Mohon tunggu...
Haidar Tanaya
Haidar Tanaya Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang pencari wawasan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa PPG Prajabatan Sejarah Mengenalkan Sejarah Lokal Kota Semarang di Panti Asuhan Darul Hijrah melalui Pembuatan Produk Kreatif

24 Agustus 2024   00:04 Diperbarui: 24 Agustus 2024   00:32 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Foto Bersama Produk Hasil Kegiatan/dokpri

           

Sejarah merupakan hal yang penting dan sudah seyogyanya diketahui oleh masyarakat dari berbagai lapisan dan golongan. Sejarah sebagai ingatan kolektif masyarakat memiliki fungsi membangun identitas dan rasa kepemilikan masyarakat terhadap masa lalu, baik dalam hal kebudayaan, sosial, maupun berbagai peristiwa penting lainnya. Sejarah sebagai sesuatu hal yang penting untuk dipelajari pada kenyataannya hanya diajarkan melalui saluran formal, yaitu sekolah. Sejarah sangat jarang diajarkan atau disosialisasikan dalam ruang-ruang publik dan lapisan masyarakat di luar tembok sekolah. 

Sebuah ironi dikarenakan di balik pentingnya sejarah namun hanya diajarkan secara terbatas. Bergerak dari fenomena tersebut, mahasiswa PPG Prajabatan Pendidikan Sejarah melakukan bentuk pengabdian ke panti asuhan sebagai bentuk pengamalan pengetahuan sekaligus mengimplementasikan proyek kepemimpinan yang diamanatkan oleh pemerintah. Sebagai mahasiswa yang dibekali pengetahuan dan pendidikan pedagogis, maka pengajaran yang dilakukan terhadap anak-anak panti tidak bersifat kaku, melainkan penuh keceriaan melalui pembuatan produk kreatif berupa buku pop-up, diorama, miniatur, dan flashcard.

Pengabdian yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa PPG Prajabatan Pendidikan Sejarah memiliki fokus pada pengenalan sejarah lokal Kota Semarang. Pengangkatan tema Sejarah Lokal Kota Semarang sendiri sangat tepat mengingat sejarah lokal merupakan sejarah yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat daerah tempat sejarah tersebut berasal. Selain itu, pemilihan sejarah lokal juga terinspirasi pada pendekatan pembelajaran sejarah yang bersifat kontektual dan berbasis CRT (Culturally Responsive Teaching), yaitu pembelajaran sejarah yang mengangkat konteks sosial-budaya di lingkungan sekitar. 

Adapun pemilihan cara penyampaian materi yang menggunakan pembuatan produk kreatif bertujuan menumbuhkan kreativitas sekaligus menjadi sarana yang menyenangkan sehingga penyampaian materi tidak membosankan dan monoton. Pemilihan produk seperti buk pop-up, diorama, miniatur, dan flashcard didasarkan pada kemudahan bahan yang dapat diperoleh serta dalam pembuatannya dapat melatih kekompakan dan kreativitas.

Kegiatan pengabdian dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Juli 2024 bertempat di Panti Asuhan Darul Hijrah, Gunungpati, Kota Semarang. Pelaksanaan kegiatan ini dibuka dengan sambutan dari ketua panitia dan pengasuh panti asuhan. Kegiatan ini disambut antusias oleh pengasuh panti asuhan, Ustadz Muali. Antusiasme beliau ditunjukkan dalam sambutannya yang menyambut positif adanya kegiatan yang diadakan oleh kelompok mahasiswa PPG. 

Beliau melalui sambutannya juga mengucapkan pentingnya belajar sejarah dikarenakan melalui sejarah selain mengetahui masa lalu juga memperkuat identitas. Beliau mencontohkan melalui belajar sejarah keislaman seperti dakwah walisongo, sejarah daerah, dan lain sebagainya. Acara pembukaan ditutup dengan serah terima donasi buku dari kelompok mahasiswa PPG kepada pihak panti asuhan yang diwakili Ustadz selaku pengasuh.

