Mohon tunggu...
Haidar Tanaya
Haidar Tanaya Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang pencari wawasan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa PPG Prajabatan Sejarah Mengenalkan Sejarah Lokal Kota Semarang di Panti Asuhan Darul Hijrah melalui Pembuatan Produk Kreatif

24 Agustus 2024   00:04 Diperbarui: 24 Agustus 2024   00:32 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Foto Bersama Produk Hasil Kegiatan/dokpri

Pembuatan produk kreatif ini dilakukan sesuai kelompok yang sudah dibentuk. Satu kelompok hanya membuat satu produk kreatif yang didampingi oleh masing-masing penanggung jawab dari mahasiswa. Pembuatan produk kreatif berlangsung selama kurang lebih tiga jam hingga azan zuhur berkumandang. Selama proses pembuatan produk kreatif, tampah anak-anak panti sangat aktif dan menunjukkan sisi kreativitasnya.

Sebagai acara penutup yang dilakukan selepas ishoma, dilaksanakan acara permainan dengan tiga game yang berbeda, yaitu menulis menggunakan spidol yang diikat, kemudian estafet kata, dan tebak kata dengan memperagakan. Selama acara permainan, anak-anak tampak menunjukkan kegembiraan. Beberapa bahkan tertawa lepas karena melihat aksi kocak dari teman-temannya. Dalam game ini pun beberapa mahasiswa juga ikut memeriahkan dan meramaikan suasana sehingga acara benar-benar cair dan menyenangkan. Acara permainan berlangsung kurang lebih 90 menit yang kemudian ditutup dengan pembagian hadiah. Pembagian hadiah tidak didasarkan pada pemenang, tetapi didasarkan pada kategori teramai, terasyik, terunik, dan terkompak. Tak lupa menandai ditutupnya acara, para mahasiswa mengajak anak-anak panti untuk berfoto bersama.

Gambar: Kebersamaan Bersama Produk Diorama/dokpri
Gambar: Kebersamaan Bersama Produk Diorama/dokpri

Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa ini memiliki beberapa manfaat: (1) Mengenalkan dan memperkuat sejarah lokal Kota Semarang sebagai suatu identitas; (2) Mengembangkan kreativitas anak-anak panti di tengah gelombang digitalisasi yang berdampak pada cara berpikir serba instan; (3) Menambah pengalaman baru bagi mahasiswa terkait metode pengajaran sejarah yang menyenangkan dan di luar pendidikan formal; (4) Melatih rasa kepedulian (empati) terhadap kondisi sosial di lingkungan sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun