akhlak dalam shalat berjama'ah yaitu:
A. Mendidik umat islam bahwa imam shalat berjama'ah (itu) berasal dari jamaa'ah terbaik diantara mereka (dari segi kualitas bacaan, keilmuwan, ketakwaan, dan amal sosial)
B. Mendidik umat islam untuk menaati imam, selama imam mengikuti aturan shalat dengan benar
C. Untuk menyadarkan umat islam, bahwa mereka tidak hidup sendiri, tetapi bersama dengan saudara sesama muslim lainnya
D. Untuk menyadarkan umat islam bahwa masjid bukan hanya tempat untuk shalat saja, melainkan sebagai sarana dan prasarana sosial lainnya untuk berbagi, berkolaborasi, dan memperkuat persaudaraan sesama kaum muslimin dalam pengembangan ketakwaan dan pemberdayaan kualitas ekonomi, kesehatan, dan pendidikan kaum duafa.
Kesimpulan
Shalat merupakan rukun islam yang kedua, karena kewajibannya didapat langsung oleh Nabi Muhammad SAW. dari Allah SWT, Tanpa perantara ketika beliau mi'raj ke sidratul muntaha, dan ibadah shalat itu merupakan suatu amal yang pertama kali akan di hisab oleh Allah SWT, sehingga jika shalat kita sempurna, maka ada harapan amal kita akan diterima oleh Allah SWT. Dan sebaliknya, jika shalat kita tidak sempurna dan terdapat kekurangan, maka semua amal kita tidak di terima oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
إِن أَوَّل مَا يُحَاسَبُ مِنَ الْعَبْد يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ، فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُ
عَمَلِهِ وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ ( رواه الطبراني )
Artinya: "Sesungguhnya pertama kali yang akan di hisab dari amal seorang hamba adalah Shalat, jika sempurna shalatnya, maka akan sempurna pula semua amalnya. Dan jika rusak shalatnya, maka akan rusak pula semua amalnya." (HR.Tabrani)
Wallahu'alam Bis showaf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H