Selepas acara pembukaan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pengenalan sejarah lokal sebagai kegiatan inti. Kegiatan pengenalan dan penyampaian materi dilakukan dalam dua sesi. Sesi pertama adalah pengenalan secara lisan, sedangkan sesi kedua melalui pembuatan produk kreatif. Pengenalan secara lisan pada sesi pertama dilakukan dengan membagi peserta ke dalam empat kelompok sesuai dengan jumlah pos materi yang dibuat, yaitu Pos Sejarah Kereta Api di Semarang (Pos 1), Pos Sejarah Masjid Layur (Pos 2), Pos Pertempuran Lima Hari Semarang (Pos 3), dan Pos Fakta-Fakta Unik Kota Semarang (Pos 4).

 Pembagian tema ini didasarkan pada periodisasi sejarah Kota Semarang yang ditarik dari masa islam dengan pembahasan Masjid Layur, masa kolonial dengan bahasan Sejarah Kereta Api, masa kemerdekaan yang ditandai dengan pembahasan Pertempuran Lima Hari Semarang, dan masa kini yang lekat dengan tempat-tempat wisata dengan bahasan Fakta-Fakta Unik Kota Semarang.

Gambar: Produk Miniatur Masjid Layur/dokpri
Gambar: Produk Miniatur Masjid Layur/dokpri

Sesi pertama ini setiap kelompok mendatangi setiap pos secara bergiliran. Sesi pertama dilakukan dengan metode ceramah yang disertasi diskusi dan tanya jawab, tak jarang juga diiringi gelak tawa karena penyampaian dilakukan dengan cair alias tidak kaku. Pada sesi pertama ini setiap pos memiliki keunikan dalam penyampaian sehingga memberikan chemistry yang mampu mendekatkan suasana batin antara mahasiswa dengan anak-anak panti. Tampak beberapa anak panti sangat antusias dalam melontarkan pertanyaan kepada mahasiswa yang menjadi pemateri. Sesi pertama berlangsung selama kurang lebih satu jam. Setelah sesi pertama selesai, dilanjutkan sesi kedua, yaitu pembuatan produk kreatif. 

Pembuatan produk kreatif ini dilakukan sesuai kelompok yang sudah dibentuk. Satu kelompok hanya membuat satu produk kreatif yang didampingi oleh masing-masing penanggung jawab dari mahasiswa. Pembuatan produk kreatif berlangsung selama kurang lebih tiga jam hingga azan zuhur berkumandang. Selama proses pembuatan produk kreatif, tampah anak-anak panti sangat aktif dan menunjukkan sisi kreativitasnya.

Sebagai acara penutup yang dilakukan selepas ishoma, dilaksanakan acara permainan dengan tiga game yang berbeda, yaitu menulis menggunakan spidol yang diikat, kemudian estafet kata, dan tebak kata dengan memperagakan. Selama acara permainan, anak-anak tampak menunjukkan kegembiraan. Beberapa bahkan tertawa lepas karena melihat aksi kocak dari teman-temannya. Dalam game ini pun beberapa mahasiswa juga ikut memeriahkan dan meramaikan suasana sehingga acara benar-benar cair dan menyenangkan. Acara permainan berlangsung kurang lebih 90 menit yang kemudian ditutup dengan pembagian hadiah. Pembagian hadiah tidak didasarkan pada pemenang, tetapi didasarkan pada kategori teramai, terasyik, terunik, dan terkompak. Tak lupa menandai ditutupnya acara, para mahasiswa mengajak anak-anak panti untuk berfoto bersama.

Gambar: Kebersamaan Bersama Produk Diorama/dokpri
Gambar: Kebersamaan Bersama Produk Diorama/dokpri

Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa ini memiliki beberapa manfaat: (1) Mengenalkan dan memperkuat sejarah lokal Kota Semarang sebagai suatu identitas; (2) Mengembangkan kreativitas anak-anak panti di tengah gelombang digitalisasi yang berdampak pada cara berpikir serba instan; (3) Menambah pengalaman baru bagi mahasiswa terkait metode pengajaran sejarah yang menyenangkan dan di luar pendidikan formal; (4) Melatih rasa kepedulian (empati) terhadap kondisi sosial di lingkungan sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun